bab 14: gelombang perubahan

2 2 5
                                    

Pagi pun tiba
Persiapan pernikahan Caca dan Ardi berjalan lancar. Hari-hari mereka dipenuhi dengan memilih gaun pengantin, mencari lokasi yang tepat, dan menyusun daftar tamu. Namun, di tengah kesibukan persiapan, sebuah kabar mengejutkan datang. Perusahaan tempat Ardi bekerja mengalami restrukturisasi, dan posisinya terancam.

Caca berusaha sekuat tenaga untuk menghibur Ardi. "Jangan khawatir, Sayang. Kita akan mencari jalan keluarnya bersama. Kamu sangat berbakat, pasti akan ada banyak peluang lain yang menantimu."

Ardi berusaha tersenyum, namun kekhawatiran tergambar jelas di wajahnya. "Aku hanya tidak ingin mengecewakanmu, Ca. Kita sudah merencanakan banyak hal bersama."

Caca menarik Ardi ke dalam pelukannya. "Tidak ada yang bisa kamu kecewakan, Ardi. Yang terpenting adalah kita saling mendukung dalam keadaan apapun."

Sementara itu, proyek seni Caca semakin mendapat perhatian. Beberapa galeri seni ternama tertarik untuk memamerkan karyanya. Tawaran demi tawaran datang, membuat Caca merasa dihadapkan pada dilema. Di satu sisi, ia sangat ingin mengembangkan karier seninya. Namun, di sisi lain, ia juga ingin fokus pada pernikahannya dan mendukung Ardi.

"Aku bangga padamu, Ca," kata Ardi saat Caca menceritakan tentang tawaran-tawaran yang diterimanya. "Ambil keputusan yang terbaik untukmu. Aku akan selalu ada untuk mendukungmu."

Caca merasa sangat bersyukur memiliki Ardi di sisinya. Dengan dukungan penuh dari Ardi, Caca memutuskan untuk menerima salah satu tawaran pameran. Ia akan mengadakan pameran tunggal pertamanya di sebuah galeri seni ternama di kota tetangga.

Persiapan pameran semakin menyita waktu Caca. Ardi pun semakin sibuk mencari pekerjaan baru. Keduanya merasa seolah-olah sedang berlayar di tengah badai, namun mereka tetap saling menguatkan.

Hingga akhirnya, hari pernikahan mereka tiba. Dalam suasana penuh haru dan bahagia, Caca dan Ardi mengucapkan janji suci di hadapan keluarga dan teman-teman terdekat. Setelah upacara pernikahan, mereka mengadakan pesta yang meriah.

Saat malam tiba, Caca dan Ardi duduk di tepi pantai, memandangi bintang-bintang. "Aku tidak pernah menyangka hidupku akan seindah ini," kata Caca sambil menggenggam tangan Ardi.

Ardi tersenyum. "Aku juga tidak. Bersamamu, setiap hari terasa seperti mimpi yang menjadi kenyataan."

Mereka saling berpelukan, merasa sangat bersyukur atas segala karunia yang telah mereka terima. Meskipun masih banyak tantangan yang menanti di depan, mereka yakin bahwa mereka akan selalu bersama, melewati segala rintangan dengan penuh cinta dan kasih sayang.

Kalo bab ini tidak sesuai
Boleh komen yah atau tidak jelas
Komen saja biar saya buat ulang 🙏
Jangan lupa folow yah

Kisah cinta Caca Di musim hujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang