Wynona Abriella, seorang gadis piatu (19) yang di kucilkan oleh seluruh anggota keluarganya karena telah 'membvnuh' ibunya, tetapi karena paras dan kemampuan berbisnisnya yang luar biasa ayahnya masih mau mempertahankannya di 'keluarga' itu.
...
"Hey, cantik. Mau ikut kaka ga? Kaka punya permen loh." kini mereka berdua sedang berlibur ke bali untuk 1 minggu.
"Apasih ka, aku gasuka permen."
"Kamu makin hari kok makin cantik? Istri siapa sih ini?" Sagara memeluk Wynona dari belakang.
"Ada apa muji-muji? Mau apa kamu?"
"Mau kamu boleh?" Sagara membalikan tubuh Wynona menjadi berhadapan. Perbedaan tinggi mereka sangat pas. Sagara menunduk dan meminta Wynona untuk menciumnya.
'cup' Wynona mengecup bibir Sagara. Mereka saling menatap dan tiba-tiba, Sagara menarik pinggul rampingnya dan melumat bibirnya. Kali ini Wynona akan menikmatinya, ia mengalungkan tangannya di leher Sagara dan mencoba mengimbangi ciumannya. Tanpa sadar Sagara sudah membuka crop yang di kenakan Wynona dan menyisakan rok pendeknya.
'not again..' gumam Wynona.
"Kamu cukup diem dan nikmatin." Sagara menindihnya di ranjang dan mencengkram kedua lengan Wynona.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
dan.. SKIP!
Di pagi harinya, mereka sedang sarapan dengan makanan yang di sediakan hotel. Sewaktu makan, Sagara terus menerus memandangi Wynona dan tersenyum. Dia heran mengapa istrinya bisa secantik dan semenawan ini, membuat dia tidak bisa berhenti mencintainya.
"Makan, ka, bukan ngeliatin aku kaya gitu." Wynona menyuapi Sagara.
"Kaka mau makan kamu aja, boleh?" bukankah tadi malam dia baru saja menerkam Wynona?
"Tadi malem kan udah, istirahat dulu dong."
"Enak." Sagara memandang Wynona "Makanannya."
"Ngomongnya jangan di pisah-pisah dong, salah paham yang ada."
"Kamu mikirnya apa emang?"
"APAAN SIH UDAH MAKAN AJA MAKAN!" Wynona kesal saat Sagara terus-terusan menggodanya. Sagara hanya tertawa dan lanjut makan sementara Wynona memasang Wajah bete.
"Hey, jangan bete gitu dong. Kaka minta maaf, sayang.."
"Udah, makan aja, ka."
Setelah selesai makan, mereka lanjut bermain ke pantai yang berada di sekitar hotel mereka, karena Sagara sengaja memesan hotel yang dekat dengan pantai. Mereka berjalan dan mengobrol sampai senja tiba, sebelum kembali ke hotel mereka berjalan beberapa meter lagi mengikuti bibir pantai.
Hari-hari mereka melalui rutinitas yang sama, sesekali mereka pergi berbelanja ke mall yang ada. Dan ada kalanya mereka full berdiam di hotel.
"Tidur, sayang. Kenapa belum tidur?"
"Duluan aja, ka. Aku mau ngadem dulu di balkon." Setelah menyelesaikan kalimatnya, Wynona pergi ke balkon kamar hotelnya. Dia melamun dan mengosongkan pikirannya di sana, setidaknya dia tenang meskipun hanya sementara.
Tiba-tiba Sagara memeluk pinggul ramping Wynona dari belakang, dan menyimpan dagunya di bahu Wynona.
"Cerita semuanya sama aku, sayang?"
"Nanti malah nambah beban pikiran kamu, aku pendem juga bisa. Aku lebih baik mendem semuanya dari pada nambah beban pikiran orang."
"Ga nambah beban pikiran kok. Apapun masalahnya kamu harus cerita ok? Kita pikirin solusinya bareng-bareng. Sekarang kita tidur, yuk?"
Wynona memeluk Sagara, bahagianya kali ini tidak bisa di ukur dengan apapun. Rasa syukurnya karena memiliki Sagara, tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata. Sagara menggendong Wynona ala bridal style dan kembali ke kamarnya untuk tidur.
Di pagi harinya Wynona terbangun dengan kondisi yang sangat segar. Agak berbeda dari biasanya, kali ini Wynona sangat semangat untuk memulai harinya. Saat hendak bangun, Sagara terus menerus menahan Wynona agar tidak pergi kemana-mana dan tetap berada di pelukannya.
"Mau kemana, sayangku? Udah disini aja sama kaka, dingin banget loh ini.."
"Ihhh aku pengen olahraga, kaaaa. Ayo kita jogging.."
"Rajin banget kamu, mending tidur lagi aja sama kaka."
"Udah ah, aku mau ke toilet dulu." Wynona melepaskan dirinya dari pelukan Sagara. Agak susah, tapi ia berhasil. Dia bergegas ke toilet dengan bersemangat.
'GEDUBRAKKK!!!' Suara yang sangat keras yang berasal dari tempat dimana Wynona berada, toilet. Sagara sigap berlari ke arah toilet dan menemukan Wynona yang sudah terjatuh di lantai. Sagara langsung membawa Wynona kembali ke tempat tidur dan menelepon dokter agar segera memeriksa Wynona.
"Kakinya terkilir, dan mungkin tidak boleh di gunakan selama 1 minggu kedepan dan 4 hari untuk pemulihan. Nyonya Wynona pasti merasakan pusing saat di kamar mandi sehingga membuatnya terjatuh. Benar?" Wynona mengangguk.
Setelah dokternya pergi, Sagara mengelus-elus kepala Wynona.
"Maaf aku terus ngerepotin kaka."
"Ngga, sayang. Kamu ga pernah ngerepotin, justru kaka yang gagal buat ngelindungin kamu. Kalau mau sesuatu, bilang aja ke kaka."
"Maaf..."
"Udah, minta maaf mulu. Lanjut tidur aja ayo." Sagara memeluk Wynona dan menarik selimut untuk kembali tidur.
Mereka bangun pada siang hari menjelang sore. Sagara pergi keluar untuk membeli makanan karena mereka berdua belum sempat sarapan ataupun makan siang. Setelah itu mereka makan seperti biasa.
Beberapa hari kemudian, tak terasa sudah waktunya mereka pulang. Mereka mempacking barang-barang mereka dan bergegas ke bandara.