Chapter 5: RUTINITAS

1.4K 42 1
                                    

Dari siang sampai sore ini ku gunakan untuk membereskan semua tugas kuliah dari beberapa hari kemarin. Untunglah di hari Jumat ini, meniadakan kelas karena mereka sedang ada penelitian bersama. Saat waktu menunjukkan waktu pukul 18.15, aku teringat kalau Teh Mpen dan Ci Shani pasti sedang memasak menu makan malam ini. Setelah selesai semua tugasnya, langaung keluar dari kamar dan mengunci pintu.

"Eh Reyhan, tumben seharian di dalem kamar?" Tanya Indira.

"Aku tadi ngerjain tugas dari beberapa hari kemarin. Ini aja baru selesai." Jawabku.

Kami berdua turun ke lantai 1 menuju dapur yang dimana sudah ada penghuni lainnya. Tapi kali ini, ada 2 orang yang baru ku lihat.

"Oh iya, Rey kenalan dulu nih sama penghuni yang lain." Tutur Teh Mpen.

"Halo, aku Reyhan Arashi. Aku yang nempatin kamar 01." Ucapku.

"Hi. Nama gua Azizah Delvia. Panggil aja Zee." Tutur Zee "Gua dari jurusan Ilkom. Mau wisuda bulan ini."

"Helo. Nama gua Olivia Pascal. Gua dari jurusan sastra Jepang. Gua baru selesai sidang skripsi. Salam kenal ya, Rey." Ucap Olivia.

Setelah perkenalan, kami semua melanjutkan makan malam. Atmosfir hari ini tidaklah bedanya dengan malam-malam sebelumnya. Setelah makan, seperti biasa kita bersihkan meja makan, piring, dan dapur. Lalu, bersantai di ruang tengah.

Aku melihat Adel dan Icel sedang bermain PS4, Indira sedang cat kuku tangan dan kakinya, sedangkan Teteh dan Cici tengah mengobrol sesuatu dengan Zee dan Olivia. Dari obrolan ini, ada yang menarik perhatianku.

"Kamu yakin mau coba?" Tanya Teh Mpen.
"Iya Teh. Gua penasaran sama rasanya gimana." Jawab Zee.
"Tapi ini resikonya juga ga main-main loh. Soalnya menyangkut kamu juga." Susul Ci Shani.
"Iya. Gua udah paham sama resikoknya kok, Ci."
"Kalo kamu gimana, Liv?" Tanya Trh Mpen.
"Kalo gua...gass aja lah." Sambung Olivia.

Aku makin penasaran dengan obrolan mereka. Cuma rasanya tidak sopan sekali kalau aku tiba-tiba bertanya, jadi aku hiraukan saja dan fokus ke game yang ingin kumainkan di smartphone ku.

"Aku pulang!" Teriak seseorang dari arah pintu.

Cewek itu masuk dan bertemu kami di ruang tengah. Saat dia melihat aku, kakinya langsung berhenti.

"Eh! Ini siapa?! Penghuni baru?" Tanyanya.

"Iya mba. Nama aku Reyhan Arashi. Mahasiswa baru di jurusan Ekonomi Pembangunan. Salam kenal ya." Tuturku sambil menawarkan tangan untuk bersalaman.

"Nama gua Gita Namira. Salken." Ucap singkatnya. Lalu, Ia menaruh bungkusan plastik yang cukup besar yang berisi 3 bungkus martabak manis dan asin "Guys, ini aku di beliin sama rekan kerjaku. Dimakan ya."

Seluruh cewek berterima kasih dengan buah tangan yang dibawa oleh Gita. Gita lantas pergi ke tangga yang mungkin menuju kamarnya. Tapi aku berfikir dianadalah cewek Jakarta yang aku duga selama ini. Cuek dan dingin.

"Kanapa Rey?" Tanya Ci Shani.

"Agak cuek ya Gita itu." Jawabku.

Shani sedikit tertawa karena komenku "dia anaknya emang pendiam dan sulit berinteraksi dengan orang baru. Jadi kalau kamu di cuekin, jangan tersinggung ya. Dia anak baik kok."

Aku mengangguk mengerti dari penjelasan Ci Shani. Secara, aku tidak bisa menyalahkan Gita karena sifatnya yang dingin.

##

Setelah martabak sudah habis, mereka memetuskan untuk mengakhiri waktu santai mereka dan langsung masuk ke kamar masing-masing. Di saat, aku berjalan ke dapur, ada Olivia yang sedang mencuci piring.

NOVUS ITERWhere stories live. Discover now