BAB 24

86 9 0
                                    

“Tunggu sebentar.”

Adele segera membuka pintu, dan seketika, jantungnya terasa terjepit.

Namun, begitu pintu terbuka, ketegangan yang tadi muncul cepat menghilang.

Di depan pintu hanya ada seorang gadis kecil yang mengenakan tudung kepala putih seperti yang biasa dipakai pelayan.

“Ada apa?”

Adele bertanya dengan lega setelah merasa lebih tenang.

“Nona, Tuan memanggil Anda.”

Pelayan kecil itu menjawab dengan suara serak.

“Kakakku?”

“Ya. Anda harus datang sebentar. Ini urusan mendesak.”

Mendengar itu, Adele menatap pelayan itu sejenak.

Karena tudung kepala yang menutupi rambutnya dan kepalanya yang tertunduk, wajahnya tidak terlihat jelas. Pakaian yang dikenakannya memang seragam pelayan dari keluarga Buonaparte. Meskipun agak kebesaran.

Adele sempat ragu.

‘Tapi jika memang benar Cesare yang memanggilku...’

Akhirnya, Adele mengangguk.

“Baiklah. Aku akan segera pergi.”

***

Pelayan itu menuju bagian luar rumah. Karena semua staf rumah tangga sedang sibuk di ballroom luar, lorong-lorong di sekitar rumah ini lebih sepi dari yang diharapkan.

Adele merapatkan selendangnya lebih erat untuk melawan dinginnya angin malam, sambil terus memandang pelayan di depannya.

‘Pelayan yang agak berbeda.’

Adele jarang bertemu dengan pelayan keluarga Buonaparte.

Dari beberapa kali pertemuan, kesan yang dia dapatkan adalah mereka sangat tidak mencolok.

Langkah mereka tertata, sepatu mereka tidak pernah berbunyi, dan suara mereka selembut deretan kacang kecil yang bergulir.

Adele biasanya hanya mengenali mereka dari gerakan pita apron putih yang berkibar atau rok hitam mereka di kejauhan.

Namun, pelayan di depannya berbeda.

Langkahnya ceroboh, dan setiap kali berjalan, tumitnya menapak lantai dengan suara keras. Kadang-kadang dia terlihat bingung, menoleh ke kanan dan ke kiri, atau tampak ragu-ragu.

Sungguh aneh keluarga Buonaparte yang terkenal sangat pemilih, bisa merekrut seseorang seperti ini sebagai pelayan.

“Kita mau ke mana?”

“Tuan ada di atap.”

“......”

Mendadak, Adele merasa sangat tidak ingin pergi.

Namun, meski merasa begitu, dia tidak bisa kembali ke kamarnya.

Cesare bukan tipe orang yang suka menjelaskan segala sesuatu. Contohnya bisa dilihat dari tindakan asistennya, Jiji Manfredi.

Jika tidak ingin diinjak-injak, kita harus bertindak seperti itu. Meskipun sedikit aneh, lebih baik diam dan ikuti saja.

Dalam pikirannya, pelayan dan Adele tiba di lantai tiga rumah tersebut. Ketika mereka menaiki tangga spiral, Adele bisa segera keluar menuju bagian luar rumah.

Pemandangan terbuka, dan langit malam penuh bintang yang bersinar lebar di hadapannya. Angin malam bertiup kencang dari segala arah.

Adele merapikan rambutnya yang berantakan oleh angin sambil melihat-lihat sekeliling.

High Society [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang