4

77 18 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Hyunjin sampai di ruangan Felix, terlambat beberapa menit, karena dia masih harus berkutat dengan alat-alat operasi. Kali ini oparasinya berjalan lancar walaupun prosesnya sangat lama. Hyunjin melakukan tugasnya dengan baik, pasien itu selamat.

Kini tugasnya yang terakhir sebelum kembali dan beristirahat di apartemennya adalah memeriksa keadaan Felix. Mengganti infus agar cukup untuk satu malam.

Hyunjin perlahan membuka pintu ruangan itu, tidak mau mengganggu Felix yang sudah tertidur. Dia berjalan pelan, dahinya berkerut melihat tisu dengan bercak darah segar berserakan di ranjang dan nakas. Juga hidung Felix yang masih disumbat dengan tisu.

Lelaki itu perlahan mengambil tisu yang menyumpal di hidung Felix serta membuang tisu bekas yang berserakan ke tempat sampah. Sepertinya hidung itu masih mengeluarkan darah. Sejak kapan dia mimisan?

Hyunjin menyuntikkan obat ke dalam selang infus Felix. Tak lama setelah itu, mimisan tadi berhenti. Napasnya juga lebih teratur. Hyunjin kemudian menghela napas lega.

Dia memeriksa komputer di sebelah ranjang dengan cermat, mencatat apa yang perlu di catat. Sesekali melirik kearah wajah Felix. Semakin lama dia memandanginya, semakin lama dia hanyut dalam pikirannya sendiri.

Entah kenapa, Hyunjin bisa merasakannya. Tiba-tiba tubuhnya terasa oleng, kepalanya pusing, juga napasnya yang tercekat. Tangannya menahan tubuhnya agar tidak jatuh. Kemudian dia merasa sesuatu keluar dari hidungnya, bau darah pekat. Dia menahan hidungnya, siapa tahu mimisan.

Napasnya tercekat begitu melihat hidung Felix mengeluarkan banyak darah. Bukan setetes dua tetes, sudah seperti air terjun. Bantal putih yang di bawahnya mulai dipenuhi dengan warna merah.

Tunggu dulu, kenapa?

Hyunjin menyeka wajah kebasnya, perasaan pusing tadi hilang. Dia pikir dia yang mimisan, ternyata Felix.

Hyunjin menekan tombol warna merah di samping ranjang, yang tak lama kemudian datang beberapa orang dengan pakaian jas putih dan suster masuk ke dalam ruangan. Mendorong ranjang Felix ke luar. Dokter-dokter yang lebih profesional menyuruh Hyunjin untuk tetap diam di sini.

Sementara itu, Hyunjin diam.

Perasaan apa tadi? Kenapa seakan malah terasa aku yang sakit?

Hyunjin mengusap pelan rambut gelapnya. Mencoba berpikir kritis.

Masa, sih?

...

2 Weaks later.

"Wajahmu, agak pucat. Kau baik-baik saja?" tanya Felix. Bersandar. Siang ini Hyunjin datang untuk melakukan beberapa prosedur.

Felix agak kaget ketika Hyunjin masuk ke dalam. Badan Hyunjin terlihat lebih lemas dari biasanya, juga wajah pucat dan mata merah. Laki-laki itu jelas tidak baik-baik saja.

Want so Bad [hyunlix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang