"Aku mampir apartemenmu dulu ya buat mandi dan ganti baju," Megan berkata sambil menggandeng lengan Raphaelle, wajahnya penuh semangat yang sulit disembunyikan. Senyum lebar terpancar dari bibirnya, seakan dia sudah membayangkan momen besar yang akan datang.
Raphaelle mengangguk santai. "Ya ayo mampir, kita berangkat bareng nanti."
Dengan nada percaya diri, Megan melanjutkan, "Aku hari ini bela-belain pinjem mobil baru Papi aku, jir. Biar kita nanti nggak keliatan kampung gitu di hadapan orang-orang."
Raphaelle menghentikan langkahnya sejenak, menatap Megan dari atas sampai bawah dengan pandangan penuh heran. "Buat apaan, anjir, pinjem mobil mahal cuma buat ke pasar malem? Orang aneh ya?"
Megan langsung berhenti, berbalik menghadapi Raphaelle, yang masih berusaha menahan tawa geli karena respon sahabatnya. Dengan tangan di pinggang dan dagu terangkat, Megan menatap Raphaelle serius. "Dengar ya, sayang. Pasar malem ini tuh bukan sembarang pasar. Banyak yang bakal datang, bahkan seleb dari luar Jawa Timur juga. Jadi kita harus tampil maksimal. Ngerti?"
Raphaelle hanya bisa menghela napas panjang, lalu memejamkan matanya sesaat sebelum berbisik, "Suka-sukamu."
Mereka kembali melanjutkan langkah, dengan Megan yang menggandeng lengan Raphaelle lagi, senyum lebarnya tak pernah pudar. Terlihat jelas betapa semangatnya dia menyambut acara malam ini.
Saat mereka sampai di parkiran, mata Raphaelle langsung terpaku pada mobil yang dibawa Megan. Sebuah Lamborghini Aventador berwarna hitam mengilap, lampunya memancarkan cahaya tajam di bawah langit sore yang mulai gelap. Desain aerodinamis mobil itu terlihat begitu futuristik, dengan sudut-sudut tajam yang membuatnya tampak seperti sesuatu yang keluar dari film fiksi ilmiah.
Raphaelle menelan ludah, kagum. "Gila... Mobil ini mahal banget, Meg. Buat ke pasar malem doang?"
Megan menoleh dengan bangga, kunci mobil berkilauan di tangannya saat dia menekannya, membuat suara "beep" yang memecahkan keheningan sejenak. "Iya lah! Kan kita harus keren, sayang. Kalau nggak, malu-maluin dong."
Raphaelle hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum kecil, masih heran dengan logika sahabatnya. Namun, ada sedikit rasa bangga juga yang merayap di dalam dirinya—siapa yang tidak ingin tampil mewah sesekali, bahkan hanya untuk pergi ke pasar malam?
Mereka masuk ke dalam mobil, di mana interior kulit mewah dan dashboard digital menyambut mereka. Suara mesin yang menderu rendah saat Megan menyalakan mobil terasa seperti dentuman bass yang dalam, seakan mobil ini siap untuk menguasai jalanan.
"Raphaelle memuji, "gila, bagus banget mobil baru papimu!" sambil mengarahkan kameranya ke mobil Megan.Megan hanya bisa tersenyum bangga. "iya, dong! Aku bantu pilihinnya, makanya.. bagus kan seleraku?" jawabnya.
Raphaelle semakin terkesima. "Gila, keren banget!!"
Megan lalu mengingatkan, "ayo berangkat, nanti keburu nggak sempat mandi dan makeup lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who's Love? | Love and Deepspace FF
RomanceKisah Raphaelle, gadis mandiri yang sudah 10 tahun hidup sendiri dan tidak mendapatkan cinta dari siapapun. Tidak disangka dirinya akan bertemu dengan 4 laki-laki tampan yang ternyata mempunyai rasa kepadanya. Siapakah yang harus dipilih oleh gadis...