Chapter 4: ADIK KECIL

1.3K 36 2
                                    

Beberapa hari kemudian

Di jam 5 pagi ini, aku mengawali hariku dengan segelas air putih dan segelas kopi. Alasanku bangun lebih awal, karena hari ini adalah hari pertama ospek untuk mahasiswa baru. Banyak yang harus dipersiapkan untuk ospek dan semua aksesoris yang di suruh bawa juga terdengar aneh bagiku.

Tapi aku tetap mengikuti instruksi yang diberikan oleh panitia ospek kampus. Karena juga ga mau punya dan cari masalah sama senior.

"Tumben bangun pagi, Rey." Tanya Mba Feni yang berjalan dari ruang tengah dengan berpakaian camisole hitam dan celana dalam abu-abu.

"P-pagi, mba Feni." Jawabku dengan canggung "A-aku...hari ini...ada ospek, mba."

"Oohhh hari ini ospek kampus. Nervouse banget ya?"

"Uhhh...Nervous itu apa, mba?"

Feni tertawa kecil mendengar pertanyaanku "Itu artinya gugup. Kamu keliatannya gugup banget ya?"

"L-lumayan, mba."

Karena terasa canggung, aku hendak kembali ke kamarku.

"Oh Rey."

"Iya?"

"Lain kali panggilnya teh mpen aja ya? Soalnya aku ga biasa di panggil mba."

"O-ok mba-eh maksudnya teh."

"Tapi kamu sini dulu dong."

Aku menghampiri Teh Mpen, tetapi aku malah dibuat nafsu dengan pakaian terbukanya itu. Teh Mpen mengambil 2 lembar roti dan baru selesai menyeduh secangkir teh.

"Tolong buka celana kamu ya."

Telingaku seakan bermain dengan pikiranku. Karena aku baru saja mendengar perkataan teh mpen yang menyuruhku untuk membuka celanaku. Lalu, aku melihat dirinya lagi.

"B-buat apa ya, teh?" Tanyaku dengan grogi.

"Aku mau kamu pejuhin roti sama teh aku. Bisa kan?" Tanyanya dengan santai.

"Hah?! Tunggu! Tunggu! Apa maksudnya ini?! Aku ga salah dengar kan?!" Batinku yang sedikit kaget "Dia mau aku pejuhin makanan dan minumnya?!"

"Hayuk buruan...atau kamu perlu teteh bantuin ngocok?" Godanya kepadaku.

Aku heran dengan jalan pikiranku yang langsung menuruti perintahnya. Kuturunkan celana pendek dan celana dalamku sampai mata kaki. Penisku langsung terlihat dihadapannya. Tangannya mengelus pelan penisku, dan aku mulai terangsang oleh sentuhan tangan yang lembut itu. Tangan kirinya memegangi penisku sedangkan tangan kanannya mengelus dan memegang kedua buah zakarku. Penisku mulai menegang dibuatnya. Dan kesadaranku dikendalikan nafsuku lagi.

"Aduuhh...ada yang lagi morning wood nih, hehehehe." Tuturnya sambil mengocok penisku.

"Tapi kann...aahhhhh...itu gara-gara tangan tetehhh."

"Iyaa maapin teteh. Tapi teteh mau peju kamu, soalnya manis banget."

Teh mpen mulai mengocok penisku dengan kecepatan sedang. Tangannya membuatku terbuai dengan permainan tangannya yang sangat lihai.

"Oouugghhh...teteh...emangnya mau aku pejuhin?" Tanyaku sambil menahan rangsangan.

"Mau lah. Kalau kamu kuat hehehehe."

Tangannya mulai mengocok dengan kencang sampai spermaku mau keluar dari sarangnya.

"Tetehh...aauuughhhh...mau keluaarr."

Feni langsung mengambil gelas kosong dan mengarahkannya ke lubang pipisku.

"Disini keluarinnya. Isi sampe penuh ya."

NOVUS ITERWhere stories live. Discover now