7| menonton

249 27 5
                                    


Asha sudah mengganti pakaiannya menjadi pakaian tidur — piyama panjang kotak-kotak — dan menghapus riasan di wajahnya. Ketika keluar untuk menyantap nasi goreng yang dianggurkannya sejenak, dia dapati Jayden pun sedang berada di ruang tengah dengan televisi menyala di hadapannya. Layarnya menampilkan berbagai tontonan yang sedang dipilih-pilih Jayden.

"Di sini nasi gorengnya." Jayden sudah lebih dulu menginterupsi sebelum Asha menyadari ketidakadaan nasi gorengnya di meja pantri. "Makan di sini. Sambil nonton," ajak laki-laki itu.

Langkah Asha tertuju ke arah sana. Tidak berkomentar.

Jayden pun sudah mengganti pakaiannya ke pakaian yang lebih kasual — celana pendek hitam dan kaos polos berwarna senada. Asha melihat nasi gorengnya sudah dalam keadaan dituangkan di atas piring lengkap dengan sendok. Gelas dan wadah bermaterial kaca berisi air minum pun tersedia di atas meja yang berada di hadapan Jayden.

Well, Asha tidak menyangka sih Jayden menyiapkan ini semua.

Asha mengambil tempat duduk di samping lelaki itu, lesehan. "Makasih," setidaknya dia harus menggumamkan makasih untuk semua yang Jayden siapkan.

Jayden hanya melirik Asha melalui sudut matanya. "Mau nonton apa?" tanyanya.

"Terserah kamu. Aku nggak terlalu tahu tontonan yang menarik." Karena Asha jarang sekali menonton sebuah tayangan — kecuali tayangan yang berkaitan tentang pembelajaran atau pengetahuan.

Selain tidak terlalu suka menonton, Asha juga merasa tidak mempunyai banyak waktu untuk menghabiskan waktu selama 1–2 jam hanya dengan diam menonton. Baginya waktu segitu bisa dia manfaatkan ke hal-hal yang lebih penting, seperti memperdalam materi, menyiapkan materi untuk mengajar anak-anak di panti, membuat manik-manik, membuat kue-kue untuk dijual.

Kemungkinan waktu luang yang bisa Asha dapatkan jika ingin menonton adalah malam hari. Dan itu pun dia lebih memilih tidur saja saking capek dan padatnya kesibukannya di siang hari bahkan bisa sampai malam hari.

Pada akhirnya mereka menonton film yang dipilih Jayden. Film Korea berjudul Emergency Declaration.

Meskipun Asha ikut menonton, dia tidak tertarik untuk menonton sampai akhir hanya akan menonton sampai nasi gorengnya habis. Setelah itu dia akan belajar karena waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar jadi terganggu oleh makan malamnya dengan ibu Jayden beberapa jam sebelumnya.

Tapi, semakin ke sini kenapa filmnya semakin seru? Asha jadi penasaran bagaimana kelanjutan dari setiap menitnya.

"Filmnya berapa jam?" Asha bertanya setelah hanya suara dari film itu yang terdengar di antara mereka berdua.

"Dua jam. Kenapa?"

Dua jam terlalu lama. Dia tidak boleh menyia-nyiakan waktu selama itu hanya dengan duduk diam seperti ini.

"Kenapa?" Jayden menolehkan kepala, kembali bertanya karena Asha tidak menjawab.

Perempuan itu menggeleng. "Nggak papa."

Jayden menatap Asha untuk seperkian detik, sebelum kembali mengalihkan pandang ke layar televisi di hadapannya.

Waktu berlalu, Asha telah menghabiskan sepiring nasi gorengnya. Dia memang masih lapar karena dinner tadi rasanya tidak mengenyangkan dan Asha tidak begitu menikmati karena merasa tidak terlalu biasa saja makan di restoran mewah seperti itu. Rasanya... itu bukan tempatnya.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada Jayden, Asha mengangkat bokongnya dari sana dengan tatapan yang masih terpatri ke layar. Dia membawa piring dan gelas bekasnya, mencucinya dengan hati yang yang mendadak dilema karena ingin menonton, tapi harus belajar.

Satu AtapWhere stories live. Discover now