BAB 32

104 11 0
                                    

Seseorang menyambutnya, seseorang menentangnya, seseorang hanya sibuk mengejar keuntungan, dan seseorang lagi tidak menentukan sikap.

"Semua orang tampaknya sangat menyukai asmara."

Meskipun Cesare memperkirakan semua perhitungan itu, dia hanya tersenyum ceria dengan wajah seperti 'Orang tua ini sungguh menggemaskan.'

"……."

Dan ada satu orang yang diam-diam mengamati perdebatan itu.

Ketua Signoria sekaligus kepala keluarga Santnar.

Eva Buonaparte.

***

Kepakan sayap kupu-kupu yang Cesare buat di Signoria, beberapa hari kemudian, datang kepada Adele sebagai badai.

Saat Adele sedang beristirahat setelah makan siang yang kenyang, Ephony mendekatinya dengan wajah pucat dan berkata.

"Nona, Ketua telah datang mencari Anda."

"...Apa?"

Adele menjawab agak lambat.

"Ketua telah datang mencari Anda."

"......"

Ephony mengulangi ucapannya. Adele hanya bisa berkedip beberapa kali, tidak tahu harus berkata apa.

"‘Memanggil’ bukanlah kata yang tepat..."

"Dia datang mencari Anda."

Ephony menjawab seolah memahami. Wajahnya juga terlihat kebingungan dengan situasi ini.

“Apakah dia menunggu di luar kamar?”

Adele bertanya sambil memandang ke arah ruang tamu yang berada di luar ruang teh tempat dia berada saat itu.

"Ya. Dia bilang maaf karena datang tanpa pemberitahuan, tapi dia tak masalah menunggu selama kamu siap."

"......"

Setiap kata yang keluar dari mulut Ephony membuat Adele semakin bingung.

Mulai dari fakta bahwa orang tua dari keluarga besar ini datang mencari Adele, yang sebenarnya tidak lebih dari seorang orang luar, hingga permintaan maaf karena datang tanpa pemberitahuan semuanya.

Ephony juga terlihat terkejut, sehingga kata-katanya keluar lebih cepat dari biasanya.

"Sebaiknya saya mengatakan bahwa anda butuh waktu untuk mempersiapkan pakaian, dan sebaiknya saya pergi ke ‘Ruangan Bintang’."

"Baik. Sampaikan padanya begitu."

"Ya."

Ephony kemudian berjalan cepat menuju ruang tamu.

Adele menutup buku yang sedang dibacanya dan berdiri.

“Egir.”

"Ya."

Pria yang berdiri di belakangnya tanpa suara menjawab. Adele memandangnya.

Pemuda yang mengenakan jubah hitam dan memegang topi hitam di dadanya menatap balik, seolah sudah menunggu.

Setelah insiden malam dansa, Egir ditugaskan untuk menjaga Adele.

"Apakah kau sudah mendengar?"

"Ya."

"Haruskah kau mendampingiku untuk bertemu dengan Nyonya Tetua?"

Egir menjawab dengan suara rendah dan kasar.

"Tugas saya adalah memastikan saya berada di sisi anda setiap saat. Namun, karena Nyonya Tetua meminta pertemuan pribadi, saya tidak bisa menemani anda."

High Society [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang