🥀-3.

388 38 0
                                    

Happy Reading semuanya.

"Shit." Geram Renjun sekian kalinya.

Sudah berkali-kali, ia mencoba menghubungi ponsel Haechan. Namun kali ini ponsel pemuda Tan itu benar-benar tidak dapat di hubungi.

"Kenapa sih, Jun?" Tanya Jaemin sedari tadi memperhatikan Renjun yang misuh-misuh pada ponselnya.

Renjun menoleh, ia mendudukkan tubuhnya di samping Jaemin. "Ponsel beruang madu gak bisa di hubungi."

"Haechan?"

"Iyalah, siapa lagi beruang madu selain Haechan."

Jaemin mengernyit heran, tumben-tumbenan si Haechan ponselnya tidak bisa di hubungi. Biasanya selalu aktif, walau orangnya suka mager Untuk sekedar mengangkat telepon atau membalas chat.

"Perasaan gue gak enak, na." Ujar Renjun tiba-tiba, raut wajahnya berubah menjadi khawatir.

"Perasaan lo lagi sensitif mungkin, makanya tiba-tiba gak enak gitu." Sahut Jaemin berusaha berpikir positif.

Renjun menggeleng. "Gak na, tiba-tiba gue kepikiran Haechan. Gue takut dia kenapa-kenapa, apalagi sekarang tuh bocah gak bisa di hubungi."

Jaemin terdiam, ia pun sebenarnya sama merasakan apa yang Renjun rasakan. Hanya saja ia buru-buru menepis nya karna berpikir ini cuma perasaannya aja.

"Lo kan tau sendiri, Haechan sama Mark dan udah pasti aman."

"Walau sama Mark juga, gue tetep aja gak tenang. Mana bocahnya tanda-tanda gak masuk lagi."

Sampai bel sekolah sudah berbunyi, Haechan tidak ada tanda-tanda menunjukkan batang hidungnya. Hal itu justru bikin Renjun sangat khawatir terhadap sahabat ini.

"Udah lo tenang aja, Haechan pasti aman sama Mark."

"Tapi na-"

"Kalo lo masih gak tenang, nanti kita tanya Marknya langsung." Sela Jaemin menenangkan Renjun.

Dengan berat hati Renjun mengangguk, semoga aja benar apa yang Jaemin katakan.

🥀🥀🥀

"Anjing, Mark ko lo tolol sih?!" Teriak Renjun emosi setelah Mark memberitahukan bahwa Haechan kembali ke apartemennya.

Ia juga berhasil menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di kantin, dari awal masuk ke kantin memang Renjun ini sudah cukup menarik perhatian orang-orang. Karna ia datang-datang menggebrak meja yang sudah ada Yeri,Mark dan Jeno.

Jaemin dengan sigap menarik tangan Renjun untuk duduk, ia tidak ingin Renjun semakin menjadi pusat perhatian. "Sabar, Njun. Kita dengerin dulu penjelasannya Mark."

"Yang merasa gak ada kepentingan di sini, buruan pergi." Sindir Renjun.

Yeri yang merasa sindiran barusan Renjun untuk dirinya, maka ia berdiri menatap Mark. "Mark, nanti pulang sekolah aku tunggu di parkiran." Katanya kemudian berjalan pergi meninggalkan meja.

Mark menatap Renjun yang kini sudah menuntut penjelasan darinya. "Sorry, gue udah coba cegah dia buat balik ke apartnya. Tapi dia kekeh pengen balik ke apartnya sendiri, akhirnya yah lo semua tau dan gue juga sedikit emosi. Jadi gue biarin dia balik ke apartemennya."

Stalker Obsession (Markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang