1. confession (Caleb)

397 8 12
                                    

Special Thanks to teh Jessica, yang udah ngasih saran buat upload disini, wkwk.

***

(if the explosion never happened) main story 4-1

"grandma I'm home" sore hari itu setelah menyelesaikan misi yang melelahkan, jessica mengunjungi rumah nenknya.

Jessica melihat nenek yang sedang membaca koran. Dengan suara hangatnya nenek Jessica menyambutnya pulang
"Ah, sweetie. You haven't been visiting often since you became a hunter. Did you miss me ?"

"Of course" jawab Jessica kepada neneknya, di waktu yang sama hidungnya mencium sesuatu yang lezat.
"Something smells good. Is it roast pork ? I've learned how to cook a new dish. Would you like to try it ?" Ucapnya sambil tersenyum kepada neneknya.

"What happened to the pip squeak who wouldn't even pour me a glass of water ? What has changed you ? I should've talked you to become a hunter sooner"
Suara yang tak asing memenuhi gendang telinga Jessica, dari arah dapur ia melihat teman masa kecil nya yang juga merupakan saudara angkat nya itu, menaruh sepiring makanan dan semangkok nasi di atas meja makan.

Dengan antusias, Jessica berjalan mendekat, sudah lama ia tak bertemu dengan Caleb.
"Caleb ?! I thought i wouldn't see you until tomorrow at least." caleb bekerja sebagai pilot, itu mengapa mereka jarang sekali untuk bertemu, bahkan sekedar berkirim kabar pun mereka hanya melakukannya di waktu luang.

Caleb tersenyum sambil berbalik ke arah Jessica.
"What's wrong with coming home early to spend some time with you and Gran ?"

Dia melangkah mendekat, mengacak-acak rambut Jessica sambil menatap Jessica dengan senyum lembutnya.
"Wash your hands, let's eat."

Jessica berjalan menuju dapur, membasuh tangannya lalu duduk di meja makan bersama Caleb dan neneknya.

Sambil menikmati makanan mereka, mereka berbincang menanyakan kabar satu sama lain untuk melepas rindu mereka.
"How's your health, Grandma ? Still getting headaches ?"

"Oh, it's normal for people at my age to get them. I'm already used to it. I'll be fine as long as i take my medication" jawab nenek.

Jessica merasa khawatir dengan kondisi neneknya.
"But didn't the doctor say you should be hospitalized for observation ? Are you sure the meds Will be enough ?"

Nenek tersenyum mendengar hal tersebut. Berusaha meyakinkan Jessica bahwa ia baik-baik saja.
"Oh... I just got out of the hospital. It's too crowded and noisy. And that won't help with my migraines"

Jessica tetap merasa khawatir, ia mengetuk-ngetuk pelan piring nya yang masih kosong dengan kedua sumpit di tangannya.

"Already a worrywart ? You can rely on me to handle the family stuff."
Caleb memberikan sekaleng minuman kepada Jessica, menaruhnya diatas meja.

Jessica mengalihkan pandangannya ke arah Caleb yang juga berusaha meyakinkannya agar ia tidak terlalu khawatir.
"I already submitted an application form for a long-term ward. It's safe, quiet. Everything's been taken care of."

"Wait, when did this happen ? And why didn't you tell me ?"
Caleb tak menjawab dan hanya memberikan tawa kecil sebagai respon.

Suara nenek pun mengalihkan pandangan jessica.
"Oh, Caleb. A decisive man as always. I didn't Know about this either." Ucap nenek sambil melihat ke arah Caleb.

Nenek kembali menatap Jessica sambil tersenyum.
"If i need to stay in a hospital, you should visit me, all right ? You can talk with zayne... Have lunch with him too, perhaps." Zayne juga merupakan teman masa kecil jessica. Makan bersama dengannya merupakan hal yang biasa, namun ia tak sengaja sekilas melihat Caleb yang menunjukkan ekspresi tak suka, walau dengan cepat Caleb kembali tersenyum.

***

malam pun datang, setelah puas melepas rindu, mereka kembali ke kamar masing masing. kamar yang mereka tempati selama mereka tinggal di rumah yang hangat itu.

di tengah malam jessica merasa haus. ia berniat menuju dapur untuk meminum air putih. namun saat ia berjalan menuju dapur, jessica mendapati kamar caleb yang terbuka sedikit. jika tak salah dengar, ia juga mendengar caleb memanggil namanya. ia berniat untuk menutup pintu itu, namun tak disangka-sangka ia malah melihat sesuatu yang sangat mengejutkan. caleb sedang menyentuh tubuhnya, sambil menatap foto jessica.

Dengan tergesa gesa jessica segera memasuki kamarnya, tanpa pikir panjang jessica hanya menutup pintunya tanpa menguncinya.
Jessica menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. jantungnya berdegup sangat kencang, keringat dingin mengalir deras di sekujur tubuhnya saat ia mendengar suara pintu di tutup diikuti dengan suara pintu yang terkunci, langkah kaki yang mendekat itu menambah kegugupannya.

"i know you're not sleeping" ucapnya .
Jantung Jessica berdetak dengan kencang saking kencangnya ia takut jika Caleb mendengar.

"You saw me earlier didn't you” Caleb duduk di pinggiran kasur Jessica, perlahan membuka selimut yang menutupi tubuh Jessica.
Caleb tersenyum sambil mengelus rambut Jessica, mengusap keringat yang mengalir di dahi Jessica.

Caleb menundukkan wajahnya dan berbisik di telinga Jessica.
"Wake up pip squeak" Caleb mengelus pipi Jessica, lalu perlahan mengusap bibir ranumnya, ia mendekat lalu menciumnya lembut, setelah beberapa saat, Jessica merasa sesak karena tak bisa bernafas, Jessica meremas lengan Caleb dan memukulnya perlahan hingga Caleb melepaskan ciumannya.
Caleb tersenyum puas melihat wajah Jessica yang yang memerah merona selepas ciuman mereka, itu adalah ciuman pertama mereka.

Caleb meraih tangan Jessica, di remas perlahan lalu diusap menggunakan jari jari besarnya itu.
"I know you saw me, I'm sorry"

Caleb menundukkan pandangan nya melihat Jessica dengan perasaan bersalah.
"But i can't help it pip squeak, yes you look at me as your brother..."
Caleb mengusap perlahan wajah Jessica yang masih memerah itu  "but for me... you're the only woman in my life"

"Can you give me a chance ? Can you look at me as a man who love you ? Can you... Can you love me back ?"
Jessica mengangkat wajahnya menatap Caleb yang juga sedang menatapnya dalam dalam. Jessica menggigit bibirnya gugup, ia bingung harus menanggapinya bagaimana.

Baru saja Jessica membuka mulutnya Caleb langsung menciumnya perlahan, memberi kecupan kecupan kecil di pipi dan dahi Jessica
"If you going to say no, then don't say anything".

Setelah beberapa saat Jessica tak memberi jawaban, Caleb tersenyum, namun menunjukkan kesedihan.
"I won't force you pip squeak, please pretend you didn't saw anything earlier"

Caleb beranjak dari tempat tidur Jessica "and as for using your photo, I'm sorry."

Caleb berbalik berjalan menuju pintu keluar kamar Jessica, dan membuka kunci pintu tersebut, namun saat ia memegang gagang pintu itu, ia berhenti, merasakan tangan jessica yang sedang menarik kaosnya, menahannya untuk pergi.

Caleb berbalik melihat Jessica yang sedang menatapnya
"Pip squeak wha-...”

"Why are you decide it by yourself ?" Perkataan Jessica yang memotong ucapan Caleb membuat Caleb terdiam,

"Are you just leave me like that after you confess to me even before hearing my answer ?"

"You stole my first kiss, and even my 2nd kiss"

Jessica melepaskan genggamannya dari kaos Caleb, ia memainkan jarinya, berusaha menutupi rasa gugupnya.
"I- if i don't have feelings for you, then i would've just push you when you kiss me like that"

Jessica mengangkat wajahnya, melihat Caleb dengan tatapan sendunya.
"pip squeak you mean..."

Jessica berjinjit, meraih wajah Caleb dengan kedua tangannya, membawa wajah Caleb merunduk lalu mencium bibirnya perlahan
"Yeah, i like you... No, i love you too Caleb"

***

next chapter full spicy content.

hope you guys enjoy it. :")

Feel free to leave comments

Bittersweet Love (Love And Deepspace Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang