Cuaca masih mendung dan sudah saat nya aku masuk sekolah lagi. Ini hari kedua aku disekolah baru dan aku berangkat naik angkot karena ayahku tidak bisa mengantarku pagi ini. Aku naik angkot dengan suasana angkot yang panas dan sedikit bau amis dari ibu ibu yang membawa ikan, duduk dikursi paling belakang.
***
Sampai disekolah cuaca mulai gerimis dan aku bergegas untuk memasuki gedung sekolah. Belum sempat masuk, tiga pria menghalangi jalanku dan jelas aku langsung takut, mereka tampak mengerikan karena pakaian mereka penuh coretan seolah tidak perduli jika mereka tertangkap kesiswaan.
"Kei duitmu" Ucap pria pertama yang berambut keriting
"Kei itu apa?" Tanyaku dengan polos karena tidak mengerti lalu mereka serentak tertawa tetapi berhenti sejenak karena pria ketiga menarik rambutku dengan kencang"Aduh sakit" Kataku sembari mencoba melawan namun semuanya sia sia, pria kedua mulai merogok saku rokku dan mengambil uang dua puluh ribu serta tiga ratus ribu yang akan aku gunakan untuk membayar seragam
"Jangan ambil uang itu" Kataku dengan ketakutan lalu pria ketiga melepaskan cengkraman nya di rambut ku dan mendorong ku hingga jatuh
"Jarene duit cuman dua puluh" Kata pria kedua dan aku hanya terdiam karena takut
"Ayu ayu senenge ngapusi" Kata pria pertama sembari menendang kakiku lalu mereka pergi dan aku masih terpapar ditanah karena ketakutan.
***
Sesudahnya dipalak, aku murung dikelas dan Rere datang, mungkin dia khawatir melihat ku dari pagi murung hingga siang
"Kamu kenapa?" Tanya Rere
"Gapapa" Kataku lalu Rere hanya menghela napas dan dia mengajakku ke kantin"Ayo ke kantin, beli nasi goreng dan teh hangat" Ajaknya dengan senyuman manis, mungkin dia ingin membuat perasaan ku membaik
"Gapunya uang"
"Loh uang mu kemana?"
"Dipalak tiga pria" KatakuSetelahnya Rere hanya menghela napas
"Aku lapor ke kesiswaan, kamu disini aja" Kata Rere sebelum pergi dan meninggalkan ku sendirian lagi.Tetapi tidak selang lama Rere pergi seorang pria datang, dia tinggi, tampan namun wajahnya terlihat sedikit galak.
"Duitmu to?" Tanya pria itu lalu menyerah kan uang dua puluh ribu dan tiga ratus ribu
"Nemu dimana?" Tanyaku dengan kebingungan namun juga senang
"Rak perlu ngerti, aku njalok ngapuro, koncoku emang rak duwe adab" Katanya"Kamu ngomong apa?" Tanyaku yang serentak membuat pria itu bingung
"Gaiso bahasa Jawa?" "Maksudku gabisa ngomong Jawa?" Katanya
"Iya""Oh, anak pindahan ya?" Tanya nya dengan senyuman kecil
"Iya, aku anak pindahan""Aku minta maaf soal teman temanku tadi yang kurang sopan, mereka emang gatau adab"
"Iya gapapa" Kataku dengan sedikit gugup lalu mengambil uangku dan menaruhnya ditas.
"Oh ya, sekali lagi maka-" Sebelum selesai berbicara, pria itu sudah pergi dan aku sedikit kebingungan karena dia pergi secepat itu
"Makasih" Gumamku lalu aku berdiri dan berjalan menuju kantin untuk menyusul Rere.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tean Aldiputra(𝐇𝐢𝐚𝐭𝐮𝐬)
Novela JuvenilMasa masa sekolah itu indah, terutama saat masa berpacaran. Saat kenal cinta semua pasti terasa indah begitu juga dengan cintaku dan Tean, singkatnya aku ingin bertemu lagi dengannya dan jika aku diberi kesempatan bisa kembali ke masa itu lagi, aku...