Elevator [ 2 ]

148 30 12
                                    

Note : Kenapa ceritanya ada part 2?

#berbisik

Biar penasaran...



Characters : 

Sasuke - Sakura - Naruto - Sai - Ino - Itachi - Sasori - Karin










Mereka sampai di depan elevator. Setelah menghadapi ketakutan karena mayat-mayat dan darah itu, mereka melanjutkan perjalanan karena sudah terlanjur jauh melangkah dan penasaran.

"Kau yakin?"

Naruto kembali mengucapkan perkataan itu untuk kesekian kalinya. Karin mengangguk dan memandang teman-temannya yang lain.

"Kita masuki elevator ini bersama agar tidak takut." balas Karin.

"Kau ingin membunuh kita semua." balas Sai sambil menggendong Ino di punggungnya. Ino masih pingsan. "Kita pulang saja."

"Mana bisa kita pulang sekarang. Elevatornya sudah di depan mata!" teriak Karin. "Kita juga harus mencari tahu apa yang terjadi pada mayat-mayat itu."

Sakura memandang Karin sesaat, lalu menoleh kearah Sasuke yang masih merangkulnya. "Kita pulang saja. Aku tidak perlu mencoba elevator itu untuk mencari jodoh."

Sasuke melirik ke bawah dengan tenang, berbeda jauh dengan debaran jantung yang berdetak brutal karena ia dapat memperkirakan akhir dari semua ini.

Sasuke mendekatkan wajahnya kearah telinga Sakura, sehingga tidak ada yang boleh mendengar ucapannya. Hanya untuk Sakura. Jadi, tutup mata kalian semua.

"Kenapa?" bisik Sasuke.

Sakura terdiam, lalu menunjuk Ino. "Ino pingsan. Kita harus memperhatikannya dibanding melakukan hal aneh ini."

"Kau yakin?" bisik Sasuke. "Kau akan bertemu jodohmu di elevator itu."

Sakura tersenyum. "Jodohku sudah diatur sang pencipta. Aku tidak percaya elevatornya."

"Naik saja elevator ini."

Suara Sasori membuat Sasuke melirik sinis, sementara Sakura memandangnya penuh perhatian untuk mendengarkan ucapan seniornya.

Sasori melirik Sakura. "Siapa tahu, ada kesempatan bagiku. Kita tidak tahu takdir. Jodoh sudah diatur, tetapi keajaiban bisa terjadi. Meski dia selalu berada di dekatmu, bisa saja aku adalah akhir untuk kebahagiaanmu."

Naruto memeluk dirinya sendiri, merasa merinding karena ucapan itu menyentuh hati. "Kau benar. Aku pasti bertemu dengan seseorang yang tepat."

"Kau bisa saja bertemu kematian lebih dulu sebelum menjemput jodoh." ucap Itachi dengan tenang.

"Jangan merusak suasana, Itachi." desis Sasori kesal.

"Kau tidak lihat mayat-mayat tadi? Perlu berapa kematian untuk menyadarkanmu? Masih belum sadar bahwa kematian bisa terjadi kapan saja?" balas Itachi.

"Kita harus tetap bersama." Sasuke memandang Sakura. "Aku akan melindungimu apapun yang terjadi."

Sasori melirik Itachi. "Nasehati saudaramu."

AbnormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang