CHAPTER 6.

167 18 0
                                    

Helaan nafas panjang dikeluarkan oleh Seokmin ketika memasuki apartemen nya, dia menghidupkan lampu untuk menerangi seisi apartemen yang gelap gulita, hari ini dia pulang sedikit terlambat dari yang dia perkirakan ketika mengabari tunangan nya tadi. Seokmin menarik dasi yang terasa mencekik lehernya sepanjang hari ini lalu menaruh jas nya di sofa dan meneguk air mineral dari kulkas.

Seokmin duduk sebentar di kursi meja makan dapur apartemen nya ini lalu beranjak ke arah kamar untuk membersihkan dirinya dan setelahnya berniat mengabari tunangan manis nya yang di Amerika itu. Seokmin terus memikirkan apa salah dirinya sampai diabaikan seminggu ini, namun dia juga mencoba berfikir positif, mungkin saja tunangan nya itu sedang ingin sendiri atau banyak pekerjaan sebab baru launching parfum terbaru nya.

Masuk kekamar lalu membuka kemeja putihnya dan bertelanjang dada sambil berjalan ke arah lemari untuk mengambil baju ganti namun tiba-tiba ada yang memeluk nya dari belakang dan tentu membuat nya refleks dengan memutar badan lalu memiting leher si pelaku.

"Awww sakittt" mendengar rintihan itu membuat Seokmin membolakan mata karna jelas tau suara siapa itu. Seokmin membalikkan tubuh pelaku yang memeluk nya dari belakang tadi dan sekarang mereka berhadapan dengan tangan Seokmin mencengkram bahu cantik itu.

"Setelah lama menunggu mu kau malah ingin membunuh ku?!"

Sadar kalau itu benar-benar adalah sang tunangan manis nya yang seminggu ini mengabaikan dirinya dan membuat rindu berat ada di depannya pun Seokmin langsung memeluk erat dan mengecup kening itu berulang kali membuat Jisoo terkekeh dan meminta berhenti namun diabaikan.

"Berhenti dulu, aku tidak bisa nafas!"

Seokmin berhenti ketika Jisoo memukul lengan tebal nya berulang kali, lalu dia menatap si cantik dengan mata tersenyum yang masing-masing mereka lemparkan.
Seokmin kembali mendekap Jisoo kedalam pelukannya lalu menggoyangkan sedikit badan mereka.

"Kau tau aku sangat merindukanmu tapi malah seminggu ini kau acuh pada pesan dan telpon ku, kau kenapa? Aku berbuat salah? Hmm? Jangan seperti itu sayang kau membuat cemas"

"Maaf, aku sengaja begitu karna ingin memberikan kejutan padamu, dan taraaaa surprise~" mereka tertawa bersama lalu Seokmin membawa Jisoo untuk duduk dipinggir kasur apartemen nya. Jangan lupa kalau Seokmin masih telanjang dada dengan celana kain kerjanya.

Seokmin menatap Jisoo dengan mata berbinar tanda cinta dan kerinduan yang sangat dalam. Seokmin menatap sampai akhirnya dia sadar kalau Jisoo memakai kemeja putihnya dan celana sepaha yang tenggelam. Jisoo yang dipandangi begitu menggigit bibirnya kecil lalu pandangan mereka bertemu dan lagi-lagi Seokmin tersenyum tulus padanya.

Siapa yang tidak salting ditatap dengan lembut dan penuh dambaan seperti ini terlihat dari seorang yang kau cintai dan amat sangat mencintai mu. Jisoo ingin sinting hanya ditatap dengan Seokmin, rasanya menyenangkan dan perutnya berbunga-bunga.

Kecupan diberi Seokmin di bibir kucing itu dan Jisoo menangkup pipi Seokmin membuat mereka berhadapan lalu Jisoo mencium bibir Seokmin dengan berani seperti biasanya. Seokmin membalas dengan khidmat tentunya apalagi ketika Jisoo naik kepangkuan dan ciuman terjadi semakin dalam.

Seokmin menahan kepala Jisoo untuk berhenti dan mereka melepas ciuman basah itu dengan untaian saliva yang menggantung dibibir lalu di jilat begitu saja oleh Seokmin. Nafas keduanya memburu tentu, apalagi Jisoo yang sepertinya tidak bisa menahan. Seokmin hanya diam memandangi tunangan nya yang terlihat gelisah itu.

"Seokmin, lakukan malam ini.. aku ingin dirimu, please.."

****

Suasana makan malam yang hangat benar-benar terasa di meja makan ini, apalagi dengan sedikit pertanyaan hangat yang dilontarkan, Seungkwan sangat menyukai suasana ini, suasana yang tidak pernah dia dapatkan namun dia rasakan di rumah ini. Keluar Lee benar-benar membuat Seungkwan merasa dipeluk dengan keharmonisan mereka.

"Kwannie menginap kan? Ibu tidak terima kata tidak, sudah hampir sebulan ini kau sibuk dengan konsermu dan tidak mampir, jadi malam ini tidur bersama Chan ya" sudah dikatakan begitu mana bisa menolak. Seungkwan mengangguk dan tersenyum lalu melanjutkan suapannya.

Chan melirik sedikit kearah Seungkwan yang mengangguk tadi, lalu tersenyum kecil sebelum berkata untuk menggoda, "Kasurnya tidak akan muat Bu, lagipula dia sepertinya terpaksa" mendengar celetukan dari Chan membuat Seungkwan yang sedang mengunyah menatap kesal lalu menendang kaki Chan dari bawah meja yang berhadapan langsung.

"Aku tidak terpaksa! Aku pasti menginap kalau ibu dan ayah yang minta, dan aku tidak gemuk!" Mereka tertawa melihat Seungkwan yang selalu kesal kalau membahas berat badan, maklum lah dia seorang penyanyi dan berat badan adalah sorotan.

"Ayah dengar kau akan mengadakan konser di Jeju bulan depan, benar?"

"Iya ayah, bulan depan jadwal akan lebih padat, setelah dari Jeju dua hari istirahat aku akan langsung ke Jepang untuk manggung lagi"

"Jaga kesehatan mu nak, jangan terlalu dipaksakan, kalau ada apa-apa cerita pada kami dan Chan"

Lagi-lagi Seungkwan bersyukur karna bisa dekat dengan keluarga ini, sangat hangat dan harmonis, Seungkwan berhutang budi untuk kasih sayang yang mereka berikan.
Diam-diam dia berdoa agar keluarga ini tidak pernah menghadapi rintangan yang membuat mereka hancur.

****

"Terimakasih." Setelah mengatakan itu Wonwoo langsung melepaskan seatbelt namun ketika ingin membuka pintu mobil tersebut tangannya ditahan membuat dia menatap kearah kemudi yang dimana itu adalah Junhui.

"Apa lagi? Aku ingin pulang dan mandi, lepaskan" bukannya melepaskan tangan Wonwoo, Junhui malah mengunci pintu mobil nya dari dalam membuat Wonwoo mengerutkan keningnya sambil mencoba melepaskan pegangan di tangannya.

"Kau mau apalagi? Kau sudah mengantarku, sekarang biarkan aku masuk ke apartemen ku!"

"Kau tidak bodoh untuk mengerti perasaan ku padamu Won, kenapa kau acuh sekali? Aku tidak tau apa yang kurang dari diriku, katakan dan aku akan melakukan apapun untukmu"

"Aku tidak perduli Jun! Sudah berulang kali aku bilang kalau aku tidak punya rasa apapun padamu, kenapa terus memaksa, kau tidak perlu melakukan apapun karna aku tidak akan tertarik padamu. Sekarang buka pintunya aku ingin pulang"

Wonwoo langsung membuka pintu mobil dan keluar dari mobil itu menuju apartemen nya dengan perasaan muak, dan Junhui menatap sedikit kecewa kepada Wonwoo yang terus-menerus menolak dirinya.

"Kau cukup angkuh Won, tapi aku mencintaimu.."

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry for typo🙏🏼🙏🏼 Makasih buat yang support author🫶🏼🦊 Jangan lupa like + komen buat nambah semangat author yaaa🦊🦊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry for typo🙏🏼🙏🏼
Makasih buat yang support author🫶🏼🦊
Jangan lupa like + komen buat nambah semangat author yaaa🦊🦊

Love Hate Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang