2 bulan telah berlalu setelah pertunangan Jessica dan Zayne, cincin emas putih tersemat dijari manis Jessica sebagai tanda pertunangan mereka.
Tidak lama lagi, Pernikahan mereka akan segera digelar. Pihak keluarga Zayne tak ingin menundanya lebih lama, jadi mereka memutuskan untuk melaksanakan pernikahan beberapa bulan setelah pertunangan keduanya.
"Jess, kamu udah siap fitting baju nya? Butik nya udah nelpon mama dari tadi." Mama Zayne memegang bahu Jessica dari belakang sebelum ia duduk di sofa dekat Jessica.
Mama Zayne yang juga merupakan seorang dokter, memiliki jadwal yang sangat sibuk sehingga jarang bisa meluangkan waktu hanya untuk berkirim kabar dengan Zayne. Namun untuk hari spesial putra semata wayangnya itu, Mama Zayne rela mengosongkan jadwalnya selama seminggu.
"Iya Ma, tunggu Zayne sebentar lagi pulang katanya," Bibir Jessica tersenyum manis, walaupun senyuman itu tidak mencapai mata coklatnya .
Mama Zayne menghela nafas melihat calon menantunya, ia pun mengusap bahu Jessica sebelum pergi mengurus hal lain yang di perlukan dalam pernikahan Jessica dan Zayne.
Setelah Mama Zayne pergi, Jessica mendengar derap langkah yang cepat dari arah depan. Zayne tiba dengan nafas yang tersengal-sengal, keringat mengalir dari dahi nya, dan bau disinfektan rumah sakit yang khas memasuki rongga hidung Jessica.
Zayne nampak kelelahan namun juga penih dengan antusias, dirinya menatap Jessica dengan senyuman tulus yang merekah di bibir ranumnya. "Maaf tadi ada pasien gawat darurat. Kita berangkat sekarang, ya?"
Jessica mengangguk dan tersenyum kecil, mengambil tas tangannya dan beranjak menuju Zayne. Keduanya menaiki mobil untuk sampai di butik tempat mereka memesan gaun dan tuxedo untuk pernikahan mereka.
Setelah beberapa menit, mereka sampai di sebuah butik mewah. Untuk upacara pernikahan nya dengan sang pujaan hati, Zayne tak segan memesan pakaian mereka dari seorang desainer ternama, tidak peduli berapapun harganya.
Tentunya kedua pasangan itu di sambut dengan antusias oleh pemilik butik tersebut saat mereka tiba, "Akhirnya datang juga! Kupikir kalian akan membatalkan jadwal fitting baju kalian lagi sampai hari-H!" canda Leora, pemilik butik itu yang disenyumi oleh Jessica dan zayne.
"Jadi~ Siapa dulu yang mau mencoba baju nya?" Tanya desainer tersebut dengan mata berbinar.
Zayne menatap ke arah Jessica dan mengangguk, mempersilahkan Jessica untuk mencoba gaun-nya terlebih dahulu. Jessica mengangguk pelan sebelum dituntun oleh Leora menuju ruang ganti.
Zayne duduk di sofa yang disediakan di butik, membolak balik majalah sambil menunggu Jessica selesai mencoba gaun pernikahan mereka.
"What do you think, Zayne?" Ucap Leora yang membuat Zayne mengalihkan pandanganya dari majalah ke arah depan, dimana Jessica sudah mengenakan gaun pengantin miliknya.
Desain gaun pengantin yang dipakai Jessica minimalis namun elegan dan mewah, dengan warna dominan putih dengan rok berenda yang mengembang. Dihiasi oleh ornamen bunga melati yang senada dengan warna gaun.
Netra Zayne berbinar tak berhenti menatap Jessica, jantungnya berdegup hebat. Dirinya melangkah kedepan, mengelus pipi Jessica dengan lembut.
"I think i fall in love with you again, Darling."
Jessica tertawa kecil, "So, do you like it?" Tanyanya yang diangguki antusias oleh zayne.
Leora tersenyum melihat interaksi keduanya. "Now, it's your turn Sir!" Ucap Leora kepada Zayne dengan semangat, ia tidak sabar melihat pasangan itu mengenakan kreasinya.
"Alright. Please, wait for me," Zayne mencium pipi Jessica, sebelum pergi ke ruang ganti untuk mencoba tuxedo nya.
Jessica duduk di sofa, dengan dibantu oleh pegawai butik. Rok gaunnya yang lumayan besar membuatnya sedikit susah bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Love (Love And Deepspace Fanfic)
FanfictionOneshot, two-shot (short story) fanfiction game Love and deepspace Written in bahasa ⚠️ mature content 🔞 ⚠️out of character ⚠️Typos