Part 8

434 30 0
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.

08.00

Seperti yang pernah fany pikirkan, dia sekarang sudah bersiap-siap untuk pergi ke mall membeli sebuah kendaraan.

Dirasa dirinya sudah perfect, dia mulai berjalan keluar dari kamarnya.

Tak

Tak

Suara high heels menggema di lantai, entah kenapa disini rasanya sunyi sekali.

Saat ingin menuruni tangga dia di kagetkan dengan suara yang tiba-tiba muncul dan ternyata suara tersebut ber sumber dari salah satu pelayan, "Maaf jika lancang nona, anda mau kemana?" ucap sang pelayan dengan menunduk.

"Aku ingin membeli kendaraan di mall. Sepertinya aku akan pulang jam 5 sore" ntah kenapa dirinya merasa jika dia akan pulang terlambat.

Tidak ingin bertanya lebih kepada majikannya, sang pelayan hanya mengangguk. "Baiklah nona. Hati-hati di jalan"

Fany hanya mengangguk dan mulai berjalan menuruni tangga.

Fany sudah sampai di perkarangan mansion nya, dia dapat melihat bahwa grab pesanannya sudah sampai.

Dia berjalan ke arah satpam yang berjaga dan menyampaikan bahwa dia akan pulang sore.

Sang satpam hanya mengangguk.

Akhirnya fany berjalan keluar dari perkarangan mansion dan mendekati grab yang di pesannya.

Huh?!, ternyata yang mengemudikan grab nya seorang pemuda laki-laki.

"Grab yang saya pesan?" tanya nya kepada sang driver,

"Ya nona"

Fany dapat melihat bahwa pemuda tersebut tersipu. Mungkin tersipu akan kecantikannya, begitulah batin fany.

Fany tidak mengetahui bahwa pemuda tersebut akan berbahaya di masa depannya.

Dirasa sudah memastikan bahwa ini grab pesanannya. Dia mulai masuk dan duduk dengan tenang.

Beberapa menit berlalu, tidak ada perbincangan antara mereka berdua, antara fany fokus melihat pemandangan di luar, dan si pemuda yang memperhatikan gerak-gerik fany dengan senyum misterius.

Fany merasa dia sudah sampai pada tujuannya, dan mobil pun mulai berhenti. Dia pun keluar dari mobil dan membayar sang driver.

Fany mulai berjalan memasuki mall tersebut, ternyata ramai sekali orang-orang berlalu lalang.

Sudah seperti biasa, fany mulai di puji dengan orang-orang disana.

Betapa indahnya ciptaan Tuhan.

Auranya mahal sekali.

Sungguh, aku ingin pingsan di tempat.

"Sial, dia menjadi pusat perhatian. Ingin rasanya mencongkel mata mereka yang sudah berani menatap permata ku dengan cabul!" batin seseorang yang menatap tajam pada beberapa orang yang menatap fany dengan mata cabul, seolah-olah ingin menelanjangi fany.

TRAVEL (rombak ulang) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang