CHAPTER 3.

177 20 2
                                    

"Hari ini Bapak ada rapat dengan perusahaan Tuan Kang tepat setelah makan siang, lalu setelah nya kosong." Penjelasan dari sekretaris nya membuat Kim Mingyu mengangguk lalu melanjutkan pekerjaan nya di laptop.

"Itu artinya aku tidak ada kerjaan penting lagi kan? Baiklah aku akan pulang dan sisanya tolong kau urus." Sekretaris Mingyu yaitu Hansol hanya mengangguk lalu permisi untuk keluar melanjutkan kerjaan nya, namun belum lama Hansol keluar dari ruangan itu dia kembali masuk dan membuat Mingyu menaikkan alis bertanya.

Belum sempat Hansol menjawab Mingyu langsung berdiri menghampiri siapa yang datang ke ruangannya. Itu adalah ibu nya, Nyonya Kim. "Mama? Kenapa tidak bilang ingin datang?" lalu dia memeluk wanita itu dengan nyaman dan menyuruh Hansol keluar.

"Apa untuk melihat anak sendiri harus meminta izin? Kau tidak menganggap ku sebagai Mama mu lagi? Sudah berapa bulan kau tidak pulang hmm?" Mingyu tertawa kecil mendengar omelan ibu nya itu lalu membawa ibu nya duduk di sofa ruangan itu.

"Bukan begitu Ma, hanya saja Mama tau aku baru memenangkan tender proyek yang ada di Gwangju kan, jadi aku hanya fokus pada itu saat ini" sang ibu hanya mendengus kecil lalu mengusap pelan kepala anak sulung nya itu sambil tersenyum lalu mendekapnya tanda rindu dan kasih sayang.

"Selamat atas kemenangan mu, Mama turut senang, hanya saja jangan sampai lupa pulang, Kami merindukan mu dirumah. Lihat kantung mata mu itu, jangan lupa jaga kesehatan juga sayang," Mingyu tersenyum dan mengangguk sebagai tanggapan.

"..dan bagaimana dengan Minghao? Kalian masih dekat kan? Bawa dia kerumah nanti, kakekmu  ingin koktail buatan nya langsung, kalau begitu Mama pergi dulu, ada rencana makan siang dengan teman, semangat kerjanya sayang" setelah mengecup kening anak sulung nya Nyonya Kim pun pergi meninggalkan Mingyu diruangan itu sendirian.

"Minghao.."

****

"Jeonghan hyung ada di ruangannya? Boleh aku masuk? Terimakasih." Setelah mendapatkan izin dari manager Jeonghan si mata rubah pun masuk kedalam ruangan itu dan bisa melihat Jeonghan yang sedang bermain ponsel di depan cermin rias.

Jeonghan melihat melalui cermin siapa yang masuk lalu berdiri mendekati si mata rubah dengan memeluk akrab, "Wonu-yaa kau sudah pulang dari Paris? Kenapa tidak mengabari aku? Aku rindu sekali tau" sambil merengut dia bicara.

Wonwoo hanya tersenyum tipis lalu melepaskan pelukan itu, "Toh aku langsung mendatangi mu hyung, aku baru sampai tadi malam dan ke perusahaan untuk beberapa hal yang harus dibicarakan dengan presiden kantor. Saat jam makan siang kita bertemu di cafe depan ya hyung, aku pergi dulu" setelah mengatakan itu Wonwoo pergi keluar.

"Dia datang hanya seperti itu? Dasar Jeon Wonwoo!" Jeonghan mendengus lalu setelah nya memainkan kembali handphone nya dan tersenyum-senyum membalas pesan dengan seseorang.

"Kenapa dia tampan sekali, aku benar-benar ingin gila rasanya" mari kita biarkan kegilaan Jeonghan itu.

****

"Oh? Kau sudah kembali dari Paris?" Pertanyaan retoris itu lagi. Wonwoo hanya mengangguk lalu kembali jalan ke arah lift dan yang menanyainya tadi juga mengikuti.

"Sedang apa diruangan Seungcheol hyung tadi?"

"Hanya beberapa urusan kerja. Untuk apa menemui presiden kantor ini kalau bukan karna itu? Pertanyaan mu tidak berguna Jun" ketus seperti biasa dan Junhui hanya tersenyum lalu mengikuti lagi dari belakang Wonwoo yang keluar lift.

"Hanya bertanya, dan kau tidak berubah, masih ketus"

"Kau berharap apa? Setelah aku pulang dari Paris aku akan merengek manja begitu? Membayangkan nya membuat ku merinding, dan lagi berhenti mengikuti ku, kau tidak punya pekerjaan? Kenapa mengikuti orang seperti ini?" Nada ketus tidak pernah hilang dari bibir manis nya dan itu semakin membuat Junhui gemas.

"Aku kosong sampai sore, pemotretan akan di lakukan pukul lima jadi tidak ada salahnya kita makan siang kan?"

"Aku tidak bisa, aku ada janji lain"

Junhui hanya diam melihat Wonwoo yang bahkan tidak ingin melihat wajahnya, mereka sama-sama diam didepan perusahaan sampai terdengar suara yang memanggil nama Wonwoo dengan lucu dan menoleh bersama.

"Wonu-yaaaa, ayo makan" itu adalah Jeonghan. Dia datang dengan senyuman lucu di wajahnya. "Oh? Ada Junhui juga? Sedang apa?" Junhui yang ditanya hanya menggeleng.

"Kalian berdua? Berkencan ya?"

Celetukan Jeonghan membuat Wonwoo melotot kecil dan Junhui hanya terkekeh pelan, "Sedang proses hyung." Jawaban Junhui membuat Wonwoo semakin melotot dan Jeonghan tentu saja langsung mengejek dan itu semakin membuat kesal si mata rubah.

"Di mimpi mu! Sudah hyung aku lapar, ayo pergi sebelum kau ku makan hidup-hidup" Wonwoo langsung pergi menuju mobil Jeonghan dengan menarik tangan si empunya mobil dan meninggalkan si China itu sendirian didepan perusahaan.

"..menggemaskan." gumamnya lirih.

****

Sorry for typo🙏🏼🙏🏼Maaf juga karna author yang lelet dalam up cerita, dan alur kedepan juga bakal lamban jadi sangat berterima kasih kalau kalian support author🫶🏼🦊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry for typo🙏🏼🙏🏼
Maaf juga karna author yang lelet dalam up cerita, dan alur kedepan juga bakal lamban jadi sangat berterima kasih kalau kalian support author🫶🏼🦊

Love Hate Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang