Chapter 4

267 31 34
                                    

Hari ini (name) tengah bersiap-siap untuk pergi mengikuti ujian seleksi masuk ke Walkis Magic Academy, dan Orter pun sama. Ia akan pergi ke Academy Easton

"Senang nya di dalam hati~ kalau bersuami sepuluh~ sen-"

"Lagu aneh." celetuk Orter yang mendengar (name) bernyanyi

"Aku tidak peduli, wleee!" kata (name) lalu menjulurkan lidahnya

Orter menghela nafasnya lalu mengenakan jubah di tubuhnya, "Aku tidak tenang membiarkan mu di Academy Walkis sendiri." gumam Orter

"Hee~ kau khawatir ya?" tanya (name)

"Tidak, aku hanya takut pada siswa Academy Walkis yang akan di makan oleh mu." jawab Orter yang membuat (name) tersentak

"Oyy! Kau pikir aku seorang yang memakan manusia?!" kata (name) yang tak habis pikir

"Ck, beberapa tahun lalu kau saja hampir memakan pipi Wirth." cibir Orter dan membuat (name) terpojok

"Anjir, makin asem juga ni bocah." kata (name)

"Jangan berbicara aneh."

Singkat, padat, dan rasanya (name) sangat ingin membuang Orter saat ini juga

"Ka-"

"Ayo pergi (name)." kata Tuan Madl yang memasuki kamar Madl Twins

"A-ahh.. Ha'i Tou-san." kata (name) lalu ingin menghampiri tuan Madl

(Name) terhenti karena Orter menahan tangan (name), "Orter-chan?"

Orter terdiam sesaat lalu melepaskan genggaman nya pada (name) dan berbalik, (name) pun ikut terdiam

"Ayo pergi."

"H-ha'i.."

(Name) pun mulai melangkahkan kaki nya untuk mendekati sang ayah, "..berhati-hati lah."

(Name) mendengar gumaman Orter lalu tersenyum kecil, "Tentu." jawab (name) yang membuat Orter tersenyum tipis

"Aku pasti merasa kesepian karena tak ada yang brisik lagi." kata Orter lalu ikut pergi keluar dari kamar nya

(Name) pun di antarkan oleh tuan Madl ke Academy Walkis, "Tumben sekali kau peduli." cibir (name) pada tuan Madl

"Gadis sialan, kau hanya sopan ketika ada Orter, aku ini ayah mu." cibir tuan Madl

Ternyata selama ini jika (name) berduaan dengan sang ayah, maka keduanya sama-sama mengeluarkan sifat asli nya. Entah tuan Madl yang tertular sifat (name) atau bagaimana ya tidak tau, kok tanya saya. gada yang nanya sih.

(Name) yang sering ceplas-ceplos dan tuan Madl yang sebelas duabelas seperti dirinya, "Aku hanya takut kau kabur dan kejang-kejang melihat lelaki di sana." lanjut tuan Madl

"Hah?"

"Kau membaca buku setiap hari untuk apa? Kenapa kau malah makin bodoh?" tanya Tuan Madl dan membuat (name) terohok

"Anjir, lu udah tua bangka makin menjadi-jadi ya anjg!" kesal (name)

"Kau sering sekali mengeluarkan kosa kata aneh, berbicara lah yang benar." kata tuan Madl lalu menghela nafasnya

"..berjuang lah di sana, disana isinya bukan lah siswa biasa. Tapi aku yakin kau baik-baik saja disana karena disana juga banyak lelaki tampan." lanjut Tuan Madl yang langsung membuat (name) berbinar

"Benarkah?! Kalau begitu tidak masalah!" kata (name) dengan wajah yang sangat meyakinkan

Tuan Madl pun langsung menahan wajah (name) atau bisa di bilang menutupi wajah (name) dengan tangan nya, "Giliran lelaki tampan kau langsung semangat satu dua tiga, dasar buaya betina." sinis Tuan Madl lalu beralih menyentil dahi (name) dengan keras

Orter Twins [ Orter Madl and Reader's ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang