44

91 11 13
                                    

Seungmin sudah siap dengan pakaian medisnya, siap melakukan operasi untuk pasien bernama do yeon yang kini terbaring tak berdaya di meja operasi.

Seungmin menatap wajah do yeon yang tengah kesakitan dengan tajam, emosi masih mempengaruhi dirinya.

Ia berpikir untuk melanggar sumpah dokter, ia ingin sekali menukar cairan suntik bius menjadi suntik mati. Membalaskan dendam atas apa yang di perbuat oleh orang itu terhadap ayahnya dulu.

Di sisi lain, seungmin tidak ingin melakukannya. Ia ingin menjaga nama baik dirinya, keluarganya, rumah sakit tempatnya bekerja. Cukup dokyeom merusak nama rumah sakit, dia tidak ingin menjadi salah satunya.

Ia bertugas untuk menyelamatkan, bukan menjadi seorang pembunuh.

Seungmin menepuk kepalanya kuat beberapa kali, berusaha menghilangkan pikiran jahat yang terbesit di dalam otaknya. Berusaha tetap dalam kesadaran seorang dokter, seorang penyelamat.

Berusaha menyingkirkan perasaan pribadi.

Dengan tangan gemetar, seungmin mengarahkan suntikan tersebut ke urat nadi do yeon. Namun belum suntikan itu menyentuh pasien, dirinya sudah terdorong sedikit kebelakang. Suntikkannya beralih ke tangan haechan.

Pelaku yang membawanya menjauh dari meja pasien.

" aku gak tau apa yang terjadi padamu! Tapi jika kau tidak bisa fokus lebih baik keluar dari sini! Kau hanya mengganggu jalannya operasi seungmin! Tenangkan dirimu di luar sana! Dan kembalilah saat kau siap! " bentak haechan membuat seungmin ingin menangis, namun ia menahan dirinya dan melangkah keluar dengan gontai.

Seungmin terduduk di salah satu bangku yang tersedia di koridor, melepaskan masker dan sarung tangan yang ia gunakan.

Menarik nafas berulang-ulang demi menenangkan dirinya yang tidak terkendali, meski ia tahu semua itu adalah sia-sia.

" ayah... apa yang harus kulakukan... aku tidak bisa menyelamatkan pembunuh dirimu... " gumam seungmin menunduk dalam.

Dokter seungmin...

" eunbi... " gumam seungmin menatap eunbi yang entah sejak kapan sudah berdiri dihadapannya, menatapnya khawatir.

" apa yang terjadi? Apa anda baik-baik saja? " tanya eunbi duduk di samping seungmin.

" saya gagal... saya gagal menolong pasien... saya dokter yang buruk... " ujar seungmin lesu membuat eunbi tidak tahan untuk tidak memeluknya.

" dokter seungmin adalah yang terbaik... gagal itu wajar, kita hanya manusia.... kita tidak bisa melawan takdir tuhan maupun perasaan sendiri... "

" dokter telah berjuang keras, dokter menyelamatkan banyak pasien lain... termasuk adikku, daniel... dokter yang terbaik... jangan sedih... " ujar eunbi mengelus punggung rapuh seungmin, berharap dapat sedikit menenangkan lelaki itu.

Seungmin yang membutuhkan pelukan, membalas pelukan eunbi dengan erat. Menyembunyikan wajahnya di ceruk leher eunbi, Terisak pelan menyalahkan dirinya sendiri yang sangat rapuh.

Eunbi yang melihat seungmin, dokter penyelamat sang adik. Dokter yang berhasil mencuri hatinya, cinta pertama dirinya bersedih membuat eunbi tidak dapat menahan air matanya.

Melihat seungmin yang selalu tampak ceria selama dia mengujungi adiknya yang di rawat inap di rumah sakit, kini melihat seungmin terpuruk. Benar-benar membuat hati eunbi ikut berantakan.

Bukankah begitu? Disaat orang yang kita sayangi terluka, kita juga akan merasakan sakit yang sama perihnya.

Tak jauh dari sana changbin mengepalkan tangannya kuat melihat pemandangan di hadapannya.

Seungmin dan eunbi, wanita yang ia sukai berpelukan.

Changbin berkunjung kerumah sakit, hendak mengembalikan ponsel seungmin yang terbawa olehnya. Dan hendak menyapa eunbi saat tidak sengaja melihat wanita itu berjalan-jalan di koridor rumah sakit.

Namun semua itu ia urungkan setelah melihat adegan pelukan di depan matanya.

Hatinya sakit seolah ada yang menyobeknya hingga menjadi bagian terkecil, meremasnya dengan kuat lalu menebarkannya begitu saja ke lava panas hingga melebur tak tersisa.

" pantas saja dia tidak berpengaruh dengan pesonaku... ternyata seungmin sainganku selama ini ya... " gumam changbin mendecih, berusaha menahan air mata yang hendak menetes dari netra hazelnut miliknya.

Changbin berputar arah, mengundurkan diri untuk bertemu seungmin.

Ia tidak bisa bertemu adiknya dengan perasaan buruk, ia tidak mau berkelahi dengan adiknya hanya karena persoalan cinta.

" lebih baik besok saja ku kembalikan hpnya... "

* jangan nyerah bin! Belum janur kuning!

.
.
.

" akhirnya sampai!! Wuah!! Indah banget coy! Emang bener ya healing itu perlu... " gumam jisung menatap indahnya pemandangan di hadapannya.

" mari kita cari hotel jisung... "

" berdoalah mereka mengerti bahasa inggris, jika tidak bersiaplah menjadi gembel jisung.. " gumamnya penuh harap.

.....

Di seberang lain, di sebuah gedung pencakar langit lantai paling atas dengan kemewahan berkelas bintang lima. Terlihat seorang laki-laki yang tampak tampan dan berwibawa dengan jas hitam bermerk dan dasi yang bertengger apik di lehernya. Menambah kesan mahal semakin tampak pada laki-laki yang tengah duduk di sofa lembut dan mahalnya.

" dengan CEO chenle disini, ada yang bisa kami bantu... "

Ini gue shunxi! Kenapa lu gak angkat telepon gue hah! Giliran telepon kantor aja cepat lu!

" dapat dari mana lu nomor perusahaan gue hah anak setan! " omel chenle mengusap kupingnya yang pengang karena omelan sepupunya itu.

" ngapain lu telepon gue! Gue gak ada duit untuk lo! "

Otak lu kalo gue yang telepon isinya pinjam duit aja! Lu kira gue sekere itu!

" emang kan? " ujar chenle membuat shunxi misuh-misuh di seberang sana.

Kali ini gue bukan mau porotin duit lu! Penting ini! Jisung kabur dari rumah ke china! Cari dia! Lu kan kayak! Kerahin beberapa anak buah lo!

" jisung kabur dari rumah? Dalam rangka apa? Kayak bocah anjir! Gak inget umur! Terus apa lu bilang? Kerahin anak buah? Lo pikir seberapa luas negeri bambuku ini! Negeri pandaku ini lebar anjir! Gak segampang itu nyari jisung bego! " omel chenle kesal bukan main pada sepupunya itu.

dia di pusat kota china, dia di beijing... pasti gampang nyarinya.. dia gak bakal pergi jauh... bahasa inggrisnya minim, dia juga gak bisa bahasa china... dia cuman bakal tersesat kalo pergi jauh...

" iya! Tenang aja! Gue bantu cari dia! Udah lama juga gue gak ketemu dia... "

Oke gue serahin semua sama lo...

" hmm~ dah jangan ganggu gue lagi lu! "  ujar chenle hendak menutup teleponnya.

Tunggu chenle!

" apa lagi... " ujar chenle jengah.

Minta duit...

" minta sama patung cupid sono! Sekalian biar gak jomblo lagi lo! " omel chenle segera menutup telepon  sebelum darah tingginya naik karena ulah shunxi yang suka mengganggunya.

Shunxi dan chenle sering bertukar pesan maupun telepon, lebih tepatnya shunxi lah yang sering menghubungi chenle untuk sekedar mengganggu sepupu jauhnya itu dengan hal-hal tidak penting.

Membuat chenle misuh-misuh setiap harinya.

" besok-besok lu gue kandangin sama monyet xixi kalo gue balik ke korea.. lihat aja... "

NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang