Maaf yang Belum Termaafkan

129 21 1
                                    

Kalau ada salah dalam penulisan atau penggunaan kata kalian bisa tandai dengan komentar, ya.

Happy reading!

•••••

Yasmin melamun dengan perasaan tak tenang. Pasalnya ia telah membohongi orang tuanya dan juga teman-temannya, hanya karena Mahen. Sebenarnya ia sudah berkali-kali menolak ajakan Mahen untuk pergi bersama, tapi pemuda itu tidak menyerah sama sekali. Yasmin yang geram pun mau tak mau harus menurutinya.

"Yasmin."

Panggilan itu membuyarkan lamunan Yasmin.

Yasmin menoleh ke arah Mahen yang berdiri di hadapannya. Ia tersentak saat Mahen tiba-tiba saja memotretnya menggunakan ponsel.

"Ngapain sih foto-foto?! Hapus nggak!"

Dengan acuh Mahen kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Lo ngelamunin apa?" tanya Mahen.

Yasmin tidak menjawab dan malah mengalihkan pandangan.

Mahen yang melihat itupun menghela napasnya sejenak. Pemuda itu menunduk sebelum kembali menatap wajah cantik Yasmin.

"Gue minta maaf karena udah maksa lo buat jalan sama gue..." Lagi dan lagi Yasmin hanya diam mendengarkan. "Lo bisa minta apapun setelah ini, sebagai bayaran karena udah mau gue ajak jalan," lanjut Mahen.

Kalimat terakhir Mahen cukup menarik perhatian Yasmin. Gadis itu menoleh ke arah Mahen.

"Apapun?" tanya Yasmin, memastikan.

Mahen menganggukkan kepalanya. "Iya, apapun."

Yasmin tersenyum tipis seraya mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian gadis itu berjalan lebih dulu meninggalkan Mahen bersama troli berisi barang yang ia beli.

"Gue kasih tau nanti apa yang gue minta. Sekarang bawain belanjaan gue dulu," ujar Yasmin, dengan kaki yang masih terus berjalan menjauh.

Tanpa berkata apa-apa, Mahen segera mematuhi perintah gadis pujaannya.

Setelah menghabiskan waktu di supermarket, Mahen menjalankan mobilnya menuju restoran. Mereka akan makan malam—yang sebenarnya masih terlalu sore—sebelum kembali ke rumah.

Mereka makan tanpa bersuara. Yasmin memang enggan memulai obrolan, berbeda dengan Mahen yang sedang mempertimbangkan perkataannya.

"Gue mau nagih janji lo tadi," ujar Yasmin, setelah mereka selesai menghabiskan makanan mereka.

Mahen tersenyum seraya mengangguk. "Boleh, lo mau apa?"

Yasmin terdiam sejenak sebelum kembali melanjutkan perkataannya.

"Selama ini lo sadar 'kan, kalau Hera itu suka sama lo?" tanya Yasmin.

Mahen yang sejak tadi menatap penuh ke arah Yasmin pun mengalihkan pandangannya, setelah mendengar nama Hera keluar dari bibir gadis itu.

"Nggak mungkin lo nggak paham sama perlakuan Hera selama ini, Hen..."

"Terus lo pengen gue ngapain? Bales perasaan dia?" tanya Mahen.

"Hera cinta sama lo, Hen. Dia bahagia kalau sama lo," tutur Yasmin.

Mahen menatap penuh arti ke arah Yasmin. "Lo yakin Hera bakal bahagia sama gue?"

"Gue nggak ada rasa apapun sama Hera, Yas. Lo cewek yang gue suka, bukan dia," lanjut Mahen.

"H-hah?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EMPAT SERANGKAI [NoRen, MarkMin, YukHae, JiChen Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang