Chapter 9: PRODUK ASING

1.1K 40 3
                                    

Wira POV

Nih cewek Emang bener-bener. Mentang-mentang dia itu Cici Malaysia, bisa dia beli loyalitas gua pake duit. Pemberian uang ke gua ini memang paling hina teehadap gua dan pertemanan gua dengan yang lain.

"Engga! Makasih buat tawarannya." Tolak gua ke Celine yang menawarkan uang itu.

"Apa?! You ga mau duit?! Ini uang loh. Pasti you butuh duit ini." Balas Celine.

"Sorry ya Celine. Gua emang ga kaya tapi gua punya prinsip dan loyalitas." Jawab gua "Lu mending balik aja sono."

Celine terdiam dengar perkataan dari mulut gua. Gua sih ga peduli dan langsung buka pintu kamar kos. Dan Celine masih berdiri di depan kamar kos gua sambil tangannya memeras kencang uang tersebut.

"Cel, pulang yak. Lupain aja. Ga akan gua-."

Celine mendobrak pintu kamar kos gua dengan kakinya. Membuat Wira kaget dan wanita ini dengan beraninya masuk ke dalam kamar dan menutup-kunci pintu.

"I selalu dapat yang I inginkan. Termasuk you, yang sok nolak uang dari I." Ucap Celine dengan angkuh "Emang berapa sih harga loyalitas sama prinsip you? Huh?"

Disitulah puncak emosi gua mulai naik lagi. Cewek cina ini tidak hanya kurang ajar tapi sombongnya minta ampun.

"Kurang ajar lu! Dasar!" Saat gua ingin melayangkan tamparan ke pipinya, dia seperti membatu. Tubuhnya bergetar seperti dia menahan sesuatu.

"Ayok! Tampar aku! Tampar! Aku emang pantes ga dikasihani! Ga ada yang sayang aku, kecuali Huntress!" Teriak Celine yang mulai menangis.

"Kenapa...nangis lu?" Tanyaku.

"Peduli apa you sama I?!" Geram Celine "Aku *hiks* gamau ditinggal *hiks* sama Huntress *hiks*"

Dari nadanya bicara, Celine sepertinya dulu kurang diperhatikan oleh orang terdekatnya. Nangis tersedu-sedu. Gua jadi merasa iba karena pengakuannya itu.

"Tapi lu kenapa keliatan takut di gampar?" Tanya gua.

"Karena ini." Celine buka kemeja putih dan tanktop putihnya. Tak disangka, di punggung dan bagian depannya ada luka lebam.

"Siapa yang berani lakuin ini?" Tanya gua ke Celine.

"Cowok I." Jawab Celine "Dia bilang kalo ga nurut, dia bakal siksa aku. Orang tua dia itu investor di rumah sakit orang tuaku. Makanya orang tuaku ga mau bikin cowokku kesel dan mengadu ke orang tua nya."

"Huntress lain tau soal ini?" Tanya gua lagi dengan dia menggelengkan kepalanya "Cowok lu dimana?"

"Dia lagi nyariin aku, karena aku ga ada kabar sama sekali. Aku itu nginep dari satu hotel ke hotel lain. Menghindari dia." Jelas Celine "Aku ga tau lagi harus kemana."

"Semua barang lu ada di mobil?" Celine mengangguk" Kalo gitu elu sementarabini tinggal aja sama gua sampe kita susun rencana."

Celine memberikan ekspresi kaget dari mulut gua yang ingin membantunya lepas dari genggaman cowoknya yang abusive itu.

"K-kamu mau bantu aku?" Tanya Celine yang tidak percaya dengan perkataan gua.

"Iya, gua mau bantu elu."

Mendengar itu, tangisan Celine pecah. Gua bawa dia ke pelukan gua untuk meredakan tangisannya. Gua menenangkan dirinya dan merelakan kaos gua basah dengan air matanya. Setelah dia selesai menangis, gua sarankan Celine untuk memakirkan mobilnya di rumah kosong di sebrang kosan gua. Lalu, mobilnya di tutup pakai penutup mobil dan semua tas berisikan pakaiannya gua bawa masuk. Kebetulan, lemari baju gua ada 2 jadi pakaian Celine bisa disimpan dan kopernya juga disimpan.

NOVUS ITERWhere stories live. Discover now