14. Selingkuh?

380 62 5
                                    

Dengan paper bag berlogo ciri khas Gramedia yang ada di tangannya, Shani dan dua temannya keluar dari toko buku Gramedia. Sesuai dengan janji mereka kemarin, Shani, Sisca, dan Jinan sekarang berada di Mall. Setelah berkeliling berbelanja, akhirnya Shani bisa membeli buku dan untungnya buku yang dia inginkan masih tersedia stoknya.

"Seneng amat yang dapat buku baru" Celetuk Sisca melihat Shani senyum-senyum saja sedari tadi, Shani hanya tersenyum sambil mengangkat bahunya membuat Sisca menggelengkan kepalanya lalu mengalihkan pandangannya ke arah Jinan yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Ji, kemana lagi kita?" Tanya Sisca pada Jinan, masing-masing dari mereka punya belanjaannya sendiri, apalagi seorang Sisca yang hampir semua yang dia mau pasti di beli. Makanya dia paling banyak membawa paper bag di tangannya.

"Lapar gak sih?" Timpal Shani membuat dua temannya menatap ke arah Shani dan mengangguk setuju.

Atas persetujuan bersama akhirnya mereka bertiga pergi ke lantai 5, dimana area food court berada. Karena letak lift dari tempat awal mereka berdiri cukup jauh, mereka memutuskan langsung naik menggunakan eskalator. Alasan lain karena sepertinya Sisca masih ingin belanja, matanya saja sibuk melihat beberapa toko yang menurutnya menarik.

"Eh habis makan kesana dulu ya, kayaknya tadi aku lihat kain bagus" Ujar Sisca menunjuk ke salah satu toko.

Shani dan Jinan mengikuti arah tunjuk Sisca, Shani mengangguk setuju dan terus berjalan berdampingan dengan Sisca. Namun, Jinan berhenti melangkah saat dirinya tanpa sengaja melihat pemandangan yang menarik perhatiannya dari pada dia harus melihat toko yang Sisca tunjuk tadi.

Kening Jinan mengerut dan matanya dia sipitkan agar menangkap objek yang lebih jelas, dia juga ingin memastikan jika yang dia lihat tidak benar. Namun ternyata Jinan terkejut sampai-sampai matanya melotot dan rahangnya jatuh.

"Anin Cio?" Gumam Jinan masih tak percaya dengan sepasang manusia yang bergandengan tangan sangat mesra berjalan memasuki toko yang kebetulan Sisca tunjuk tadi.

Jinan kembali melangkah, tapi bukan untuk menyusul Shani dan Sisca yang sudah jauh berada di depannya. Jinan lebih memilih untuk melihat lebih dekat, dia berpegangan pada besi pembatas antara lantai dan area terbuka dimana pengunjung bisa melihat ke lantai bawah, toko yang Anin dan Cio kunjungi berada di seberang sana.

"Ngapain mereka berduaan kaya gitu?" Gumamnya lagi, tak lama matanya melotot lagi saat dia melihat Anin tanpa beban apapun memeluk Cio, belum lagi Cio menyambutnya hangat.

Keterkejutan Jinan berubah, dia geram sendiri melihat apa yang Anin dan Cio lakukan. Sampai detik ini dia masih mengetahui jika Cio adalah pacar Shani, tapi apa yang dia lihat sekarang itu tidak benar. Anin adalah temannya dan teman Shani juga, bagaimana bisa Anin bersama dengan pacar Shani?

Tanpa berpikir lagi Jinan berjalan, kali ini dengan api amarah menguasai dirinya-dia berniat untuk menghampiri Anin dan Cio. Dia ingin meminta penjelasan pada Anin langsung, dia pikir juga dia harus cepat sebelum Shani melihat pacarnya berduaan dengan temannya sendiri.

"Jinan" Belum sempat Jinan menghampiri Anin, sebuah tangan menahan dirinya untuk berhenti. Suara yang amat dikenal juga membuatnya terkejut dan menoleh ke belakang, "Ayo, mau ngapain? Biarin aja mereka" Katanya lagi membuat Jinan gagal paham, tapi dia nurut-nurut saja di tarik oleh temannya itu.

"Wait" Ujar Jinan sambil melepaskan tangannya, "Kamu tahu Shan?" Tanya Jinan pada Shani, orang yang menghentikannya tadi. "Kok kamu diem aja? Mereka keterlaluan, kita labrak aja!" Imbuh Jinan dengan emosinya dan hendak kembali ke tempat dimana dia menemukan Anin dan Cio.

"Ji, udahlah! Kita obrolin nanti di tempat makan" Kali ini Sisca datang dan menimpali membuat Jinan semakin terkejut. Semua temannya tahu kecuali dirinya, dia sedikit terluka hatinya, tapi kebenaran apa yang terjadi lebih penting baginya.

Jejak RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang