Pembalasan

105 6 0
                                    

Baru memasuki halaman rumah, Lani sudah berdebar-debar. Dia melihat rumput hijau dan kursi teras tempat biasa ia termenung seorang diri. Rasa rindunya terobati. Seorang gadis kecil sudah berdiri di pojok halaman itu, senyum lebar dan mata yang berbinar menunjukkan betapa bahagianya ia menyambut kakak tersayangnya pulang. Kakinya loncat-loncat dengan bertepuk tangan. Mesin mobil berhenti, Yumna berlari menghampiri. Lani membuka pintu mobil, dengan wajah ceria ia menyambut pelukan Yumna. Mereka lantas segera masuk ke dalam rumah. Sudah ada yang lainnya menunggu kedatangan Lani. Ambar, Yusuf, Malik, dan bibi tentunya orang-orang yang sangat merindukannya. Pertemuan yang mengharukan, dilanjut dengan makan malam bersama. Ambar dan bibi sudah memasak menu istimewa dengan porsi besar.

"Mmmm, bebek goreng sambal Lamongan aku kangeeeen banget...." Lani menarik kursi makan dan segera duduk menghadap hidangan yang sudah menggoda.

Semua tertawa, duduk bersama di meja panjang. Bertukar cerita, mengganti waktu bersama yang pernah hilang.

Di sisi lain.

Bara menghentikan mobilnya di depan bangunan dan tak sabar turun mengetuk pintu. Bu Peni membukanya.

"Sore Bu," Bara tersenyum pada Pengurus panti itu.

"Nak Bara?? Ada apa? Lani baru saja pergi" Bu Peni seakan tahu maksud dan tujuan kedatangan Bara.

"Pergi? Ke mana Bu?"

"Pulang bersama dua temannya."

Pulang?? Sebuah kata yang membuat Bara tersenyum senang. Tanpa pikir panjang, langkahnya berbalik pulang.

***

Tiga gadis cantik itu berjalan dengan senyuman menuju sebuah rumah makan. Ada sebuah pertemuan yang ingin Lani datangi . Rasanya ingin menuntaskan sesuatu yang selama ini mengganjal di hatinya. Terlihat seorang anak muda sedang berdiri dengan pidatonya disaksikan oleh para mahasiswa beralmamater biru. Tepuk tangan meriah menutup pidato perpisahannya sebagai mantan ketua BEM yang baru saja di wisuda kemarin.
Tepuk tangan yang cukup kencang juga Lani berikan padanya dengan bibir tersenyum. Semua orang terkejut dan menengokkan wajah mereka ke arah Lani.
Varo berdiri. Dengan tenang Lani berjalan mendekat pada laki-laki yang mencoba tersenyum padanya. Lalu..

BYURRRR...
Satu gelas jus merah jambu Lani lemparkan ke wajahnya, sontak membuat semua yang hadir kaget. Beberapa dari mereka sampai berdiri. Tentu saja yang paling terkejut adalah Varo sendiri. Wajahnya memerah malu mendapat surprise mengesankan ini dari Lani. Matanya menatap tajam pada Lani yang bertepuk tangan.
Dua orang menyusul dengan tawa yang ringan. Renata, Marina berdiri di samping Lani, menikmati pemandangan paling memalukan bagi Varo hari ini.

"Selamat siang semua.. maaf merusak acara kalian. Tapi siang ini saya mau mengucapkan selamat pada mantan ketua BEM kalian yang paling terhormat ini. Oiya satu lagi, saya juga mau kasih kabar kalau beliau ini sebentar lagi akan menikah dan punya anak loh. Hebat kan!!" Dengan lantang Lani berbicara sambil menunjuk Marina dan perut buncitnya.

Semua orang mengeluarkan suara kaget mereka. Tak menyangka sosok idola yang selama ini menjadi panutan banyak mahasiswa diam-diam sudah menghamili anak gadis orang.

"Apa-apaan kalian??" Tangan Varo mengepal menantang ketiga gadis itu.

"Wow, sabar pak gak perlu marah." Lani menatap mata Varo yang sudah murka,"Gue udah tahu semuanya. Gue bisa aja laporin lu ke polisi untuk kasus kemarin karena lu pelaku yang udah nyebarin video itu. Tapi gue gak akan laporin kok karena lu udah mau tanggung jawab sama Marina."

Varo menurunkan amarahnya saat melihat semua orang merekam kejadian itu. Dalam hati Lani cukup puas sudah mempermalukan Varo di depan umum. Semua berkat ide Marina saat di panti kemarin. Ia menawarkan ide ini padanya untuk membalaskan kekesalan Lani pada Varo, asalkan Lani mau ikut pulang dengan mereka.

Love in Trap (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang