Chapter 7: ANCAMAN SURGAWI

1.2K 46 0
                                    

Semenjak membuat grup belajar, aku dengan Dion dan yang lainnya semakin akrab. Kami jadi sering hang out bareng. Aku juga mulai mengenal teman baruku. Namun, aku sedikit takut dengan jika mereka diancam oleh Huntress seperti temanku yang sebelumnya.

##

Saat jam 12 siang, akhirnya mereka sampai juga di kantin. Makanannya sudah kupesan dan mereka berterima kasih. Ada 1 orang lagi yang gabung dengan kita, namanya Dicky Zefan Djandis. Dicky berkenalan denganku dan yang lainnya.

Saat kita sedang makan, geng Huntress baru datang ke kantin . Seperti biasa mereka mulai berisik di kantin. Aku dan teman-temanku tidak menghiraukan mereka dan makan dengan hikmat, sampai dari mereka melihatku.

"Eh guys! Si kampret masih hidup tuh." Freya kaget dan menunjuk ke arahku "Dia bawa temen baru tuh."

Kita semua hanya diam dan melanjutkan makan sampai selesai. Cemohan Freya masih dilanjutkan di tambah dengan cemohan dari Kathrina yang menjelek-jelekkan diriku. Aku sih diam aja, ga penting ngeladenin mereka. Setelah Freya dan Kathrina selesai dengan cemohan mereka, kita sudah selesai makan. Lalu kita semua beranjak dari kursi dan pergi meninggalkan Huntress.

Hari ini kelas terakhir di jam 1 siang dan untuk sorenya tidak ada kelas lagi. Kami langsung ke Timezone untuk main dan nongkrong. Vicky dan Dicky sedang main dance floor, aku dan Dion main virtual cop, Wira dan Kepin sedang main basket. Nongkrong ini kami tutup dengan mengopi santai di warung mang Acek.

Kami mengobrol dengan topik ringan dari awal lalu merambah ke topik yang cukup berat seperti politik dan bisnis. Kami memang kurang lebih berbicara sefrekuensi. Perkumpulan ini kami tutup di jam 00.30 pagi untuk kami pulang ke kosan masing-masing.

Namun aku merasa...Huntress akan mulai mengganggu teman-temanku. Dan termasuk aku.

##

Dion POV

Abis ngopi di warung mang Acek, kita semua bubar untuk pulang. Kalo gua tinggal jalan kaki santai aja buat pulang ke kos gua. Berjalan sekitar 5 menit aja udah berasa kayak mau ke warung depan pinggir jalan. Lalu gua melihat di depan kos gua ada mobil Honda CR-V berwarna hitam. Gua hapal banget mobil yang punya kos dan beberapa penghuni di kos ini. Ga ada satupun yang punya mobil ini.

Karena gua udah capek dan suntuk, gua ga terlalu peduliin dan gua langsung masuk kosan. Gua pikir paling itu mobil pacarnya temen kos gua, Fikri yang suka gonta-ganti cewek. Tetapi, perkiraan ini patah karena cewek itu nunggu di depan pintu kos gua. Dengan pakaian serba hitam, gua sedikit kenal dengannya sampai gua lihat wajahnya.

"Ngapain lu di kos gua, Gre?" Tanyaku.

Gracia menatap gua dengan intense sambil melipat tangannya "Lu kenapa temenan sama Reyhan?"

"Apa urusannya sama lu? Dia temen gua, kok lu yang ngatur?" Jawab gua sedikit jutek.

"Dia itu musuhnya Huntress, siapapun yang deket sama dia, juga jadi musuh Huntress juga. Lu mending menjauh dari dia." Ucap Gracia dengan percaya diri terlalu tinggi.

"Ya bodo amat lah. Ga peduli gua sama anceman elu. Mau lu orang kaya kek, duitnya banyak kek. Lagian juga duit kagak lu bawa mati ini." Jawab gua lagi dengan tegas ke anak berduit ini.

Tanpa gua peduliin cewek ini, gua buka pintu kamar kos gua untuk menaruh tas dan berganti pakaian. Bahkan, gua berganti baju dilihat oleh Gracia yang heran dengan sikap gua yang cuek dengan sekitar. Gracia terpincut dengan bentuk badan gua tanpa di sadari ole gua.

"Dion, Badan lu bagus banget. Lu rutin olahraga?" Tanya Gracia.

"Gua nge gym sama boxing." Jawab gua.

NOVUS ITERWhere stories live. Discover now