Chapter 3- Alea

46 5 5
                                    

⚠️WASPADA TYPO
_________________
•Happy Reading•

Gadis dengan mukenah peach nya itu tengah duduk bersimpuh dengan sajadah yang menjadi tumpuannya.
Di kala semua orang terlelap di alam mimpi mereka, justru ia meluangkan sedikit waktunya untuk melakukan shalat sunnah di sepertiga malam berjumlah dua rakaat.
Sejenak ia mengangkat tangan meminta segala permohonan, permintaan sebagai ummat-Nya.

Mala sekilas melihat gadis yang masih berada di alam mimipinya, seuntai senyum terpancar di wajah Mala. Sudah lama ia tak melihat wajah tenang dari gadis itu.

"Kayaknya capek banget ya Le."
Ucap Mala sembari sedikit membenahkan selimut yang menutupi wajah gadis itu.

"Aku aja nggak ngira kalau kamu bisa bertahan sejauh ini. Ternyata mukjizat beneran ada ya, contohnya ada di kamu."

Mala kembali teringat dengan kejadian kemarin.
Situasi yang ia pikir adalah mimpi, tak menyangka jika hayalannya menjadi sebuah kenyataan dalam sekejap waktu.

Flashback on...

"Mpphtt.."
Seolah tidak ada oksigen yang di hirupnya, terasa begitu sesak.
Dengan cepat orang itu membawa Mala ke balik batang pohon besar, gadis itu benar-benar ketakutan, dengan segala berontakan ia keluarkan sekuat tenaga untuk bisa lepas dari bekapan seseorang.

Tapi nihil, sepertinya tenaga orang itu lebih kuat di banding Mala, sesekali ia berusaha menepis tangan yang sedang membekap mulutnya tapi hasilnya juga tidak seperti yang di bayangkan.

"Jangan berisik!" Bisiknya tepat di telinga Mala.
Sebenarnya apa-apan ini Ia merasa tidak punya musuh, tapi mengapa tiba-tiba ada orang yang sengaja membekap mulutnya. Ingin sekali ia berteriak meminta pertolongan tapi melihat sekelilingnya tidak ada orang, bagaimana mau meminta tolong, berbicara saja ia sudah susah karena bekapan itu.

"Allahumma inni a-'udzu bika an adhilla aw udholla, aw azilla aw uzalla, aw azhlima aw uzhlama, aw ajhala aw yujhala 'alayya"

Tak henti ia terus melantunkan doa itu dalam hatinya, saat ini tak ada yang bisa menolongnya terkecuali Yang Maha Melindungi.

Merasa bekapannya sedikit merenggang, dengan cepat Mala menepis tangan orang itu.

"Astaghfirullah..."
Setelah berhasil ia membuka bekapan tersebut, Mala berbalik kebelakang untuk melihat siapa yang sengaja membekap mulutnya?.
Awalnya terlihat gurat ketakutan di wajahnya, tapi saat ia tahu siapa yang sudah membekapnya, ia membulatkan matanya kaget.

"Ap-"

Degg!

Mala terdiam tak bergeming. Seakan dunia nya berhenti sejenak kala melihat sosok yang membekapnya, Mala menatap nanar sosok itu dari atas hingga bawah, berharap bahwa kejadian ini bukan mimpi yang akan melayang nantinya.
Manik mata berwarna coklat itu mulai tertutupi dengan cairan bening yang akan tumpah.

"K-kamu kemana aja selama ini... "
Mala sedikit terbata-bata untuk berbicara sebab rasa sesak yang yang masih terkuak karena tangisnya.

Ia merentangkan tangannya seolah memerintahkan Mala untuk masuk ke dalam dekapannya. Tanpa berkepanjangan Mala langsung memeluknya. Kini mereka saling mengeratkan peluk menumpahkan seluruh rasa rindu yang selama ini kedua orang itu pendam, hingga tak terasa buliran bening jatuh membasahi pipi Mala, antara rindu dan terharu yang teraduk menjadi satu.

AKMT || BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang