CHAPTER 4.

77 9 0
                                    

Hari ini cuaca cukup panas dan tentunya butuh yang dingin-dingin untuk menyejukkan rasa dahaga di tenggorokan, jadi Jihoon mengumpulkan niat untuk kedapur apartemen nya mencari minuman dingin di kulkas namun ketika membuka kulkas dia dibuat kesal karna kulkasnya kosong. Jihoon kembali mengingat kapan terakhir dia belanja kebutuhan di apartemen nya dan dia dibuat mendengus pelan karna itu adalah dua bulan yang lalu.

"Aishh Lee Jihoon kau benar-benar tidak pernah pulang ternyata, bahkan sekaleng softdrink pun tidak punya, sialan! Sekarang aku harus ke supermarket untuk belanja dan aku MALAS! Aku benar-benar malas untuk keluar.." bermonolog sendiri lalu dia hanya berbaring di sofa sambil mengumpulkan niat untuk ke supermarket. Dia terlihat seperti pengangguran miskin yang tidak mampu membeli sekaleng softdrink sekarang dengan kaos hitam besarnya dan celana pendek besar pula.

Tidak ada yang tau bahwa si pemilik Ruby's Bar ini sangat pemalas dalam melakukan kegiatan, apalagi itu harus keluar ruangan dan bertemu matahari, dia sangat membencinya, mangkanya membuat sebuah Bar sebagai tempat mencari uang dan bersenang-senang.

"Apa yang harus ku lakukan sekarang, aku lapar tapi malas mencari makan dan baterai handphone ku habis.." dia terus menggumam tidak jelas dengan menenggelamkan wajah di sofa.

Tiba-tiba terdengar suara bel dari apartemen nya dan itu membuatnya semakin mendengus karna harus berjalan kedepan pintu. Dia melihat dari monitor pintu siapa yang datang lalu membuat kan matanya melihat siluman harimau datang ke apartemen nya.

"Bagaimana kau bisa tau apartemen ku?! Apa yang kau inginkan?!!" Lewat monitor suara dia berucap dan terdengar kekehan dari Soonyoung.

"Apa yang aku tidak tau tentang mu? Sekarang buka pintu nya dan mari makan bersama, aku bawakan cola untuk kita" Jihoon melihat banyak makanan yang dibawa oleh Soonyoung di tangannya lalu dia menimbang-nimbang apakah dia persilakan masuk saja siluman ini? Tapi kalau dibiarkan masuk dia bisa kurang ajar! Tapi kalau tidak aku akan mati kelaparan, begitulah isi pikiran Jihoon saat ini kira-kira.

"Tanganku pegal, cepat buka dan kita--"

"Masuk. Dan lepas sepatu mu."

Soonyoung tersenyum kemenangan akhirnya dia masuk ke apartemen si judes ini, Soonyoung berjalan mengikuti Jihoon menuju sofa depan televisi dan menaruh makanan yang dibawanya ke meja, sementara Jihoon dia mengambil alat-alat makan nya.

****


"Aku tidak bilang apapun pada Seokmin kalau aku akan ke Korea hari ini, aku ingin memberinya kejutan dan melihat reaksi nya nanti, baiklah aku tutup kalau begitu" Jisoo menutup telfon itu dengan senyum yang tidak pernah luntur di bibirnya, selalu manis seperti biasanya.

Jisoo sudah merencanakan ini dari seminggu yang lalu dengan mengabaikan Seokmin seminggu penuh dan akan pulang ke Korea untuk melepaskan rindu dengan sang tunangan tanpa memberitahukan apapun. Jisoo bisa membayangkan betapa bingung nya tunangan tampan nya itu dengan sikap Jisoo seminggu ini yang benar-benar mengabaikan Seokmin sebegitu nya.

Jisoo berjalan menuju sebuah taksi untuk ke apartemen sang tunangan yang sudah dipastikan belum pulang sekarang ini karna masih pukul empat sore dan Seokmin sempat mengabari bahwa hari ini dia akan pulang malam karna ada beberapa mahasiswa yang harus diberi tambahan tugas.

Jisoo kembali tersenyum didalam taksi itu melihat Seokmin yang tidak pernah lupa memberi kabar apapun padanya walaupun seminggu ini Jisoo mengabaikan tanpa sebab. Sebegitu cintanya Seokmin pada Jisoo dan Jisoo sangat bersyukur memiliki Seokmin sebagai tunangan sekaligus calon suaminya.

"Lebih cepat ya pak" si pengemudi mengangguk lalu melajukan mobilnya.

****

"Jangan ambil yang itu, aku melihatnya lebih dulu!" Hansol menolehkan kepalanya kepada seorang pria dengan masker menutupi mulutnya. Hansol menaikkan alis lalu dengan tidak perduli dia memasukkan jeli yang memang tinggal satu di rak minimarket itu kedalam keranjang belanja nya.

Pria bermasker itu pun mendengus lalu menarik lengan Hansol dan meminta jeli itu diberikan padanya. Dengan menadahkan tangan didepan Hansol yang bahkan tidak perduli padanya. "Berikan! Aku melihatnya lebih dulu!" Tidak bersuara tinggi tamun seperti memaksa diberikan.

"Aku mengambil lebih dulu."

"Tapi aku melihatnya lebih dulu! Kau tidak bisa serakah begitu tuan!"

Hansol malas berdebat dan melepaskan pegangan tangan pria bermasker itu pada lengannya lalu mengibaskan lengan yang tadi dipegang oleh pria pemaksa itu seperti jijik, membuat pria bermasker itu melotot karna diperlukan begitu.

"Ya?! Kau pikir aku menjijikan?!?"

"Terlalu banyak bicara." Hansol berkata lalu setelah nya menuju kasir untuk membayar apa saja yang dia beli sementara pria bermasker itu masih berdiri kesal di rak jeli tadi.

"Seungkwan-ah kau kenapa?" Ya orang itu adalah Seungkwan, si pria bermasker dan pemaksa.

"Aku kesal! Mau pulang!" Sang manager hanya bisa mengikuti Seungkwan yang sedang dalam mood buruk dari belakang.

"Aku ingin jeli itu tapi dia malah mengabaikan ku dan seolah jijik begitu hyung, aku membencinya!" Seungkwan terus mengomel dan manajernya cukup mendengarkan karna Seungkwan yang seperti ini benar-benar tidak boleh diusik.

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry for typo🙏🏼Thanks for support 🦊🫶🏼Don't forget to like and coment🫶🏼🦊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry for typo🙏🏼
Thanks for support 🦊🫶🏼
Don't forget to like and coment🫶🏼🦊

Love Hate Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang