Cp.02

76 7 0
                                    

Seoul, 3 Januari 2022
Mansion

"Aku akan membuat mereka hancur! Tidak ada yang boleh menyakiti putriku!"

Y/n bergerak menenangkan amarah suaminya. Ia mengusap punggung suaminya berulang, seraya membubuhkan kecupan pada rahang tegas suaminya.

Setelah mendapatkan cecaran pertanyaan dan sedikit paksaan dari Jaemin, akhirnya Minji menceritakan semua masalah yang ia alami disekolahnya.

Betapa terkejutnya Jaemin, Y/n, William serta Yuri yang berada di dalam kamar tersebut, mendengar kejujuran Minji.

Sekelompok gadis di dalam kelasnya melakukan perundungan secara fisik dan verbal sejak Minji menunjukan prestasinya di sekolah. Nilai-nilainya selalu tinggi, berbagai bakat juga Minji tunjukan. Minji siswi yang berprestasi.

Namun sayangnya, seorang siswi lain memiliki hati yang iri melihat betapa bersinarnya Minji. Siswi itu mempengaruhi kelompoknya untuk melakukan perundungan pada Minji, sejak semester kedua ditahun pertama.

Tidak ada pembelaan dari siswa siswi lain. Mereka semua hanya melihat dan menutup mulut. Tidak ada satu orangpun guru yang mengetahui hal itu. Hingga saat ini, sudah satu tahun lamanya Minji memendam semuanya sendiri.

Tak ada seorangpun teman yang ia miliki. Ia juga bertekat untuk tidak memberitahu keluarganya, ia tidak ingin membuat khawatir siapapun.

Semua terkejut selama satu tahun ini Minji yang paling disayang dan dimanja di dalam keluarga, ternyata menyimpan luka fisik dan hati. Pandainya gadis itu menutupi keadaannya yang tidak baik-baik saja.

Jaemin kembali teringat pada permintaan Minji untuk tidak adanya pengawalan ataupun pengawasan di dalam sekolah dengan alasan kenyamanannya dalam belajar tidak ingin terganggu. Maka tanpa rasa curiga Jaemin hanya menyetujui hal itu, ia meminta pengawal yang berjaga hanya sebatas wilayah luar sekolahnya.

"Terima kasih Minji sudah terbuka menceritakan semuanya pada kami. Mama merasa lega jika sudah tidak ada yang Minji tutupi lagi. Sekarang biarkan mama dan papa yang mengurus semuanya. Minji tenang saja, kita lakukan pengobatan pada luka-luka ditubuh Minji", ucap Y/n dengan tenang sambil tersenyum hangat, walaupun dalam hati ia ingin menangis kencang mengetahui putri tersayangnya terluka.

Y/n tidak ingin egois dengan perasaannya, melihat siatuasi sedang buruk, Jaemin dan William yang sama-sama sangat marah, Y/n tidak ingin memperkeruh suasana.

"Yuri, tolong panggilkan dokter keluarga", pinta Y/n.

"Baik Nyonya"

"William kau temani adikmu!", titah Jaemin kemudian membawa istrinya keluar dari kamar putrinya. Tidak lupa ia mengecup cukup lama kening putrinya.

Tanpa mengucap sepatah katapun William berjalan mendekati Minji. Ia duduk ditepi ranjang tepat disamping adiknya. Ia menarik Minji masuk ke dalam pelukannya, sambil mengusap rambut panjang adiknya.

Mendapat perlakuan hangat itu Minji kembali terisak meluapkan sakit yang selama ini ia pendam.

Aku akan menghabisi kalian satu per satu! Lihat saja! Kalian sudah berani menyentuh adikku, putri tersayang dalam keluarga ini!

Di dalam kamar...

BRAK!!

"Brengs*k! Arrrggghhh! Sial*n!!!"

Ssssttt!

"Sayang, sudah", ucap Y/n menenangkan suaminya. Ia memeluk Jaemin sambil menci*m bibir suaminya. Memberikan rasa tenang dan nyaman pada suaminya. "Sudah ya... Hm?"

Jaemin mengangguk, ia kembali menci*m bibir candu istrinya beberapa saat.

Y/n tersenyum melihat suaminya lebih tenang. "Jae..  Aku tahu kau marah melihat kondisi putri kita. Akupun sama. Aku menahan amarah dan kekecewaanku. Tapi hanya marah saja tidak akan menyelesaikan masalah"

Love Me Like U Do - S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang