Wynona sedang berada di kediaman ayahnya, Arjuna. Wynona datang karena ayahnya yang memanggilnya. Seperti biasa, Sagara di minta untuk menunggu di luar mansion, sementara Wynona berbicara dengan Arjuna di dalam.
"Kerja kamu belakangan ini menurun, kenapa? Ada masalah? Kalo itu masalah pribadi, jangan bawa-bawa kantor."
"Maaf. Gaada masalah kok, Wyna emang jarang ke kantor aja belakangan ini. Wyna usahain buat lebih sering ke kantor."
"Kenapa jarang ke kantor? Kamu malas?"
"Ngga, ayah. Wyna cuma sedikit capek sama kegiatan kantor, Wyna lebih nyaman di rumahnya Ka Sagara."
"Sama aja itu namanya malas. Kamu harus tau diri dong, Wyn. Ibu kamu m4t! gara-gara kamu, sekarang kamu harus ngelanjutin perusahaan ayah buat bayar semuanya. Dasar pembvnuh. Heran, kenapa Sagara mau mencintai kamu. Honestly, you don't deserve love, wyn."
Kata-kata itu menusuk jantung hati Wynona, sampai kapan ia harus menerima lontaran kata-kata menyakitkan itu. Lagi-lagi, Wynona keluar mansion dengan air mata menetes di pipinya. Sagara terkejut dan panik ketika Wynona menangis, ia memeluk Wynona dan menanyakan apa yang telah terjadi. Wynona hanya menggelengkan kepalanya, seolah tidak mau memberitahu Sagara tentang perkataan Arjuna.
Di penthouse, Wynona mengurung dirinya di kamar dan tidak mau keluar sama sekali. Sagara yang khawatir langsung bergegas pergi ke mansion Arjuna untuk menanyakan apa sebabnya Wynona menangis.
"Wyna itu pembvnuh, Sagara. Dia ga ngasih tau kamu ya? Wajar sih, siapapun tidak mau mengakui kejahatannya bila kejahatannya sangat kejam."
"Pembvnuh? Maksudnya gimana? Rasanya ga mungkin Wynona kaya gitu." Sagara terkejut.
"Wynona adalah sebab dari kematian ibunya, apakah itu namanya bukan pembvnuhan?"
"Tergantung dari penyebab kematiannya, Pak. Bapak gabisa langsung nuduh Wynona gitu aja."
"Sudahlah, kamu gaakan ngerti. Kamu kesini cuma mau menanyakan itu saja?"
"Iya, saya harap bapak ga manggil Wynona dengan sebutan pembvnuh lagi."
Di perjalanan kembali ke penthouse, Sagara masih terkejut dengan fakta yang baru ia ketahui, bahwa Wynona adalah seorang pembvnuh. 'gimana bisa, wanita semanis kamu ternyata seorang pembvnuh?' memenuhi benaknya. Banyak pertanyaan yang ingin Sagara tanyakan, tapi apakah Wynona akan sanggup menerima pertanyaan-pertanyaan itu? Sagara butuh seseorang yang mungkin tahu tentang semua kejadian yang menimpa Emma —ibunya Wynona.
Sesampainya Sagara di penthousenya, ia langsung pergi menuju kamar Wynona dan membuka pintunya dengan kunci cadangan yang ia punya. Di dalam, Sagara mendapati Wynona yang sedang melamun.
"Udah tau tentang aku ya, ka? Maaf aku gabisa ngasi tau kaka dari awal. Aku takut orang-orang makin benci sama aku kalo aku ngasi tau yang sebenernya."
"Itu semua bener? Kata-kata ayah kamu bener?"
"Mungkin? Aku juga gatau, ka. Aku masi kecil waktu itu dan ga inget apapun. Tiba-tiba aku di tuduh ngebvnuh."
"Sayang, kita gatau apa yang sebenernya terjadi sama ibu kamu. Kita cari tau bareng-bareng ya?" Sagara menaiki ranjang dan memeluk Wynona.
"Udahlah ka, kalo udah tau emang mau apa? Ayah juga udah terlanjur benci sama aku, kamu juga boleh benci sama aku. Aku emang pantes di benci." ucap Wynona melepaskan pelukan Sagara dan pergi. 'sial, coba aja gue punya cukup nyali buat bvnuh diri.'
Beberapa minggu telah berlalu. Semakin hari, Wynona semakin menjauh dari Sagara dan hubungan mereka menjadi seperti sedia kala, 'sepi'. Wynona lebih sering menghabiskan waktunya di kamarnya dan Sagara menjadi sering lembur di kantornya sendiri. Di rumah pun mereka tidak tidur bersama. Jangankan tidur bersama, tegur sapa pun jarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted | Jangkku
FanfictionWynona Abriella, seorang gadis piatu (19) yang di kucilkan oleh seluruh anggota keluarganya karena telah 'membvnuh' ibunya, tetapi karena paras dan kemampuan berbisnisnya yang luar biasa ayahnya masih mau mempertahankannya di 'keluarga' itu. ...