Rented Womb 01 [HaliSol]

148 17 1
                                    

Cast: Halilintar, Solar

.

.

.

Lelaki manis yang tengah dikejar-kejar oleh para depkoleptor tersebut berlari tak tentu arah dengan wajah dan tubuh yang penuh lebam, seolah hal itu sudah biasa terjadi.

Mungkin karena ia tak melihat ke bawah, kakinya tersandung sebuah batu berukuran sedang membuatnya terjatuh, Solar yang sudah kehabisan tenaga itu hanya bisa pasrah, netra abunya melihat ke lututnya yang berdarah, lalu ia menoleh ke belakang ternyata para depkoleptor tersebut sudah hampir dekat, dan saat mereka berada di belakang Solar, ditariknya tubuh pria manis itu begitu saja, Solar yang mengalami sakit pada kakinya ia sedikit merintih, bahkan sampai meminta ampun.

Tapi para penagih hutang tersebut memang tidak punya belas kasih, mereka tetap menarik Solar, pria manis itu beradu argumen pada mereka yang membuat salah satu diantaranya ada yang geram padanya bahkan hampir menampar, entah keberuntungan darimana saat tangan besar itu hendak mengayunkan tamparan disaat itu juga ada sebuah tangan lain yang menahannya.

"Lepaskan dia." ujarnya dingin.

"Hoo, kau siapa bung? pergi dan jangan ikut campur urusan kami." salah satu depkoleptor itu maju menghampiri pria berpostur tinggi tegap itu, hendak mengayunkan pukulan, dengan cepat pria itu menghindar.

Terjadi perkelahian diantara mereka namun untungnya berhasil dilerai setelah seorang warga lain mendatangi, mereka lalu membincangkan hal ini secara baik-baik.

"Ma-maaf saya jadi merasa tidak enak...." ucap pria itu, ia melirik pada tangan orang didepannya sedikit terluka.

Dengan cekatan Solar mengobati luka ditangan pria tadi, mereka juga saling berbincang sampai tak terasa sudah menjelang sore.

"Nanti kalau saya sudah kerja akan saya ganti uangnya pak." ujar pria itu.

•°•°•

"Nak cepatlah cari pendamping, mamah dan papahmu ini sudah berusia senja, mau sampai kapan kami menunggu?gimana kalau kami meninggal lebih dulu nantinya?" ujar wanita tua itu.

Sedangkan sang anak hanya bisa diam sambil menghela nafas, sudah terbiasa dengan ucapan sang ibu.

"Belum ada yang cocok, aku tidak menemukannya."

"Makanya cari lho, anak kantormu itu atau temanmu, masa mau sampai tua hidup sendiri terus."

"Apa mau mamah jodohin sama anaknya temen mamah?"tanyanya, lantas pria itu menggeleng cepat.

"No, Hali mau cari sendiri."

Wanita itu menghela nafas pasrah, anaknya memang keras kepala.

•°•°

"Ada apa ya pak, siang-siang ke rumah saya?" tanya si pria manis itu, dia merasa heran dengan pria yang menolongnya kemarin, karena tiba-tiba saja datang menemuinya tanpa memberi tahu dahulu.

"Saya mau langsung to the point untuk uang yang kemarin lupakan saja kamu tidak perlu menggantinya, tapi saya mau buat satu perjanjian sebagai balasan lain." ujar pria itu.

"Perjanjian?apa maksud anda?"

"Orang tua saya menyuruh saya untuk cepat menikah, mereka menginginkan seorang cucu." jelas pria itu.

SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang