⚠️ READ THIS PART SLOWER⚠️
The atmosphere of this story part, especially the proposed scene.
***
"Bagaimana?" tanpa memberikan konteks yang jelas—sebab Yangyang merasa Kun akan paham dengan maksudnya, dia bertanya sambil mendudukkan diri di space sofa yang kosong.
Kun memutar kepala dan senyuman terbit saat menemukan figur kekasihnya yang baru saja selesai mandi. Rambut pink pastelnya terlihat setengah kering. Dia lantas menyerahkan Ipad-nya yang menampilkan urutan angka 200.000 sekian untuk antrian pembelian tiket konser perdana mereka.
Kedua bola mata Yangyang melebar. Dia ganti meletakkan benda itu ke pangkuannya, sedangkan Kun berlalu ke kamar.
"Popularitasmu gila, Ge," katanya saat melihat figur sang kekasih berjalan mendekat sambil menenteng pengering rambut dari dalam kamarnya.
Kun terkekeh sambil menancapkan colokan dari penenteng rambut yang dibawanya ke stop kontak. Dia berdiri di belakang sofa—membelakangi Yangyang untuk membantunya mengeringkan rambut. "Duduk tegap dulu, aku bantu mengeringkan rambut."
Yangyang menurut, dia mengganti posisi duduknya dengan kaki bersila di atas sofa. Dia mendongak sebentar untuk mencuri pandang. "Kekasihku tampan sekali kalau dilihat dari bawah begini," katanya ambigu yang langsung mendapat sentilan penu kasih sayang di dahi.
"Jangan mulai, Ayangie," peringat Kun, dan Yangyang hanya tertawa sebelum pandangannya jatuh pada deretan angka yang tidak berubah jauh di tablet miliknya.
"Wah, gila, harus menunggu lebih dari sepuluh jam. Para penggemar benar-benar antusias." Yangyang kembali berkomentar tentang antrian tiket—iseng saja, katanya ingin tahu seberapa laris tiket konser perdana mereka.
"Mereka menggila saat tahu kamu akan muncul dan melakukan first stage debut denganku." Kun menanggapi, sambil masih mengeringkan benda berwarna merah muda pastel tersebut. "Doyoung bilang banyak penggemar berteori tentang kita."
Yangyang terdiam sebentar, rautnya berubah, dan Kun menyadarinya. "Apakah itu tidak masalah? Maksudku ka—"
Ucapan Yangyang terpotong saat bilah bibirnya dikecup oleh Kun. "Apa masalahnya? Semua orang harus tahu aku punya kekasih semenggemaskan ini."
Si manis terdiam, kedua mata bulatnya mengerjap dengan pipi merona.
"Kamu lebih cantik kalau dilihat dari atas sini, Ayangie."
Paham kemana arah pembicaraan Kun, refleks Yangyang memukul lengan kekasihnya. Ah, wajahnya makin merah menyala sekarang. Kun tergelak melihat domba kecilnya salah tingkah. Lantas dia usak dengan lembut surai Yangyang.
"Jangan khawatirkan apapun, biar semuanya Gege yang urus."
Dan Kun selalu ingin Yangyang mengandalkannya, dalam situasi apapun.
Yangyang tersenyum dan mengangguk. "Ayo berjuang bersama."
***
"Gila Yangyang, albummu langsung terjual habis satu juta kopi hanya dalam waktu beberapa jam. 'I Want To Reach The Horizon' juga menduduki posisi tinggi di tangga lagu iTunes tak sampai satu minggu perilisan." Ekspresi Yangyang sumringah mendengar penuturan managernya. "Kamu jadi artis pendatang baru paling laris tahun ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER THE HORIZON [KUNYANG]✔️
Fanfiction[SHORT STORY - MEDIUM PACE] Bagi Liu Yangyang, Qian Kun adalah idola dan inspirasi terbesarnya dalam dunia musik. Sedangkan bagi Qian Kun, dunianya sudah berakhir saat dia kehilangan indera pendengarannya. *** "No matter how close to the sun, let t...