Mina dan Melia dateng apartemen mereka untuk membahaskan tentang honeymoon mereka. Bagi Sunghoon bukan lah sekarang kerana dia sibuk dengan pekerjaannya. Kalo Heeseung? Heeseung ingin sambung kuliah tapi tidak memberi izin daripada orang tuanya.
"Tinggalin aja kerja itu. Fokus pada heeseung" ucap Melia pada menantunya. "Gak bisa. Itu projek yang ada pada minggu depan. Seharusnya tanya kepada ku dulu. Ini tidak kalian bikin tarikh yang tidak sesuai. Waktu itu aku ada meeting di Busan jadi aku gak bisa. Urusan honeymoon biar aku aja yang uruskan" ujar Sunghoon dengan nada yang agak tinggi kerana ia sedang marah.
Tarikh itu sangat tidak bisa dia pergi kemana-mana kerana kerja adalah penting. Tetapi bundanya tetap bersikap keras untuk membatalkannya. "Apaan sih?! Kamu udah jadi suami ! Harusnya fokus sama istri mu itu!" marah bundanya.
"Gak usah honeymoon. Aku nunggu Sunghoon selesai dari meetingnya dan kami bakal honeymoon ke Itali. Bisa yah sunghoon??" Kata heeseung dengan mata bambinya. Itu satau satunya jalan penyelesaian bagi Sunghoon.
"Kalian dengarkan? Jadi aku bakal denger apa yang dikatakan heeseung. Kerana dia isteriku jadi aku bakal menuntut kemauannya. Honeymoon itu bisa kapan-kapan saja bu. Jangan bersikap egois terhadap diriku dan juga heeseung mama. Aku gak bakal tinggalin heeseung seorang di sini. Aku bakal bawa dia ke Busan. Itu mutlak. Bunda sama mama bisa pulang " ujar Sunghoon lalu bangun dan menarik heeseung masuk ke kamarnya.
"Makasih heeseung. Tapi yang bener mau ke Itali?" Tanya Sunghoon was-was. Heeseung mengangguk pelan. "I-iya aku ingin kesana...tapi gue mohon kita gak lakuian 'itu' ya? Gue gak bersedia..." Cicit heeseung takut.
"Gak kok. Gue ingin kita bebas dari kekangan dari mereka itu saja. Lu pengen kuliah kan?" Tanya Sunghoon membuat heeseung mengepal tangan mungilnya itu.
"I-iya...aku pengen kuliah-"
"Gue tanggung kos lu. Lu bisa sambung asalkan lu ada dengan gue. Dengan izin gue. Gue kasi lu kuliah kerana lu tanggungjawab gue bukan ortu lu dah. Jangan ngerasa diri lu dikekang sama mereka. Gue ada. Lu ada buat gue dan gue ada lu? Pinky promise seungie?" Ujar lelaki itu lembut. Dengan pelan heeseung membuat pinky promise itu dengan suaminya itu.
Sedikit demi sedikit hati mereka mulai dibuka antara satu sama lain. Rasa hangat yang mereka inginkan itu semakin ada. Mereka pikir hubungan mereka gak bakal baik. Tapi ada disebaliknya. Ternyata mereka berdua itu pasangan yang broken home.
"Jangan bikin gue benci sama lu ya Hoon...jangan bikin gue kecewa"
"Gak...jika kalo itu ulah gue kalo melainkan ulah setan" kata Sunghoon terkekeh. Heeseung tertawa. "Siapa?"
"Ortu kita" itu membuatkan heeseung kembali tertawa. "Idih gue capek ketawa tapi bener sih..mereka sudah nyakitin hati kita sedalem-dalemnya...sampe kita punya hati seperti batu." Ujar heeseung sambil menduduk dirinya di kerusi kerja sunghoon.
"Hm iya..oh ya nanti kita ke Busan. Hal kuliah itu seletah kita pulang ke Itali ya heeseung. Lu mau kuliah dimana?" Tanya suaminya itu. "Seoul University? Disitu ada temen gue. Cuman...beda fakultas aja" ucapnya.
"Baik gue bakal daftarin lu kesana. Tapi kira deket juga deh sama perusahaan gue,jadi biar gue anter dan ambil lu." Ucap sunghoon pada dirinya. "Uhm bisa" balas heeseung.
Tbh

KAMU SEDANG MEMBACA
Scars [ HOONSEUNG ]
Fanfiction[ HIATUS SEMENTARA ] Dimana Heeseung dipaksa oleh ortunya untuk menikah sama pemuda yang bekerja sebagai CEO termuda di Seoul. baginya kehidupannya cukup menderita. - Sunghoon membenci ortunya karna mereka telah mendera kembarnya sampe dia hembus na...