4. SANG PELULUH HATI

232 168 64
                                    

안녕하세요👋👋
klian kgum ga sama guwehh?? haruss kagumlaaa, tetepp apdett walopun gada yg baca, cuakss, anjir jamet petantang petenteng

4. SANG PELULUH HATI

Ini cinta, atau kagum? Atau, ini hanya seonggok rasa yang cuma singgah sementara.

...

"Tadinya gue pikir lo belum bangun. Syukur lo udah sadar sekarang. Gimana? Udah mendingan?"

Maggiera hanya diam, tak menyahuti pertanyaan cowok di depannya. Ia benar-benar gugup sekarang, dengan jarak mereka yang sangat dekat.

Gadis itu semakin gemetar saat punggung tangan cowok itu menyentuh dahi dan pipinya. "Huh, syukur deh lo nggak demam," ucapnya seraya tersenyum.

Cowok itu, dia kembali duduk di kursi samping brankar tempat Maggiera terbaring. Maggiera memalingkan pandangan, tak berani walau sejenak menatap ciptaan Tuhan itu. Ia menggigit dinding pipi bagian dalam dengan kuat, lalu meringis sendiri.

"Kenapa?"

Maggiera hanya menggeleng malu. Ternyata, cowok itu menyadari kelakuannya.

Laki-laki dengan kaos hitam oblong dan celana abu-abu SMA itu tampak menawan dengan kulit putihnya, ditambah hidung mancung, rambut acak-acakan, dan netra hitamnya yang selalu menatap tajam sekitarnya. Tapi, entah kenapa, Maggiera merasa cara cowok itu menatapnya berbeda dengan saat dia menyapu sekitar. Seperti, lebih lembut dan halus saat dia memandang gadis cantik itu.

"Lo masih lemes, ya? Apa gue ganggu waktu istirahat lo? Kalo iya gue keluar aja dulu ntar gua balik, sekalian gue beli makan siang buat lo," ujar cowok itu.

"Ah, enggak kok, lo nggak ganggu sama sekali."

Maggiera perlahan menatap wajah teduh milik cowok itu, dia hanya tersenyum dan tidak jadi berdiri, duduk kembali di kursi.

"Gue Aland."

Gadis itu menelan ludah, pasalnya si laki-laki terus-terusan memandangi wajahnya secara gamblang.

"Kita pernah ketemu kalo lo lupa."

Maggiera mengangguk, dia ingat, ingat sekali malahan. Aland, cowok itu adalah orang yang sama yang ditemuinya di SMA tempat Carriel bersekolah. Anyway, Carriel sepupu Kelly kalau kalian lupa.

"Lo banyak berubah, ya."

Empat kata yang mampu membuat Maggiera mengernyitkan dahi.

"Hah?"

Aland terlihat gelagapan saat menyadari lirihannya didengar oleh gadis cantik di depannya. Tapi dia memilih bungkam. Maggiera pun tak bertanya lagi, dia hanya menatap ujung kakinya yang terbalut selimut. Tiba-tiba dia berpikir, apakah Aland adalah sosok yang terakhir kali dia lihat sebelum dirinya pingsan? Dan, apakah Aland melihat perdebatan dirinya dengan Genta?

"Aland."

"Hm?"

Aland mengangkat kepala.

"Lo yang bawa gue ke sini?"

"Hm, iya."

"Apa lo liat pas gue sama papa berantem?"

"Gue liat kok, tapi tenang aja gue gak denger apapun." Aland menghirup oksigen sebanyak mungkin dan mulai menceritakan kejadian awal sampai dia bisa membawa Maggiera ke rumah sakit. "Gue bolos sekolah tadi pagi, dateng ke makam adek gua. Gue gak sengaja ngeliat lo berantem sama pria itu."

MAGGIERA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang