E18

56 8 3
                                    

Hati-hati ada typo

Happy reading

.
.

Terhitung sudah satu bulan sejak kejadian buruk menimpa Inyeop, dan tidur dia juga sudah mulai teratur, tidak ada lagi mimpi buruk yang datang ketika Inyeop tidur di tengah malam, yang membuat dia harus bergadang karena terbangun dari tidur dia

Inyeop saat ini sedang bersantai, di taman dengan adiknya, dan benar saja baru satu bulan sejak dia mengejek tinggi badan adiknya sekarang dia menjadi semakin tinggi, bahkan sudah melebihi tinggi dia, secepat itu kah?

Tiba-tiba Inyeop merasa sangat mual, dengan segera dia berjongkok di pinggir taman, Bomin menghampiri kakaknya dengan panik dan memijat tengkuk dia, dengan keras dia berteriak untuk mengambilkan air dan minyak telon, mungkin saja kakaknya masuk angin

Orang-orang di mansion ini segera berlarian menghampiri Bomin yang berteriak dengan panik, mereka tidak pernah mendengar Bomin sepanik ini

Segera minyak telon dan air minum hangat datang dan di simpan di meja, Bomin memapah kakaknya, Inyeop agar duduk kembali di kursi taman

Dengan lemah Inyeop duduk, dan menerima air hangat yang di berikan oleh Bomin, dia juga membiarkan Bomin memakaikan minyak telon ke perut dan dadanya

Muncul rasa takut di hati Inyeop, dia merasakan hal buruk, apakah?

Dering telpon berbunyi, Bomin segera membubarkan masa yang datang berkumpul karena teriakan panik Bomin, Inyeop mengambil handphonenya yang berdering, itu dari dokter yang memeriksanya dua Minggu lalu

Dengan tangan yang gemetaran Inyeop mengangkat telpon dan menyimpan handphonenya di telinga dia, mencoba mendengarkan apa yang akan di katakan dokter dia

"Halo, selamat pagi tuan, sepertinya ada sedikit kesalahan dari hasil yang kita buat, walaupun masih lemah tapi itu ada, mungkin karena masih berumur terlalu muda membuat test tidak bekerja, tapi saat saya melihat lagi semua data, bisa saya pastikan bahwa anda sedang hamil satu bulan, selamat tuan"

Bagai petir di langit yang cerah, itu mengagetkan Inyeop, dia tidak tahu harus menjawab apa, dia sangat terkejut, hanya sekali saja dan kecebong milik Dohyun sudah jadi di rahimnya, yang berarti sperma Dohyun memang bagus kualitasnya

Tanpa menjawab inyeop mematikan telpon dan melamun, apa yang harus dia lakukan?

Gugurkan saja anak ini?

Tapi, dia tidak salah apapun?

Tapi, Inyeop belum siap untuk menjadi orang tua, dia saja kekurangan kasih sayang orang tua, dia tidak ingin anaknya merasakan hal yang sama seperti dirinya

Bomin dengan perlahan duduk di sebelah kakaknya, memegang tangan dia erat, memberikan kekuatan

"Kakak kenapa?" Tanya Bomin menatap Inyeop cemas

"Haruskah aku panggilkan ayah?" Tanya Bomin lagi

Inyeop menatap Bomin dan dengan lemas menggelengkan kepalanya, Inyeop berpikir, bagaimana dia menceritakan hal ini ke ayahnya?

Apakah dia akan sanggup?

"Bantu kakak ke kamar" ucap Inyeop, meminta tolong ke Bomin

Dengan sigap Bomin membopong kakaknya, Inyeop kaget, maksud dia bantu untuk dituntun bukan digendong, tapi Inyeop tidak menolak dia menyenderkan kepalanya di dada Bomin, dia masih lemas jadi mendapatkan bantuan seperti ini dia tidak akan menolak

Sampai di kamar Inyeop, Bomin merebahkan tubuh kakaknya perlahan di kasur, tidak sia-sia dia selalu pergi ke gym, dia bisa menggendong kakaknya dengan mudah, wajah Bomin tersenyum dengan bangga, Inyeop yang melihat itu hanya mengusap rambut dia, dan dengan patuh Bomin duduk di sisi Inyeop seperti anak anjing

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EnvyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang