Malam Minggu

3 0 0
                                    

Malam ini hujan tidak turun lagi jadi aku memutuskan untuk pergi ke rumah Rere karena malam ini aku ingin pergi mengelilingi jogja.

Kerumah Rere aku diantar oleh Ayahku dan sesampainya dirumah Rere, aku pamit dengan Ayahku
"Ayah, Lia main dulu ya malam ini"
"Iya, hati hati, kalau pulang nya agak larut nginap saja dirumah Rere" Kata ayah dengan tenang lalu aku menangguk dan Ayah pergi meninggalkan ku.

***

Aku mengetuk pintu rumah Rere, ibu Rere yang ternyata membuka kan pintu nya

"Sinten?" Tanya ibu Rere saat membuka pintu dengan suara yang lembut, aku hampir kagum
"Assalamu'alaikum bu" Kataku dengan gugup karena ini pertama kalinya aku bertemu ibu nya Rere jadi agak gugup

"Sinten njeh? Kanca ne Rere?" Tanya ibu Rere dan aku hanya diam karena tidak paham
"Maaf bu sebelumnya, saya tidak mengerti bahasa jawa. Bisakah ibu berbicara dengan bahasa Indonesia?" Tanya ku dengan senyuman kecil dan berharap ibu Rere mengerti

"Oh cah luar jawa to" Kata ibu Rere dan aku hanya menunduk diam dan Rere menghampiri ke pintu saat melihatku

"LIA!" Teriaknya "sini masuk"
"Ibu gimana sih ada Lia malah ga disuruh masuk"
"Temenmu? Cah endi dek?" Tanya ibu Rere kepada Rere

"Luar jawa, gaiso bahasa jawa koyo dewe buk" Jawab Rere dan aku hanya diam karena gugup

"Oalah, maafin ibu ya, ibu gatau" Kata ibu Rere kepadaku dan aku hanya mengangguk gugup

"Udah sini masuk jangan malu!" Kata Rere dengan semangat lalu aku mengikuti Rere masuk dan duduk di sofa sembari ditemani ibu Rere dan kami sempat berbincang ringan sebelum akhirnya pamit dan aku pergi bersama Rere naik motor nya untuk mengelilingi jogja, niatan mencari makan.

***

Sudah lama sekali berkeliling, kami tidak tau ingin makan apa dan sempat berdebat dijalan

"Makan apa?" Tanyaku
"Gatau ih, bingung" Jawab Rere
"Gimana kalo sate?"
"Bosen"

"Lah terus mau apa?" Aku menghela napas dan sedikit jengkel
"Bebek bakar gimana?" Usul Rere
"Boleh tapi cari yang sambalnya mantap"
"Asiapp" Jawab Rere dan akhirnya kita muter balik untuk mencari tempat makan bebek bakar yang enak dan sambalnya mantap

***

Setelah mencari dan mencari akhirnya kita ketemu tempat makan dipinggir jalan namun sedikit sepi.

Rere memarkirkan motor nya lalu aku yang ingin memesan tapi Rere menghalangi

"Biar aku saja" Katanya dengan tatapan yang meyakinkan dan membuatku sedikit tertawa

"Mang, pesen bebek bakar loro, es teh loro" Kata Rere kepada bapak penjual yang terlihat cukup tua, aku menebak anak penjual bebek bakar ini ada dua

"Karo gorengan rak nok?" Tanya penjual sembari menyatat pesanan Rere
"Gorengan ne piro mang satune?"
"500 rupiah"
"3.000 mang"
"Oke, siap"

Kami mencari tempat duduk dan menunggu makanan datang sambil berbicara sedikit

"Kamu kemarin bisa dipalak gimana ceritanya?" Tanya Rere
"Panjang Re"
"Pendek kan" Jawab Rere yang membuat ku tertawa sedikit

"Jadi gini, aku itu baru aja sampe disekolah terus baru juga masuk gerbang eh dicegat tiga pria" Kataku dengan tenang

"Wahh terus gimana?"
"Ya dipalak, habis itu anehnya uangku dikembaliin lagi sama cowok, aku gatau siapa tapi katanya dia temen yang malak" Jawabku

"Eh? Ganteng cowoknya?"
"Yah gitu deh, cowok ya ganteng, gaada cowok cantik"
"Iya sih" Kata Rere sembari mengangguk

***

Makanan kami dateng dan aku meminum es teh terlebih dahulu lalu akhirnya kami makan. Saat makan kami hanya diam karena lebih sopan diam jika saat makan.

Cukup lama kami makan dan setelah selesai kami memutuskan langsung bayar saja dan cabut dari sana karena waktu juga semakin larut, tidak baik bagi seorang wanita pulang larut larut.

***

Rere mengantarku pulang sampai didepan gerbang rumah ku, aku turun dari motor dan menatap Rere dengan senyuman kecil

"Makasih udah mau ajak aku main" Kataku
"Iya, Kapan kapan main lagi yuk" Ajak Rere dengan semangat

"Hayukkk, kalau ada waktu tapi"
"Iya iyaaa, aku tau nih cewek paling sibuk sedunia"

Aku tertawa mendengar ucapan itu dan menghela napas setelah tertawa atas ucapan Rere

"Aku mau pulang ah li, udah malem" Kata Rere

"Gamau nginep?" Tawarku
"Engga, makasih" Kata Rere sebelum menghidupkan mesin motornya

"byee Lia sok sibuk" Ucap Rere sebelum tancap gas pergi

"Bye Rere sok iye!!" Teriakku lalu aku mendengar tawaan kecil Rere saat dia perlahan menjauh dan hilang di gelap malam.

***

Aku masuk kerumah, mengunci pintu lalu aku duduk sejenak dan meregangkan tubuhku yang lelah tertimpa angin malam yang dingin.

Tiba-tiba telepon rumah berbunyi dan aku segera mengangkat telepon itu karena mengira itu telepon dari anak bibi Riris karena biasanya jam segini bibi Riris teleponan dengan anaknya.

Saat mengangkat telepon, aku mendengar suara anak lelaki yang membuat ku sedikit bingung karena anak bibi Riris itu perempuan.

Ini pasti bukan anak bibi Riris atau siapapun, ini orang yang tidak aku kenal

"Halo" Ucap pria ditelepon
"Siapa?" Tanyaku dengan nada tegas

"Ini Lia?" Tanya pria itu yang membuatku heran setengah mati karena dia tau namaku

"Iya, aku Lia. Kenapa cari aku?"

"Engga, cuman mau mastiin aja ini bener nomor rumah Lia"

Telepon mati dan aku mulai takut karena aku tidak tau siapa yang menelepon dan mengapa dia bisa tau telepon rumahku.

Aku tidak memberitahu kepada siapapun kejadian ini tetapi aku menyelidiki.

"Aku akan kerumah Rere besok" Gumamku pelan sebelum menaruh kembali telepon dan berlari pergi ke kamar dengan ketakutan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tean Aldiputra(𝐇𝐢𝐚𝐭𝐮𝐬) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang