Cp.10

33 4 0
                                    

16 Januari 2022

"Minji yakin sudah siap berangkat ke sekolah? Menurut mama, Minji masih harus beristirahat"

Tersenyum cantik, "Minji sangat sehat dan siap ke sekolah ma. Minji tidak mau mengambil ijin terlalu banyak"

Menghela nafas kasar, "Baiklah. Tapi janji pada mama, Minji tidak boleh terlalu lelah. Kalau merasa kurang sehat, pulang saja. Mengerti?"

"Iya mama. Ya sudah Minji berangkat ya ma", mencium pipi Y/n. "Minji berangkat papa", mencium pipi Jaemin.

"Hubungi papa jika kau butuh sesuatu"

"Iya pa"

"Let's go beauty", ajak William yang sudah menunggu sejak tadi.

"Tidak Will. Minji berangkat bersama Yuri dan pengawal. Kau disini, ada yang harus papa bicarakan denganmu", ucap Jaemin dengan tegas.

.

.

.

Sekolah

"Terima kasih bibi, sampai jumpa", pamit Minji saat menuruni mobil.

"Saya tidak akan pergi. Saya menunggu Nona disini", ucap Yuri.

"Menunggu? Tidak perlu. Aku pulang pukul 3 sore, masih sangat lama"

"Saya menunggu disini Nona"

"Hm... Ya sudah"

Baru saja memasuki area sekolah, seseorang menarik pergelangan tangan Minji.

"A-aduh ada apa? Siapa? Loh Xander?"

"Jangan berisik. Ikut denganku"

"I-iya ya sudah lepaskan dulu, aku bisa jalan sendiri"

Xander melepas pergelangan tangannya Minji. Dilihatnya pergelangan tangan itu memerah, "Maaf"

"Hm", deham Minji sambil mengusap-usap pergelangan tangannya.

"Kita ke rooftop"

"Mau apa?"

Mereka berjalan beriringan menuju rooftop sekolah. Meskipun merasa bingung dengan sikap aneh pria ini, Minji tetap mengikuti langkahnya.

Entah mengapa rasanya pria aneh ini baik, Minji tidak merasa khawatir.

Sesampainya di roofop.

"Duduk disana", menunjuk sebuah kursi kayu.

Ada dua kursi kayu dan 1 meja.

Minji mencoba mengingat tapi dalam ingatannya, tidak pernah ada kursi di atas sini sebelumnya.

Minji berjalan menuju kursi itu, ia duduk di kursi yang ditunjuk oleh Xander.

Xander duduk di kursi kayu lainnya. Mereka duduk berhadapan sangat dekat.

"Tanganku bersih", usai mengatakan itu, Xander mengabil sebuah krim lalu bergerak hendak mengolesi wajah Minji dengan krim itu.

"Tunggu dulu, krim apa itu?"

"Obat untuk lebam. Mulai hari ini, setiap pagi aku akan mengolesi krim ini sampai lebam diwajah cantikmu hilang"

Blush!

"Tidak perlu merona. Lekas mendekat!"

Minji tidak lagi menghindar. Ia memajukan tubuhnya. Sebuah krim dingin menempel di wajahnya. Minji bisa merasakan Xander mengoleskan krim itu sangat hati-hati. Pria itu juga meniup-niup agar krim itu lekas menyerap.

Minji menahan degub jantungnya karena tidak pernah berada sedekat ini dengan pria manapun sebelumnya.

Selesai mengoleskan krim itu, Xander memberikan satu batang cokelat rasa matcha pada Minji.

Love Me Like U Do - S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang