Closer. 04

123 30 3
                                    

Pangeran young-soo meletakkan sebuah buku di meja, mereka saat ini berada di kamar putra mahkota.

lee pyo menaikkan alisnya bingung.
"Apa yang kau bawa ini?" Tanyanya.

"Hadiah." Katanya percaya diri.
Pangeran mengangkat buku itu, tertulis disana sebuah judul "mawar merah" dengan sampul setangkai bunga,dia membuka satu persatu halamannya penasaran. Begitu terkejutnya ia mendapati isi buku itu, hingga membuatnya refleks melemparnya (geli).

Pangeran Young-soo terperanjak kaget karena ekspresi kakaknya yang tak terduga. "kenapaa??? Kenapa ekspresimu seperti itu?"

"Yang benar saja, bisa bisanya kau membawa hal seperti itu ke istana??!" Ucap Lee Pyo sambil menunjuk buku yang terlempar di lantai.

"Apa salahnya?? Kakak sebentar lagi juga akan menikah, malahan.. pengetahuan seperti ini akan berguna nanti" Young-soo mengambil kembali buku itu, membersihkan debu dengan lengan bajunya seperti menganggap itu sebuah barang yang berharga.

Bagaimana lee pyo tidak terkejut?, buku yang adiknya bawa itu berisi pelajaran hal-hal dewasa untuk orang yang mau menikah.

"Katakan.. bagaimana kau bisa dapat hal itu??!" Kata Lee Pyo, masih syok.

"Aku menyuruh seseorang meminjamkannya di perpustakaan waktu itu, yah mana mungkin aku meminjamnya atas namaku dengan wajah polos ini?! Akan sangat memalukan. Jadi kusuruh orang lain saja. Kebetulan.. perpustakaan itu lumayan lengkap. Jadi ya.. aku pun tak menyangka akan menemukan hal semenarik ini" Jelas Young-soo, tersenyum tak bersalah.

"Kau membuatku tidak bisa berkata apapun" Lee Pyo frustasi.

"Kan benar, kalau kakak mau menikah?!" Sebelum kembali, Young-soo telah mendengar kabar itu, seseorang mengabarkannya..

"Iya... tapi... tetap saja, semua orang pun akan mengerti sendiri tanpa membaca hal seperti itu"

"Kakak Terlalu percaya diri! Seperti pernah berkencan saja" sindir Young-soo, membuat Lee Pyo kesal

"Ehm tapi kak.. omong-omong.. gadis waktu itu..? apa kakak tertarik padanya? jujurlah padaku.. karena aku tidak pernah melihatmu memandang seorang perempuan seperti itu"

"Apa terlalu jelas?"

"Kakak masih bertanya??"

Lee pyo menggaruk lehernya yang tak gatal, smeentara Young-soo menggelengkan kepalanya tak tahan.

Pangeran Young-soo sudah menduga hal itu. Siapapun orangnya akan sadar.. kalau kakaknya ini menyukai gadis penjaga perpus. Dengan tatapan mata berbinar saat memandang gadis yang tengah mencatat namanya di buku peminjam, memperhatikannya dengan wajah terpesona.

Tapi.. yang ia tau kakaknya sangat pemilih, dia sulit jatuh cinta bahkan dengan wajah paling cantik se-joseon.. kakaknya itu tak mudah tertarik.

"Kenapa kau bisa suka dia kak? Apalagi dia.. maaf saja bukan seoranh bangsawan? Bagaimana bisa?" Young-soo amat penasaran, putra mahkota melipat bibir bagian dalamnya, memperlihatkan wajah manis polos seperti anak kecil yang sedang jatuh cinta

"Aku juga tak mengerti.. itu terjadi begitu saja? Kurasa orang tak perlu alasan untuk jatuh cinta bukan?"

"ASTAGA kau jatuh cinta saat pertama kali melihatnya??? SEORANG KAU?" Tak sangka kakaknya kini menjilat ludahnya sendiri.

"Diamlah, berhenti menggodaku" sela Lee Pyo.

"Tapi.. bagaimana mungkin? Bukannya kau kemungkinan besar akan dijodohkan dengan pilihan raja?"

"Tidak ada yang bisa menghalagiku kau tau? Raja pun.. telah memberiku kesempatan memilih"

"Baiklah terserahmu. Kalau begitu.. kau mau bagaimana? Sebenarnya kalau posisimu sebagai calon raja negeri ini bukannya sangat mudah bagimu untuk mengambil hatinya?"

A Gift from HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang