Please copy this link.
Link 🔞 : https://medium.com/@darkyjw/par-7-of-scars-hoonseung-2e43cdf1a919
Sunghoon terbangun dari tidurnya karena terkena cahaya matahari yang menebusi kamarnya. Sunghoon merasa badannya seakan dipenuhi dengan kesan lengkit di area bawahnya. "Ssibal apa yang terjadi..darah?" Bahkan dia terbau kasurnya seperti pandan.
"Gue lakuin itu dengan heeseung?.. FUCK!" Sunghoon panik lalu mengetuk pintu kamar istrinya. "Heeseung buka pintunya! LEE HEESEUNG!" teriak sunghoon dari kamar.
Heeseung mendengar teriakan itu. Tetapi heeseung tetap tidak akan membuka pintu itu. Dia trauma. "LU JAHAT! GUE GAMAU BUKAIN PINTUNYA" teriak heeseung dari dalam. "GUE BENCI LU SUNGHOON" tangis heeseung pecah. Sunghoon mendengar suara tangisan itu. Dia merasa tidak berguna sekarang ini.
"M-maafin gue seung...semalam..itu bukan diri gue" lirihnya. Heeseung mendengarkan lirih suaminya itu. "Gue bikin lu makanan. lamgsung gue pergi kerja" ucap sunghoon lalu bersiap.
Heeseung masih menangis karena area bawah nya masih perih. Bahkan ia berjalan tidak berapa baik. Sedangkan sunghoon sudah bersiap pake kemeja dan seluar hitam. Dia masak sarapan pagi buat istrinya. Dia tahu istrinya benci dengan dirinya karena tentang semalam.
Dia berasa sekretaris dia yang melakuin ini jadi dia bakal bertanya tentang hal semalam. " Dasar sialan punya Ariena" ucap Sunghoon dengan penuh geram.
Sunghoon mengetuk pintu milik heeseung "Lu makan. Gue udah bikin sandwich and I will go to office. Please take care of yourself when I'm not at home." Ucapnya dan langsung pergi.
Setelah mendengar pintu apartemen nya ditutup. Heeseung segera membuka pintu kamarnya dan bertatih menuju ke meja makan. Dia membuka bekas makanan yang telah berisi sandwich dan secawan susu panas. "uhm...kalo gak makan pasti dia marah :(" heeseung gak suka kena marah. Jadinya dia harus makan sandwich yang dibikin oleh Sunghoon itu.
"Not bad? Gue mikir dia gak bisa masak?" Heeseung makan dengan lahap. Selesai makan ia membasuh piring serta cawannya dan terus masuk ke kamar untuk tidur.
—
Kini sunghoon sudah dateng ke kantor. Ia menyuruh sekretarisnya dateng pejabatnya. "I-iya Tuan Park ada apa manggil saya ke sini?" Tanya Ariena. Sunghoon menatap wajahnya dengan tatapan yang tajam.
"Kamu bikin kopi saya malam tadi kan?" Tanya Sunghoon dengan cepat Ariena mengangguk. "Are you put a stimulant drugs or alcohol in my drink? Please be honest to me" tanya sunghoon dengan tegas. Ariena terdiam. Dia merasa jantung dia ingin cabut.
"Kenapa diem? Saya tanya jadi kamu harus jawab." Ucap sunghoon dengan nada yang sederhana tenang. Tetapi tetap Ariena tidak mau mengaku membuat kesabarannya semakin menipis.
"GUE NANYA LU. APA LU TARUH OBAT PERANGSANG ATAU ARAK KE DALEM MINUMAN GUE SEMALAM?!?" teriak sunghoon sehingga menghempas dokumen ke atas meja membuat gadis itu terlonjak kaget.
"I-iya Tuan! Saya melakukan hal itu..." Lirih gadis itu ketakutan. Sunghoon memicit kepala "why you do that things? FOR WHAT?!" Suaranya semakin meninggi.
"N-nyonya Park menyuruhku taruh obat itu dan juga arak ke dalem minuman anda ..Tuan Park" jujur gadis itu. Sunghoon tidak bisa berkata apa lagi. Bunda? Melakukan hal seperti itu demi apa?
"May I know the reason why my mom nyuruh lu bikin hal gila kayak gini?" Tanya Sunghoon marah. Sunghoon punya pertuturan sopan udah gak ada lagi.
"D-dia seakan tahu kalian tidak melalukan hal itu d-di Busan maupun di Itali. Karena dia kesel kalian tidak melalukan hal itu padahal kalian itu suami istri" ucap gadis itu terisak.
"Lu mau tau kenapa gue sama istri gue tuh gak lakuin hal itu? Karena istri gue pengen capai cita-cita dia bahkan gak bersedia punya anak sama sekali!" Marah sunghoon semakin membuar.
"Ariena lu dipecat. Lu bawa kesemua barang lu dan pergi!" Teriak sunghoon membuat gadis itu pergi dari ruangannya.
"SIAL! gue pikir hidup gue sama heeseung gak merana. Tapi masih merana karna bunda gue sendiri. ANJING!" sunghoon kesel. Sunghoon pengen menghilang saja dari bumi ini.
—
Sunghoon pulang dari kerjanya. Dia membeli makanan untuk heeseung dan juga dirinya. Ketika dia sampe di apartemennya. Dia meliat ada bunda sama mama mertuanya.
"Loh awal banget kamu pulang?" Tanya mama pada sunghoon. "Ada hal penting aja tadi sekarang pulang karna beli makanan buat heeseung" balas sunghoon cuek.
Sunghoon membuka pintu apartemennya. Dia meletak makanan itu di atas meja dan menuju ke kamarnya. Setelah selesai menuker bajunya. Ia seperti biasa melayani kedua ibu itu.
"Heeseung dimana? Kok gak keluar dari kamar?" Tanya bunda. "biarin aja aku gak mau ganggu dia. dia lagi gak mood" ujar Sunghoon. Dia tau heeseung pasti lagi nangis atau sedang tidur. Jadi dia gak mau ganggu istrinya itu.
"Ohh gimana kerjanya sunghoon? Papa sering nanya tentang hal bisnis mu" ucap mama. "Okey saja sih cuman aku pecat sekretaris aku" ujar Sunghoon.
"Kok dipecat? Emang dia kenapa?" Tanya bunda. "Biasa lah. Gak bisa bertanggungjawab so aku pecat dirinya. Aku mau hyunjin jadi sekretaris aku aja biar seneng" ucap sunghoon.
—
Heeseung terbangun karena teleponnya masuk mesej. Dia membaca mesej itu ternyata dari suaminya.
[ Gue beli makanan buat lu. Tapi. Bunda sama mama dateng. Jadi gue mau lu tetap aja di kamar. Jangan keluar. Gue udah ngomong sama mereka yang lu gak mood. Andai sahaja lu memang gak mood. Tunggu bunda dan mama pulang ntar lu keluar dan makan sama gue. gue mau ngomong sesuatu"
"APASIH!? gak mood gue kalo bunda sama mama ada. kalo gue keluar pasti mereka nanya hal aneh aneh lagi" lirih heeseung. Heeseung sudah tahu pemikiran mak mertua sama mama nya itu. Dua dua gila.
_
Tbh
Maaf ya aku kesibukan sejak kebelakangan ini :( maaf ya readers :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Scars [ HOONSEUNG ]
FanfictionDimana Heeseung dipaksa oleh ortunya untuk menikah sama pemuda yang bekerja sebagai CEO termuda di Seoul. baginya kehidupannya cukup menderita. - Sunghoon membenci ortunya karna mereka telah mendera kembarnya sampe dia hembus nafas terakhirnya. Mala...