"Dadada... dadada..."
Tangan bocah perempuan berumur satu setengah tahun itu mencoba meraih dan menepuk-nepuk wajah seseorang yang masih nyenyak dalam tidurnya"Hmmm..."
"Dadada... dada..."
"Hmmm..."Tak juga mendapati tanggapan bocah itu pun mulai merangkak mundur ketepian ranjang dan hendak turun, namun kaki kecilnya kali ini tidak sanggup merahi dasar lantai hingga ia pun terjatuh
Bruggggggggg
"Huaaaaaaaaaaa"
"Astaga... ya ya ya baby... dada sudah bangun maafkan dada ya... cupp cupp cupp... sakit sayang?" Pria itu pun menyibak selimut yang ia kenakan dan langsung melompat kebawah ranjang, dimana ia menemukan sang putri yang tergeletak sambil menangis, ia pun perlahan-lahan mengangat sang anak dan membawanya kedalam pelukanDug dug dug dug
Klek"Cloe ada apa???...." Seorang wanita terburu-buru masuk kedalam kamar karena mendengar tangisan sang anak dari lantai bawah
"Cloe terjatuh dari ranjang..." pria itu pun membawa sang anak semakin masuk kedalam dekapannya dan mengusap pucuk kepala sang anak
"Berikan cloe... lanjutkan saja tidurmu biar aku yang akan menenangkannya..." pinta si wanita sambil mengulurkan tangannya
"Tidak apa aku juga sudah tidak bisa tidur lagi..." pria itu menyerahkan sang anak pada si wanita kemudian ia mengikuti langkah sang wanita yang meninggalkan kamar
Rasa lelah tentu saja masih hinggap di tubuh si pria, terbang selama sebelas jam di dalam pesawat membuat ia merasa begitu kelelahan, terlebih jam tidur yang berantakan dan berbagai pekerjaan yang begitu menyita waktunya dan juga keluarga kecilnya yang masih membutuhkan kehadirannya di setiap akhir pekan mau tidak mau membuatnya tidak memiliki waktu untuk sekedar tidur dengan baik
Keduanya turun kearah meja makan, si pria menarik kursi di sudut meja dan merogoh ponsel didalam sakunya
"Kamu mau kopi atau teh?" Tawar si wanita yang masih mendekap putri kecilnya yang kini sudah sedikit tenang
"Kopi boleh, terima kasih..." si pria mulai menatap layar ponsel yang ada di gengamannya sementara si wanita segera meraih cangkir di dalam rak dengan satu tangannya
Ting
Ting
Ting
Ting
TingSi pria yang baru saja menghidupkan ponselnya di kejutkan dengan belasan pesan masuk di dalam layar ponselnya
"Ck...." Keluh si pria
Takkkkk
Kopi panas yang masih mengepul sudah tersaji diatas meja dan siap untuk dinikmati
"Kau terlihat begitu panik?" Tanya si wanita yang melihat wajah pria di depannya berubah hanya dalam hitungan detik
"Tidak apa-apa..." pria itu pun kembali mematikan ponselnya dan meletakannya di dalam saku celanannya
"Apa kamu belum juga mengatakannya?" Si wanita menarik kursi dihadapan sang pria, memangku sang anak yang sudah kembali terlihat ceria
"Aku menarik ucapanku, aku tidak akan pernah mengatakan apapun padannya..." ucap si pria setelah menyesap kopi dalam cangkirnya dan kembali meletakannya diatas meja
"Oh ya, sungguh? Jadi kau akan terus merahasiakan kebaradaan cloe selamanya? Dan kau tidak akan pernah mengakui jika cloe adalah anakmu?" Nada sinis dan sarkas keluar dari bibir tebal sang wanita
"Jangan berucap begitu, sampai kapanpun cloe tetap darah dagingku... dan aku tidak akan pernah menyangkal akan hal itu..." merasa tak terima pria itu melipat kedua tangaannya dan menatap tajam wanita di depannya
"Aku hanya meminta pengakuan, aku sudah berkorban banyak hal untukmu, dan yang aku lihat kau tidak pernah melakukan apapun selama ini..."
"Apa kamu bilang? Aku tidak melakukan hal apapun? Lalu menurutmu bagai mana caranya aku bisa berada disini setiap akhir pekan?" Si pria berdiri dan melangkah mendekati sang wanita dan putri kecilnya
"Kau hanya terus menerus membohonginya!!!"
"Pengecut!!!" Bentak sang wanita menatap tajam wajah si pria"Berikan cloe padaku jika begitu, aku yang akan merawatnya sendiri!!!" Pinta si pria mencoba menarik lengan sang putri yang sedang memasang wajah kebingungan
"Jangan harap aku akan memberikan cloe padamu!!! Berengesek!!!" Keadaan menjadi begitu panas dan terjadi tarik menarik sehingga bocah kecil itu pun kembali menangis menyaksikan kedua orang tuanya bertengkar
Si pria tak ingin kalah, ia terus mencoba merebut apa yang ia anggap sebagai miliknya pada sang wanita, dan sang wanita pun merasa ia lebih berhak bersama anak yang telah ia kandung selama sembilan bulan dan ia bersarkan sendiri satu setengah tahun belakangan
"Lepaskan berengsek!!! Kau menyakiti cloe!!!"
"Berikan cloe padaku!!!"
"Tidak!!! Aku tidak akan memberikan anakku pada ayah berengsek sepertimu!!!"
.
.
.Dugggg
DuggggSebuah suv sudah terparkir di halaman rumah, sepasang suami istri turun dari dalam mobil dan mendekat kearah pintu rumah
"Sepertinya aku mendengar suara tangisan cloe, apa kamu juga mendengarnya?"
"Itu juga suara teriakan adikmu, ayo cepat kita masuk...."
Dug dug dug dug
"Hei hei!!!"
"Apa yang kau lakukan pada adik dan keponakanku lepaskan mereka!!!"
Wanita yang baru saja datang berteriak, kemudia ia berlari mendekat kearah wanita lain yang masih mempertahankan anak yang ada di dalam dekapannya
"Ck, berengsek!!!" umpat si pria kemudia ia melangkah menaiki tangga dan menghilang dari pandangan semua orang
"Apa kamu dan cloe baik-baik saja? kau mau tinggal ditempat ku untuk sementara?" tawar si wanita melihat adik kandungnya yang tampak tertekan dengan kejadian yang baru saja ia alami
"Tidak perlu aku akan tetap disini bersama cloe.."
"Aku tidak mau kau tetap disini sementara si berengsek itu juga ada di rumah ini, kau harus ikut kami... demi keselamatan dan ketenangan kau dan cloe..." ucap sang kakak meyakinkan
Sementara di dalam kamar si pria menyalakan ponselnya dan menelfon seseorang
"Hallo, ya... jemput aku sekarang dan tolong atur penerbanganku kembali ke korea sekarang juga..."
Tbc...
Kemarin tabungan author masih sedikit jadi di unpublish, sekarang udah lumayan jadi mari kita lanjut...