Happy Birthday, Liu Yangyang

55 6 0
                                    

Ombak menghantam bebatuan karang, seirama dengan angin berhembus lembut dari laut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ombak menghantam bebatuan karang, seirama dengan angin berhembus lembut dari laut. Semilirnya membawa kehangatan khas sore hari, memeluk insan muda yang terpaku menatap sang bagaskara mulai kembali pulang ke peraduan di batas cakrawala sana.

Pemuda itu menunduk sebentar, menatap lukisan di kanvas kecil yang baru saja dia selesaikan, mengangkatnya sejenak untuk menyamakan dengan objek yang dilukisnya.

"Aku ingin berenang sampai ke cakrawala, disana ada apa, ya?" gumamnya pelan. "Omong-omong, selamat ulang tahun, Yangyang."

Namanya Liu Yangyang, pemuda kelahiran akhir tahun 2000 yang senang menghabiskan waktunya di tebing pantai hanya untuk melepas penat, atau sekedar melamun. Biasanya, insan muda yang baru saja menginjak usia 23 tahun hari ini, datang dengan membawa buku catatan kecil dan pena yang diselipkan di kantung besar hoodienya. Mencuri waktu istirahat atau pergantian shift kerja dari kafe terdekat untuk mencari inspirasi syair-syair barunya.

Namun karena hari ini Yangyang berulang tahun, dia memutuskan untuk melukis saja. Dibantu dengan sedikit video tutorial dari YouTube karena Yangyang sungguh amatir dalam bidang ini, dia hanya sedang bosan dan ingin mencoba hal baru.

"Tidak buruk," ujarnya, kemudian segera membereskan peralatannya-milik tetangga flatnya yang bekerja di motel dekat kafe sambil bersenandung ria. Menyanyikan lagu karangannya yang baru saja selesai kemarin.

I want to reach the horizon
Sailing over the sea to see the world
Even the sun would burn my wings
There's no regrets

Yangyang bukan seorang penyanyi-hampir, seandainya impiannya tidak dirampas begitu saja. Pemuda itu terdiam sejenak tertawa pelan, tidak ada yang lucu, hanya saja setiap mengingat 'kenangan itu', lukanya kembali menganga dan dia siap menumpahkan air mata kapan saja. Yangyang tidak membenci kedua orangtuanya, dia hanya terlalu kecewa.

Hey, sebenarnya ini hidup siapa?

Apakah hidup ini adalah milik orang tuanya?

Apa hidup seorang anak adalah hak paten milik orang tua mereka?

Apakah memiliki impian adalah sebuah dosa?

Aku dilahirkan untuk apa?

Aku tidak bisa memilih orang tuaku, dan orang tuaku tak bisa memilih siapa anaknya. Apakah mereka menyesal telah melahirkanku?

"Hey, kemarin aku membaca sebuah cerita menarik dari internet." Malam hari yang melelahkan setelah melayani ratusan pengunjung, salah satu temannya berceletuk sembari mengelap meja dengan kanebo setengah kering.

Malam awal musim gugur yang dingin, dan air conditioner sudah dimatikan semenjak pelanggan terakhir keluar. Pintu dan kaca dibiarkan terbuka lebar-lebar, membiarkan angin masuk dan samar-samar suara deburan ombak terdengar dari luar. Mengingat kafe tempat Yangyang bekerja-Dream's Coffee terletak tepat di pinggir pantai, dekat dengan dermaga.

UNDER THE HORIZON [KUNYANG]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang