Chapter 5 - Bertemu

44 4 5
                                    

⚠️WASPADA TYPO
________________
Happy Reading•

Fatamorgana dunia selalu silih berganti, sudah sekitar 1 bulan lamanya setelah kejadian itu Mala tak pernah lagi melihat keberadaan Zevan di sekolah.

Keempat gadis itu sedang menduduki pendopo sekolah sambil menikmati semilir angin dengan sesekali bercanda riang menghilangkan penat setelah bertempur dengan soal.

"La, kira-kira setelah kak Zevan nembak kamu itu dia kemana ya?"

Setelah beberapa keheningan, Serli mulai membuka pembicaraan. Membuat ketiga gadis itu mengarah ke arahnya.
Mala hanya mengangkat bahu dengan melengkungkan bibirnya sedikit kebawah.

Tak lama setelah itu, ia sedikit aneh. Mengapa Serli bisa mengetahui kejadian itu? Sedangkan saat peristiwa tersebut berlangsung, situasi sekolah sedang sepi.

"E-enggak, mana ada kak Zevan nembak aku."
Nadanya sedikit gugup menjawab pertanyaan Serli.

Terpaksa ia berbohong, karena Mala tidak ingin banyak orang mengetahui tentang itu. Mala hanya khawatir jika nantinya ia akan menjadi bahan cibiran di sekolah. Tapi ini sahabatnya, tidakkah ia percaya dengan mereka?

"Udah deh La, jangan bohong. Orang kita-"
Serli menutup mulut dan memberhentikan perkataannya cukup sampai di situ.
Sementara Shifa dan Alea hanya bisa memukul pelan masing-masing kening mereka.
Ceroboh sekali sahabatnya yang satu ini, hal kecil saja bisa ia lupakan. Begitu pikir Shifa.

Mala heran dengan Serli, mengapa tetiba saja ia terdiam.
" 'Orang kita' apa?"
Ia kembali mengulang dua kata terakhir dari Serli dengan merotasi kan pandangannya ke Alea dan Shifa yang seolah tak mendengar apa yang barusan di katakan Serli.

Serli hanya bisa tersenyum getir ketika mendapat pelototan dari Alea dan Shifa. Ekspresi mereka seperti akan mengeluarkan seribu Omelan untuk Serli.

Serli sedikit menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal.
"Sorry La, k-kita, waktu itu gak sengaja denger pembicaraan kamu sama kak Zevan."

Alea dan Shifa semakin melotot karena Serli berkata sebenarnya.
Mala membuang nafas berat dengan sedikit menjatuhkan punggungnya di pondasi kayu jati yang menjadi tiang di pendopo itu.

"Kita beneran gak sengaja La. Waktu itu kita di suru ke perpus, dan gak sengaja liat kamu sama kak Zevan di lapangan."
Perlahan Alea mulai memberi penjelasan untuk Mala agar tak salah paham. Meski sepupu sendiri tidak ada salahnya jika memberi pemahaman.

"Sekarang kalian udah tau. Mala mohon, jangan di umbar kemana-mana ya? Cukup kita berempat aja yang tahu soal ini."
Tutur Mala dengan wajah cemasnya.

Ketiga gadis itu benar-benar takjub dengan Mala, di zaman seperti ini banyak sekali orang yang ingin mengumbar seluruh nya di khalayak ramai.
Tapi gadis ini justru ingin memendam nya dalam-dalam, bahkan cukup sampai sahabatnya saja yang mengetahui itu.

"Weekend ini kita jalan-jalan yuk."
Aju Alea mengalihkan topik pembicaraan sambil menatap wajahnya di cermin kecil.

Terdiam sejenak lalu Shifa menyambung
"Iya deh kayaknya seru."

Mala dan Serli belum menimbrung dalam topik ini, mereka tengah fokus dengan benda pipih mereka. Serli yang tadinya duduk kini mengubah posisinya menjadi tiduran di atas paha Alea, entah kenapa tiba-tiba ia merasa ngantuk.

AKMT || BaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang