BAB 165

192 16 3
                                    

Tubuh Egir kaku.

"Masih ada masalah yang belum terpecahkan, dan kita mungkin akan berpisah di akhir percakapan. Seperti yang dikatakan olehmu dan Clarice, mungkin suatu hari hati pria itu akan dingin. Tapi…."

Adele bergumam sambil menatap cakrawala.

"Aku tidak bisa menjelaskan dengan baik, tetapi aku merasa apa yang aku inginkan bukanlah seperti ini."

Kekhawatiran mewah yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan bertahan hidup, hanya muncul karena emosi dan keinginan.

"Mungkin aku iri dengan hal seperti itu. Seperti memiliki ruang untuk merenung atau gagal…."

Saat pertama kali dituntun oleh Cesare untuk masuk ke dalam masyarakat kelas atas, dia berpikir bahwa semua itu adalah hal yang kosong.

Namun, dia pun tidak berbeda. Ketika materi terpenuhi, dia akan mencari nilai yang lain.

"Sepertinya pada akhirnya orang ingin memenuhi sesuatu yang bersifat mental."

Adele yang menggumam tersenyum.

"Seperti Tuan Kstaria yang mulai menyukaiku meskipun di luar perintah Cesare."

"……."

Mata biru jernihnya yang seperti danau perlahan membesar.

Segera, Egir mengeluarkan senyum pahit yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Itu adalah senyum seorang dewasa.

"... Itu benar."

Adele membalas senyum dan melangkah mundur. Jari-jari yang terpegang satu per satu terlepas, hingga akhirnya tangan mereka terpisah.

"Terima kasih telah menjagaku selama ini. Kehadiranmu membuatku merasa aman."

***

Kapal itu melintasi air dengan tenang, meskipun tubuhnya sangat besar. Egir berdiri di bagian belakang, menatap pelabuhan tanpa henti.

Adele berdiri di dermaga dan melihat ke arah sini. Dia melihat Cesare mendekati Adele.

Kedua orang itu mungkin akan bahagia.

"Jaga pemoles sepatu."

Perintahnya selesai. Dia telah melindunginya. Namun….

"……."

Air mata yang mengalir tanpa disadari membasahi pipi Egir. Hanya ada penyesalan.

Seandainya dia sedikit lebih dewasa. Seandainya dia menyadari perasaannya lebih cepat. Seandainya dia lebih dewasa dari Cesare. Seandainya dia bertemu Adele sedikit lebih lambat….

Egir tetap berdiri tanpa bergerak hingga Adele menghilang dan cakrawala yang luas memenuhi pandangannya.

***

Cesare yang berdiri di samping Adele tidak mengucapkan sepatah kata pun hingga kapal itu menjadi sebuah titik. Adele juga menatap laut yang putih karena cahaya fajar tanpa berkata-kata.

Pakaiannya kotor, tetapi tampaknya tidak ada luka. Itu adalah kabar baik.

"Egir sudah pergi?"

"Dia sudah pergi."

Adele menjawab dengan tenang. Tatapannya yang sebelumnya tertuju pada cakrawala kini beralih kepadanya. Mata itu tenang hingga menakutkan.

Sepertinya keputusan telah diambil.

Karena ketidakberdayaan yang jelas terasa, lidahnya enggan bergerak.

"Apakah kita bisa berjalan sedikit?"

High Society [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang