Lee Pyo mempercayai takdir. Jika Tuhan kembali mempertemukannya dengan gadis yang ia temui malam itu, dia berjanji tidak akan melepaskannya. Sepulang dari festival lampion, Putra Mahkota benar-benar tidak bisa tidur. 'apa ini yang orang sebut perasaan berdebar saat memandang seseorang yang kita suka?' sebenarnya dia sendiri memang hanya mengetahui hal demikian dari buku yang dia baca.. lalu bagaimana dengan cinta pertama? Putra Mahkota belum pernah merasakan perasaan semacam itu. pada masa mudanya, Putra Mahkota lebih banyak menghabiskan waktu dengan belajar, jarang bergaul dengan teman sepantarannya membuat ia menjadi anak laki-laki dingin yang tak banyak bicara. Namun, menginjak umur 15 tahun, Putra Mahkota mulai berani melanggar peraturan istana. dia mulai mengenal seorang yang dia sebut sebagai sahabat, membuatnya mengetahui banyak soal dunia luar, hingga mengubah sifatnya menjadi lebih menyenangkan, tidak kaku, juga mengerti candaan lucu. Sampai sekarang pun kalau ditanya apakah dia sudah dewasa? Lee Pyo tidak sepenuhnya dewasa. Ia hanya pandai menempatkan diri di setiap situasi. Saat diminta memberikan pendapatnya mengenai permasalahan keuangan yang terjadi ia bisa memberikan keputusan dengan bijak, namun pada momen yang tak mengharuskannya bersikap serius, Lee Pyo bisa menjadi orang yang asik diajak bicara. Akibat banyaknya hal yang terjadi dalam satu hari, malam itu.. Putra Mahkota benar-benar tidur nyenyak.
Putra Mahkota memiliki banyak kesibukan di Istana. Sebagai upaya mempersiapkan penerus raja, di pagi hari, siang, bahkan malam.. tugasnya hanya belajar. Tumpukan buku di meja yang harus dipelajari seringkali membuat Lee Pyo kelelahan, meski dia sama sekali tidak pernah menunjukan hal tersebut. Untuk mengatasi kesulitan itu, Lee Pyo diam-diam keluar istana dan berkeliaran di kota tanpa penjagaan. Namun, ada yang berbeda kali ini.. jika di hari biasa dia sama sekali tidak punya tujuan jelas atas penjalanannya.. kali ini berbeda, hatinya seperti mencari sesuatu. Lebih tepatnya mencari keberadaan seseorang. Lee Pyo harap, takdir berada di pihaknya dan dengan ajaib membawanya bertemu kembali dengan gadis lampion.
Lee Pyo menyusuri banyak jalan di sekitar tempat mereka bertemu.. harap-harap berpapasan. Namun, hatinya dibuat sedih ketika dihampiri kenyataan bahwasanya dia tidak bertemu gadis lampionnya sama sekali. Alhasil, hari berjalan membosankan. Esoknya Lee Pyo kembali ke kebiasaan lamanya... membaca buku.. mengkaji materi bersama para guru.. lalu saat ini melakukan latihan memanah..
((Saat latihan memanah))
Lee Pyo menembakkan suatu anak panah
Strapp!!
Pengawal hyun yang menjaga tembakan tersebut mengayunkan bendera ketika panah putra mahkota menembus sasaran kemudian berkata
"TEPAT SASARAN" (dengan keras)
Kembali lagi, putra mahkota mengambil anak panah yang disiapkan prajurit, mulai menarik ujungnya dengan pandangan mata terfokus ke arah titik sasaran. kemudian
Strapp!!
Anak panah kembali menembus tepat di titik pusat, membelah anak panah yang lebih dulu ditembakannya. Pengawal Hyun kembali mengayunkan bendera, kembali mengatakan hal yang sama "TEPAT SASARAN". Peristiwa itu terjadi berulang kali, Pengawal Hyun sampai kewalahan dengan tindakan Putra Mahkota yang saat ini terkesan terburu-buru seperti meluapkan sesuatu.
Lee Pyo dengan perasaan jengkel, menembakkan anak panah berkali-kali tanpa ampun. Banyak hal rumit yang memenuhi pikirannya. Persoalan dewan kemarin malam, setidaknya berhasil membuat dia marah. Namun, apa boleh buat.. karena saat ini dirinya belum punya kewenangan, Lee Pyo belum mampu meluruskan sesuatu yang salah menurut penglihatannya. Raja pun tidak menerima masukannya sama sekali karena pengaruh serta desakan yang dilakukan dewan dan para menteri. Lee Pyo terus mengambil anak panah yang diberikan prajurit hingga prajurit tersebut kehabisan stok dan membuatnya terpaksa mengambil persediaan di ruang penyimpanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Gift from Heaven
General FictionKim Joy, seorang gadis dengan trauma percintaan di masa lalu. Joy pernah menyukai seorang pria terlebih dahulu, menyatakan perasaannya pertama kali, paling perhatian, paling banyak mengucapkan kata cinta dan paling banyak berkorban. Namun tak berjal...