13

647 78 36
                                    

"aku akan dengan sangat amat yakin untuk mengatakan bahwa sekarang bukanlah musim dingin"

rora yang barusaja menapakkan kakinya di dapur, menoleh enggan, ia menatap sekelilingnya dan kembali menatap ruka, seseorang yang barusaja berbicara.

"tidak ada oranglain selain aku disini, kau berbicara padaku? eonnie?" tanyanya

yang lebih tua berdecak kecil, "lalu siapa lagi?" ujarnya sambil membersihkan tangannya yang barusaja ia gunakan  untuk mencuci beberapa piring juga gelas yang mereka gunakan semalam.

"lalu kenapa?"

"kenapa memakai baju itu? jika kau memakainya di malam hari mungkin aku tidak akan bertanya"

ia sudah menduga bahwa pakaiannya pagi ini pasti akan dipertanyakan setidaknya satu kali oleh orang yang melihatnya, tapi dirinya sungguh tak menduga bahwa ia akan menerima pertanyaan itu sepagi ini, disaat ia barusaja menampakkan diri.

"aku hanya memakai turtle neck, bukan jaket? apa yang salah dengan itu?"

"apa tidak panas?"

"jika merasa panas, aku tidak akan memakainya"

iya juga.

ruka hanya mengangguk dan ber-oh ria, ia memerhatikan rora yang berjalan santai kesampingnya dan membuat segelas teh.

"kau buat teh?"

rora menaikkan alisnya, "eonnie, kau sudah melihatnya dengan jelas."

ruka mencebikkan bibirnya, "aku hanya bertanya"

"maaf, mood ku sedang tidak baik"

selesai dengan teh yang ia buat, rora berjalan pelan menuju taman dihalaman belakang, ia mendudukkan dirinya disebuah meja bundar dengan pemandangan kolam renang yang cukup luas dihadapannya.

tak ada yang ia lakukan selain menyesap teh nya perlahan dan memandangi beberapa kupu-kupu yang terlihat melintas didepannya mencari bunga untuk ia hinggapi.

apa yang ia lihat pagi ini cukup membuat moodnya sedikit membaik.

selang beberapa waktu, ia kembali beranjak masuk dan membawa gelas kosongnya kedalam. hari sudah mulai siang, para seniornya juga telah bangun dan mulai terlihat berlalu lalang. ia akan menyuci gelas kotornya dan akan kembali ke kamarnya.

sialnya langkahnya terhenti. sosok yang ingin ia hindari saat ini tepat berada didepan matanya, melangkah putar balik tak akan membantu dirinya menghindar sebab dengan amat yakin pemuda itu pasti akan langsung menghampirinya. jadi dengan sangat amat terpaksa ia melanjutkan jalannya.

rora mencuci gelas yang ia gunakan dengan tenang, tak ingin memperdulikan junkyu yang sedang minum segelas air putih itu kini telah memusatkan pandangannya pada dirinya.

"kau sakit?"

kenapa juga pemuda itu harus mengajaknya bicara?

tak bisakah ia melihat bahwa dirinya itu enggan bahkan melihat wajahnya sekalipun?

"tidak"

"ada apa dengan bajumu?"

ia tak tahan untuk memutar bola matanya jengkel, tak bisakah orang-orang mengabaikan apa yang ia pakai? kenapa begitu menarik perhatian hanya dengan mengenakan turtle neck?

"memangnya ada apa dengan bajuku?" tanyanya jengah

"apapun yang aku pakai itu bukan urusanmu sunbae, berhenti mengusikku."

rora berucap sarkas, ia tak perduli lagi dengan seniornya yang satu itu, selesai dengan kegiatan mencucinya ia dengan cepat melangkah pergi. sungguh, ia akan berdiam seharian dikamarnya saja.

°SunbaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang