Chapter 7 (Memburu Waktu)

11 2 0
                                    

Suasana kota pada malam hari selalu membawa nuansa tegang, terutama bagi mereka yang hidup dalam bayang-bayang ancaman. Heeseung dan saudara-saudaranya memutuskan untuk bergerak cepat menuju rumah lama Ni-ki. Mereka tidak bisa membuang waktu lagi; petunjuk tentang kotak musik bisa menjadi kunci untuk memecahkan misteri yang selama ini mengintai mereka.

Jay, yang duduk di belakang kemudi, mengendarai mobil dengan tenang namun penuh fokus. Mata-matanya terus memindai jalanan, memastikan tidak ada yang mengikuti mereka. Di sebelahnya, Heeseung memegang peta digital, mengarahkan jalur yang harus mereka tempuh. Di kursi belakang, Sunghoon, Jake, Sunoo, dan Jungwon sudah bersiap dengan berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi.

"Berapa jauh lagi?" tanya Jake, memecah keheningan.

Heeseung melirik peta, lalu menjawab, "Sekitar 15 menit lagi. Rumahnya terletak di daerah pinggiran kota, tempat yang cukup terpencil."

Sunoo memandang keluar jendela, merasa sedikit gelisah. "Kita harus ekstra hati-hati. Mereka mungkin sudah tahu tentang petunjuk ini juga."

Jungwon mengangguk setuju. "Dan jika mereka tahu, mereka tidak akan tinggal diam. Kita harus siap menghadapi apa pun."

Jay mempercepat laju mobil, memperkecil waktu tempuh mereka. Setiap detik terasa sangat berharga. Pikiran mereka semua terfokus pada misi ini—mereka tahu bahwa keberhasilan kali ini bisa mengubah segalanya.

Ketika mereka akhirnya tiba di lokasi, rumah tua yang mereka tuju tampak sepi dan tak terurus. Bangunan itu berdiri dengan dinding yang sudah usang, catnya mengelupas, dan jendela-jendelanya tertutup rapat. Rumah itu tampak seperti telah lama ditinggalkan, namun aura masa lalu masih terasa kental di sekitarnya.

Heeseung memberi isyarat agar semua orang tetap waspada. "Tetap fokus. Kita tidak tahu apa yang ada di dalam."

Mereka bergerak mendekati rumah dengan hati-hati. Sunghoon memeriksa pintu utama dan mendapati bahwa pintunya terkunci, namun tidak terlalu sulit untuk dibuka dengan keterampilan yang ia miliki. Dalam beberapa detik, pintu terbuka dan mereka melangkah masuk ke dalam rumah.

Di dalam, suasana semakin mencekam. Cahaya bulan yang redup masuk melalui celah-celah jendela yang tertutup, memberi sedikit penerangan pada ruangan yang penuh debu. Perabotan tua masih tertata di tempatnya, seolah-olah pemilik rumah baru saja pergi. Namun, keheningan itu membuat suasana terasa tidak nyaman.

Jake menyalakan senter kecilnya, memindai ruangan dengan teliti. "Kita harus menemukan kotak musik itu. Cari di setiap sudut."

Mereka mulai menyisir ruangan satu per satu. Sunoo dan Jungwon memeriksa ruang tamu dan ruang keluarga, sementara Jay dan Jake naik ke lantai atas untuk mencari di kamar-kamar tidur. Heeseung dan Sunghoon fokus pada ruangan yang lebih kecil, seperti dapur dan kamar mandi.

Waktu terus berlalu, dan semakin lama mereka mencari, semakin besar tekanan yang mereka rasakan. Namun, tidak ada tanda-tanda kotak musik yang mereka cari. Rumah ini tampak seperti sudah lama tidak dihuni, namun mereka yakin bahwa kotak musik itu masih ada di sini, tersembunyi di suatu tempat.

Sunoo yang memeriksa salah satu kamar tidur akhirnya menemukan sesuatu. Di dalam lemari tua yang hampir tertutup debu, dia menemukan sebuah kotak kayu kecil yang tampak usang. Kotak itu terukir dengan pola-pola indah yang sudah memudar, namun Sunoo bisa merasakan bahwa ini adalah benda yang mereka cari.

"Hyung! Aku menemukannya!" teriak Sunoo dengan semangat.

Semua orang segera berkumpul di sekitarnya. Heeseung mengambil kotak itu dari tangan Sunoo dan memeriksanya dengan seksama. "Ini dia... kotak musik."

Dengan hati-hati, dia membuka tutup kotak itu. Begitu tutupnya terbuka, melodi lembut segera terdengar, mengisi ruangan dengan suara yang familiar bagi Ni-ki. Heeseung mendengarkan melodi itu, merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar musik. Dia tahu bahwa ini bukan hanya sebuah kotak musik biasa—ini adalah kunci untuk mengungkap rahasia besar.

Namun, sebelum mereka bisa berpikir lebih jauh, suara langkah kaki terdengar dari luar rumah. Heeseung langsung memberikan isyarat kepada saudara-saudaranya untuk tetap diam. Mereka semua bergerak cepat menuju tempat yang aman, bersembunyi di balik perabotan atau dinding yang bisa melindungi mereka dari pandangan musuh.

Suara langkah kaki semakin mendekat, disertai suara percakapan pelan. Heeseung mengintip dari balik dinding dan melihat sekelompok orang bersenjata memasuki rumah. Wajah mereka terlihat keras dan penuh tekad. Tidak diragukan lagi, mereka adalah anggota organisasi yang mengejar Ni-ki dan kotak musik ini.

"Mereka datang lebih cepat dari yang kita kira," bisik Jake dengan suara rendah.

"Sudah pasti mereka tidak akan membiarkan kita pergi dengan mudah," jawab Sunghoon, mengamati gerakan musuh dengan mata tajam.

Heeseung tahu bahwa mereka harus bertindak cepat. Jika mereka tertangkap di sini, segalanya akan berakhir. Dia memberikan isyarat kepada Jay dan yang lainnya untuk bersiap-siap. Mereka harus mencari cara untuk melarikan diri sambil membawa kotak musik itu.

Musuh mulai menyebar, memeriksa setiap ruangan di dalam rumah. Ketika salah satu dari mereka mendekati tempat Heeseung dan Sunghoon bersembunyi, Heeseung melancarkan serangan cepat. Dia menundukkan lawannya dengan pukulan tepat ke tenggorokan, membuatnya jatuh tanpa suara.

"Gerak sekarang!" perintah Heeseung dengan tegas.

Mereka semua keluar dari tempat persembunyian dengan cepat dan efektif. Serangan mereka tak terduga, membuat musuh terkejut dan tidak sempat bereaksi. Sunoo dan Jungwon bekerja sama untuk melumpuhkan dua musuh lainnya, sementara Jake dan Jay menahan sisanya agar tidak bisa mendekati pintu keluar.

Dalam hitungan detik, mereka berhasil keluar dari rumah dan berlari menuju mobil yang sudah mereka parkir tidak jauh dari sana. Namun, musuh tidak menyerah begitu saja. Mereka segera mengejar, dan suara tembakan terdengar di udara malam.

Heeseung dan yang lain bergerak dengan kecepatan tinggi, melintasi jalanan sempit dengan langkah-langkah cepat. Jay memacu mobil dengan penuh keterampilan, menghindari peluru yang ditembakkan ke arah mereka. Namun, musuh tidak mau menyerah begitu saja—mereka juga mengejar dengan mobil.

"Apa rencana kita selanjutnya, hyung?" tanya Sunghoon sambil mengawasi musuh di belakang mereka.

Heeseung berpikir cepat. Mereka tidak bisa terus-menerus menghindar—mereka harus menemukan cara untuk melawan balik atau melarikan diri sepenuhnya. Lalu, sebuah ide muncul di benaknya. "Jay, arahkan ke jalanan kecil di sebelah kanan. Kita akan membuat mereka tersesat di sana."

Jay mengangguk dan segera memutar setir, membawa mobil mereka masuk ke jalanan sempit yang dipenuhi gang-gang kecil. Jalanan ini penuh dengan tikungan tajam dan tempat-tempat tersembunyi, tempat yang sempurna untuk menghilang dari pengejaran.

Musuh tampak kebingungan saat mereka mengikuti, dan itulah kesempatan yang ditunggu-tunggu oleh Heeseung dan saudara-saudaranya. Dengan manuver cepat, mereka berhasil menghilang di antara gang-gang kecil, meninggalkan musuh dalam kebingungan.

Akhirnya, setelah memastikan mereka benar-benar lolos dari pengejaran, Jay memutuskan untuk berhenti di tempat yang aman. Semua orang terengah-engah, merasakan adrenalin masih mengalir dalam tubuh mereka. Namun, yang paling penting adalah mereka berhasil mempertahankan kotak musik itu.

Heeseung menatap kotak musik di tangannya. "Ini baru permulaan. Sekarang kita harus mencari tahu apa yang tersembunyi di dalamnya."

Semua orang mengangguk setuju, meskipun mereka tahu bahwa tugas ini tidak akan mudah. Mereka harus memecahkan misteri kotak musik ini, menemukan 'Kunci' yang tersimpan di dalamnya, dan memastikan bahwa Ni-ki tetap aman dari bahaya.

Mereka tahu perjalanan ini masih panjang, tetapi dengan tekad dan persaudaraan yang kuat, mereka yakin bisa menghadapi apa pun yang akan datang.

The Mafia's Little Treasure (Enhypen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang