Kenapa harus kembali disaat aku sudah mulai tidak peduli?-WOUND WITH MEDICINE-
"Sayang ada yang dateng nih," teriak sang mamah dari bawah.
Azyla segera bangkit dari tidurnya dan berjalan untuk keluar kamar menuju lantai bawah. "Cepet banget si Radit kesini gue belom ngapa-ngapain lagi," gumam Azyla membuka pintu kamar dan-,
"BWAA"
"AYAMM-AYAMM!!" Teriak Azyla kaget reflek menoyor kepala yang mengagetkan nya.
Sedetik setelah kaget Azyla tercengang sebentar melihat siapa yang datang.
"Lo...?" celetuk Azyla menatap dari bawah keatas seperti tidak percaya siapa yang datang.
Rezya tersenyum hangat melihat ekspresi pacarnya. Ia baru sadar ternyata pacarnya ini memiliki sisi lain yang menggemaskan.
Kenapa ia baru sadar?
Azyla berdehem untuk menyesuaikan kembali suaranya. "Kamu ngapain kesini?" tanya Azyla.
"Aku kangen kamu, udah lama juga kan aku ga kesini?"
"Najong banget?" gumam Azyla dalam hati menatap jengkel pacarnya.
"Turun, aku mau ganti baju," kata Azyla lalu masuk ke kamar dan menutup pintu, tidak peduli Rezya masih ada di depan kamarnya atau tidak.
Rezya menatap pintu itu dengan tidak percaya, kenapa baru sadar bahwa Azyla sepertinya sungguh tak mengharapkan dirinya datang. Azyla berbeda. Azyla terasa asing baginya, apa karena kejadian di kantin? Namun bukankah itu hal yang sudah biasa bagi pacarnya?
Apa sekarang ia harus berhenti main-main dan fokus saja ke pacarnya? Entahlah, ia tak yakin.
Azyla menelpon Radit supaya tidak menjemputnya, bisa bahaya jika keduanya bertemu. Namun sayangnya teleponnya hanya berdering.
"Please angkat please." Azyla menggigit jempolnya cemas. Oh ayolah ia hanya takut jika nanti ada drama jika keduanya bertemu.
"SAYANGG ADA RADIT NIH"
"HAH?!!!"
-WOUND WITH MEDICINE-
Dan...
Disini lah mereka bertiga berkumpul di ruang tamu dengan atmosfer yang berbeda dari kedua sisi. Rezya yang menatap saingannya penuh kesal sedangkan Radit menatapnya santai.
"Ekhem, jadi mulai dari mana ya?" Azyla jadi merasa canggung, apalagi tiba-tiba kedua orang tuanya ikutan duduk disini.
"Ngapain lo ke rumah pacar gue?" Rezya menatap dingin Radit karena tak tahan dengan sikap santai nya yang entah kenapa membuat dirinya panas sendiri.
Radit bersedekap tangan, menatap kembali orang yang ada dihadapan nya dengan santai. "Kenapa? Emang ini rumah lo?"
"Wah kurang dihajar nih orang." Rezya spontan berdiri dan mencengkram kerah Radit.
"E-ehh jangan berantem woi," lerai Azyla menarik Rezya agar duduk lagi ke tempat semula sedangkan kedua orang tuanya hanya menikmati suasana ini.
"Kata kamu siapa yang menang dapetin hati anak kita?" bisik Dafit--Papa Azyla.
Maya--Mamah Azyla mendekati suaminya lalu ikut berbisik. "Kata aku Radit sih, soalnya kepribadian nya santai. Aku suka."
"Kamu ga malu berantem pas ada orang tua aku?" bisik Azyla mencubit lengan pacarnya agar sadar bahwa masih ada kedua orang tuanya yang sedang memperhatikan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wound With Medicine
Teen Fiction"Jangan pergi, ayo bertahan terus kita bikin Happy Ending Zy" Memang untuk apa mempertahankan kisah toxic ini? Apa yang diharapkan dari hubungan saling menyakiti? Tidak, hubungan ini hanya menyakiti satu pihak. "Konyol, ada saatnya gue udah cape per...