Acara pelantikan ketua dan wakil ketua OSIS berlangsung bersamaan dengan upacara bendera. Ketua dan wakil sebelumnya menyerahkan bendera kepengurusan pada Noah dan Heksa. Ada pidato dari Noah yang berhasil memukau para murid menghasilkan tepuk tangan bergemuruh. Noah sangat pandai dalam berorasi, ditambah tampilannya yang kharismatik dan tampan.
Setelah itu OSIS akan disibukan dengan rapat program kerja. Setiap Ketua bidang mendiskusikan program kerja yang sekiranya akan dilaksanakan selama satu periode ke depan. Yura amat sangat sibuk, bahkan tidak sempat bertemu dengan Tika dan Erik, apalagi Amelia yang mungkin sama sibuknya.
"Gue nggak nyangka ternyata jadi sekretaris sesibuk itu!" Yura menyesap minumannya bersama Naomi di kantin.
Naomi menatap kuku-kuku tangannya yang berkilau. "Ya, selamat ya."
Yura mendesah. "Ternyata sekretaris juga mimpin rapat, gila gue nggak pernah mimpin rapat sebelumnya, kelihatan begonya!"
Suara tawa Naomi keluar. "Lo 'kan punya Noah sama Heksa yang bantuin lo."
"Padahal gue berharap lo yang bantuin gue."
Naomi menggeleng. "Bendahara itu ekslusif mengatur keuangan, haram kalau bendahara nyentuh atau bahkan ngatur jalannya organisasi, kalau sampai bendahara ikut ngatur, berarti organisasi itu sedang tidak baik-baik saja."
Mendengar penuturan Naomi sempat membuat Yura terdiam. Tidak menyangka Naomi yang tampak selalu bosan ternyata sangat memahami posisinya. Yura menelungkupkan kepalanya di balik lipatan tangan. Beruntung rapatnya cepat berlalu, karena program kerja yang direncankan tidak terlalu berbeda dari proker kepengurusan sebelumnya.
"Eh, lo sekelas 'kan sama Juan?" Yura teringat dengan rencananya yang ingin menggali ilmu dari sekertaris sebelumnya.
"Oh, Juan, kenapa? Lo naksir, ya?"
"Dih ngaco!" Yura mengibas-ngibaskan tangannya. "Gue cuma mau tanya-tanya soal tugas sekretaris, lo tahu sendiri 'kan gue minim pengalaman."
Senyum Naomi terkembang. "Mau tanya apa soal Juan?"
"Dia gampang dideketin nggak sih?"
"Gampang aja, dia ramah, cuma agak aneh."
"Aneh kenapa?"
"Katanya dia orangnya cukup posesif ke pacarnya, sampai menjurus ke obsesif."
"Oke, kayaknya nggak ada pengaruh ke gue soal itu."
"Oh, iya." Naomi tertawa. "Intinya dia agak freak aja."
"Dia biasanya nongkrong di mana?"
"Di taman belakang."
Sesuai yang dikatakan Naomi, tangan Yura telah membawa sekotak kue buatannya untuk diberikan pada Juan. Apakah ini disebut menyuap? Yura menggeleng, kalau pun iya, anggap saja sebagai bayaran atas kebaikan Juan, jika mau membantunya.
Sampai di taman belakang, Yura cukup terkejut, karena Juan duduk sendirian di bawah pohon sambil mendengarkan musik dari earphone. Yura kira saat bertanya soal nongkrong ke Naomi artinya berkumpul bersama teman-temannya.
"Juan?!" Yura berusaha memanggil Juan yang terlihat memejamkan matanya. "Hallo?"
Nampaknya tidak perlu memakai cara yang bar-bar, tubuh Juan sudah merespon akan kehadiran Yura. Dia membuang napas berat dan mulai membuka matanya. "Apa?"
Yura terlihat senang, senyumnya terkembang. Dia mendekat pada Juan dan duduk di sampingnya. "Gue Yura."
"Iya, tahu."
"Eh, lo tahu gue?"
"Lo Yura, murid baru yang bisa jadi sekretaris OSIS."
"Oke, itu cukup." Yura menggaruk pelipisnya, apakah dia terkenal dengan tagline seperti itu? Kira-kira siapa yang memulai ide tersebut? Tidak mungkin 'kan berasal dari tiga teman sekelasnya yang menyebalkan itu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Hideaway
Fiksi RemajaYura murid pindahan di SMA Tanuharja. Kabar baiknya Yura mendapat tawaran menjadi sekretaris OSIS, posisi yang sangat bagus untuk mendapat nilai tambahan. Kabar buruknya, Yura telah dikutuk. Orang-orang yang dekat dengannya perlahan mendapat musibah...