05

61 14 0
                                    


Hari ini Willen berencana ingin bergabung di ekskul taekwondo, bukan karena apapun juga, di sekolahan ini memang wajib mengikuti minimal 1 ekskul.

Ia memasuki ruang latihan taekwondo dan melihat ada beberapa orang yang sedang latihan di ruangan ini, Willen berjalan ke arah perempuan yang tengah membenarkan dobok nya.

"Permisi kak?"

"Iya dek? Kenapa?"

"Eum.. saya mau ikut ekskul taekwondo, kebetulan saya anak baru di kelas 10 ini."

"Owh anak baru, langsung ke kak Arina yang ada di pojok ruangan itu ya? Keliatan gak?"

"K-keliatan kak."

"Ya udah ngomongnya sama kak Arina ya, dia ketua ekskul taekwondo ini, jangan takut dek, dia gak gigit."

Willen diam, merasakan detak jantung yang berdetak kencang saat melihat Arina tengah meminum air. Mungkin ini adalah keputusan yang salah karena untuk setiap pertemuannya, ia akan bertemu dengan Arina terus.

"Jantung gue.. jantung gue.."

Willen menghela nafas dan menormalkan detak jantungnya itu, Arina melihat ke arah Willen."kak.. anu.. itu.."

"Kenapa?"

"Eum.. anu kak gue.. eum.. ini kak.. a-anu.."

Arina masih menatap datar Willen dan menunggu apa yang akan Willen katakan."bisa ngomong yang jelas?"

"I-itu.. itu kak.. eum.. a-"

Arina menatap Willen dengan ekspresi bingung, tetapi tetap sabar menunggu. Willen merasa semakin gugup, lidahnya terasa kaku, dan kata-kata yang ingin diucapkannya seolah-olah terperangkap di tenggorokannya. Setiap detik yang berlalu membuatnya semakin merasa tertekan, terutama dengan tatapan Arina yang begitu tenang namun penuh tanya.

Setelah beberapa saat, Arina tersenyum tipis, mencoba membuat Willen lebih rileks. "Tenang aja, gak perlu grogi. Kalau mau ikut ekskul, tinggal bilang aja. Gak usah takut."

Willen mengumpulkan semua keberaniannya dan akhirnya berhasil mengucapkan kata-kata yang sejak tadi sulit keluar. "Saya... saya mau ikut ekskul taekwondo, Kak."

Arina mengangguk, senyumnya semakin lebar. "Oke, itu doang, kan? Gak ada yang perlu ditakutin, kok." Dia kemudian memberikan formulir pendaftaran kepada Willen. "Isi ini dulu, nanti kasih ke gue lagi setelah selesai, ya."

Willen menerima formulir itu dengan tangan sedikit gemetar. "I-iya, Kak. Terima kasih."

"Nama lo siapa?" tanya Arina, mencoba membangun sedikit percakapan agar Willen merasa lebih nyaman.

"Willen, Kak. Saya anak baru di kelas 10."

"Oh, anak baru ya. Selamat datang, Willen. Semoga betah di sini," balas Arina dengan nada ramah. "Nanti pas latihan pertama, lo bisa gabung sama grup pemula. Kita latihan tiga kali seminggu, dan kalau kamu ada pertanyaan, jangan ragu buat tanya gue atau anggota lainnya."

Willen mengangguk lagi, merasa sedikit lega meskipun jantungnya masih berdetak kencang. "Iya, Kak. Makasih banyak."

Setelah menyelesaikan percakapan itu, Willen berjalan keluar dari ruangan latihan dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, dia senang karena berhasil mendaftar ekskul yang menurutnya bisa membantu melepas penat.

Namun di sisi lain, bertemu dengan Arina membuat hatinya berdebar dengan cara yang tak biasa. Ada sesuatu dalam senyum dan tatapan Arina yang membuat Willen merasa gugup dan penasaran.

Bandar bkp (4)

Ann
@you beneran masuk ekskul taekwondo?

Yoi.

Keren gak?

Re
B aja, mendingan basket.

Ghea
Tumben banget ikut taekwondo.

Ann
Ada kak Arina jadi dia mau ikut taekwondo.

Gue gak bilang gitu ya!

Gue aja gak tau kalau ketua ekskulnya kak Arina.

Re
Tapi seneng?

Banget!

Siapa yang gak seneng kalau satu ekskul sama crush sendiri?

Re
Calon-calon bugil.

Ann
Kok bugil anjrit?!

Re
Bucin gila.

Ghea
Ada yang namanya bulol malah pake bahasa cabul.

Re
Terserah gue dong?

Ann
Gak ngerti lagi sama Re.

Gak heran grup ini namanya bandar bokep, yang jadi bandarnya si Re.

Re
Iya, lo pada penikmat.

Ann
Kecuali gue plis.

Ghea
Gak gak gue enggak.

Gue mau dong!

Ghea
Gak usah aneh-aneh lo.

Ya lo pada udah pernah nonton, gue sedikit aja gak pernah! Mentok nonton kissing di drakor.

Ghea
Dah gitu aja gak papa.

Ann
Udah cukup itu.

Re
Parah banget kalian ini.

Re
Kita harus mengedukasi dia.

Ghea
Bapak lo sini yang gu edukasi.

Re
Serem amat ketikannya.

Ann
Jangan merusak Willen plis🙏🏻

Gue dah gede!

Ghea
Tapi masih minum susu?

Ann
Tapi masih makan permen?

Re
Tapi masih makan es krim?

Badjingan😭👊🏻
Read by 3






























To be continued.....



















































Sepi banget hiks

Popcorn!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang