15

1.1K 88 47
                                    

sungguh, junkyu adalah hal tergila yang pernah ditemui rora sepanjang hidupnya.

pemuda itu benar-benar tidak kenal takut.

ia sungguh-sungguh telah berada dibawah kukungan pemuda itu saat ini.

kedua bola mata yang memandangnya sayu itu mampu membuat sekujur tubuhnya merinding. sunbaenya itu telah diluar kendali.

"subaenim, sadarlah! aku ini juniormu."

rora berucap sambil menahan dada itu setengah mati untuk tetap berada diposisinya.

junkyu hanya tersenyum tipis, "lalu kenapa jika kau hoobae ku? bukankah kau sendiri yang mengatakan bahwa bocah kecil ini sudah mampu menghasilkan keturunan?" ucapnya dengan mencolek hidung mancungnya itu.

"aku hanya kesal! kau selalu menganggapku anak kecil."

"kalau bukan anak kecil kau mau aku anggap apa? asal kau tau, aku akan melakukan lebih dari ini jika tak menganggapmu masih kecil"

"aku selalu menahan diriku dan menegaskan bahwa kau itu masih kecil ketika aku menginginkan mu. kau harus mengetahui itu-

-lee dain."

rora memalingkan wajahnya tak tau harus berkata apa, ia sungguh merah padam, jantungnya berdegup begitu kencang.

pemuda ini pandai sekali merubah keadaan, rora malu, seluruh kata yang terucap dari bibir junkyu telah diluar nalarnya, sekarang ia baru mengakui bahwa dirinya memang masih kecil bahkan untuk perkataan sedewasa itu.

"kau beratt, minggir!"

entah untuk apa, tapi lagi lagi junkyu terkekeh.

rora muak.

ia benar-benar takut junkyu akan mendengar degup jantungnya.

"sudah sejauh ini, aku tidak akan melepasmu begitu saja"

ia menahan berat badannya dengan satu lengannya, sedangkan lengan yang satunya lagi ia pakai untuk mengelus pipi halus itu hingga mengusap sensual bibir plumpy nya.

"jangan menyentuhku!!"

junkyu menggeleng pelan, "tidak"

"untuk saat ini aku hanya menginginkan bibirmu, ya?"

"yang lainnya aku simpan untuk nanti saja, saat kau telah dewasa"

bukan main, rora tak tahu sudah semerah apa wajahnya saat ini.

tidak bisakah pemuda itu menyaring perkataannya sedikit saja? ia benar-benar ingin menampar lagi wajah tengil itu jika kedua tangannya kini sedang tidak ia gunakan.

"sungguh, kau sepertinya masih mabuk, menjauh dariku"

"aku tidak mabuk"

pelan sekali hingga rora nyaris tak mendengarnya. junkyu sepertinya bersungguh sungguh akan ucapannya, terlihat dari pemuda itu yang tak lepas memandangi wajahnya terutama bibirnya.

ditambah lagi mata sayu juga suara beratnya.

rora benar-benar frustasi, ia tak mungkin bisa lepas dari kim junkyu kali ini.

"boleh, ya?"

rora hanya mampu terdiam, ingin mengatakan tidak pun sepertinya akan percuma karena pemuda itu telah memajukan wajahnya.

setidaknya ia tak melakukannya sesuka hati, ia telah dimintai izin, jadi ya sudahlah, sudah terlanjur juga..

kedua benda kenyal itu benar-benar menempel, tangan rora yang tadi menahan dada junkyu kini beralih meremat pundaknya ketika junkyu menggerakkan bibirnya pelan.

°SunbaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang