Chapter 11: DOSE OF ADRENALINE

1.1K 41 9
                                    

Sekarang sudah memasuki 2 tahun aku berkuliah sambil kerja di Jakarta. Selain menjadi foto editor, video editor, dan web designer, aku sekarang merambah ke dunia reksa dana dan saham untuk menambahkan pendapatanku dan bisa membiayai kuliah serta kehidupanku di Jakarta. Aku sangat bangga dengan apa yang kuraih selama ini sampai aku bisa kirim uang ke orang tua di kampung. Bahkan sesekali aku traktir anak-anak kos untuk makan atau sekedar outing.

Dihari yang tenang dikosan, seperti biasa saat aku sedang sibuk mengetik tugas, ada saja penghuni kos yang curi kesempatan untuk menggoda bahkan memuaskan birahi mereka. Namanya juga cewek hyper sih ya. Ada-ada saja mereka yang suka tidak tahan sama nafsu mereka.

Seperti Zee yang menggodaku dengan melakukan blowjob saat aku ada tugas, dengan endingnya aku genjot dia di atas sofa sampai dia lemas untuk berdiri. 3 klamp berantai itu masih di gunakan oleh Zee saat dia sedang telanjang di kosan. Yang dimana itu dilakukan setiap hari.

Greesel menciumi tengkuk leher ku dan suka menggoda ku juga dengan bisikkannya. Akhirnya juga ku genjot dia sampai lemas. Tidak hanya itu, Greesel minta aku untuk memasangkan bola magnet diantara kedua putingnya. Magnet ini tidak perlu sampai menindik putingnya dan mudah untuk dicopot. Greesel memilih untuk memakai magnetnya setiap saat.

Adel dan Olivia biasanya menggerayangi tubuhku saat aku sedang memasak, mengerjakan tugas atau tengah bersantai. Yang aku balas dengan menggenjot memek mereka sampai lemas. Adel dan Olivia sangat suka menggunakan nipple clamp yang aku berikan kepada mereka dan dipakai setiap saat.

Ci Shani dan Teh Mpen juga menjahiliku biasanya seperti colekan, tamparan pantat, sampai memainkan penisku. Sebagai balasannya ku genjot mereka berdua sampai lemas. Mereka sering pakai nipple clamp dengan rantai. Biasanya mereka akan pasang saat di kos.

Kalau Gita sedikit awkward kepadaku. Dia sedikit lebih takut untuk mengobrol denganku dibandingkan dengan yang lain. Aku dan Gita hanya berbicara santai dan bertukar pikiran dengan isu kos, isu saat ini, sampai isu negara. Aku enjoy berbicara dengan dia....sampai aku genjot dia juga.

###

Saat selesai kuliah, seperti biasa aku sedang berkumpul dengan teman-temanku yang sekedar untuk ngopi atau ngobrol tentang kuliah ataupun pekerjaan. Dion sedang mengambil kelas ahli kepabeanan dan berharap untuk membangun perusahaan logistik bahkan ingin memiliki perusahaan pelayaran yang berkembang nanti. Gracia membantu merekomendasikan kursus ahli kepabeanan itu ke Dion.

Wira sedang mengambil kelas statistik dan perbankan. Dia juga sedang fokus mempelajari mata kuliah pengembangan bisnis. Hal ini juga di dukung oleh Celine yang juga bisa mengelola dana perusahaan yang juga memiliki koneksi dari teman-teman pebisnis di Kuala Lumpur dan Singapura.

Kalau aku sendiri ingin memiliki perkebunan rempah dan buah. Akupun juga ingin membuat perusahaan yang akan mengembangkan perkebunan tersebut dan memiliki pelanggan dari domestik maupun internasional

Namun perkumpulan ini tidak di hadiri oleh Vicky, Diki, dan Kevin. Karena mereka menghadiri perkuliahan masing-masing.

Kami mengakhiri pertemuan ini. Wira dan Dion bergegas untuk pulang sedangkan aku harus kembali ke kampus.

Saat aku selesai mengembalikan buku di perpus, aku langsung menuju arah keluar area kampus. Tapi aku merasakan panggilan alam dan pergi ke toilet untuk buang air kecil. Tiba-tiba, aku denger suara yang sangat familiar denganku.

Plok plok plok

"Aaahhhh kencengin, Dicky. Aahhh kontol lu enak banget uugghhh."
"Memek lu emng ngempot banget, Cel. Toket lu juga gede. Bisa kali gua nenen sama lu tiap hari."
"Aaahhh bisaaaa....mending abis kelas, lu abisin asi gua. Kosongin, biar tetek gua bikin lagi."
"Bener yaakk? Aaugghhh"
"Iyyaaaa....sekalian aja-"

NOVUS ITERWhere stories live. Discover now