Arjuna, seorang remaja yang memiliki ketertarikan mendalam terhadap buku-buku sejarah, tidak pernah menduga bahwa suatu hari, kehidupannya akan berubah drastis. Selama perjalanan ke gunung bersama teman-teman SMA-nya, Arjuna secara tidak sengaja mem...
Dalam dunia sihir, dijelaskan bahwa sihir berasal dari alam. Oleh karena itu, sihir memiliki empat elemen dasar yang membentuk alam semesta: tanah, air, angin, dan api. Keempat elemen ini bersatu padu, menciptakan keseimbangan yang sempurna hingga Tuhan mengucapkan mantra JADILAH. Dengan itu, semua elemen merajut menjadi planet-planet, bintang-bintang, dan ciptaan-Nya yang lain untuk mengisi luasnya alam semesta ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Manusia sendiri tercipta dari tanah, namun tubuhnya didominasi oleh cairan, menghirup udara, dan menghasilkan panas melalui organ-organ tubuhnya. Seluruh proses ini berirama dalam harmoni empat elemen, membentuk keseimbangan sempurna dalam tubuh manusia. Dengan demikian, pada hakikatnya, manusia adalah manifestasi dari sihir itu sendiri.
Selain empat elemen tersebut, terdapat dua elemen lain yang membentuk alam semesta, yaitu cahaya dan kegelapan. Berbeda dari empat elemen awal, cahaya dan kegelapan memiliki sifat yang lebih purba dan melampaui elemen-elemen lainnya. Cahaya dan kegelapan mengisi seluruh ruang, namun kedua elemen ini tidak pernah bisa menyatu, berbeda dengan empat elemen yang dapat bersatu padu.
Penyihir yang mewarisi elemen cahaya dan kegelapan sangat langka. Sihir cahaya bersifat cepat, tenang, dan panas, sedangkan sihir kegelapan kuat dan Merusak. Penyihir yang memiliki anugerah sihir cahaya dan kegelapan biasanya menjadi sosok yang luar biasa. Salah satu contohnya adalah Master Augus, pencipta sub-ruang dengan sihir cahayanya, yang telah membimbing banyak penyihir dalam membangun kembali dunia sihir yang runtuh. Pertempuran antara penyihir cahaya dan penyihir kegelapan yang paling legendaris adalah antara Syekh Subakir melawan Ki Semar.
Master Alait berkata untuk terakhir kalinya sebelum keluar dari kelas, "Entah kalian merasa terbebani oleh tanggung jawab besar ini atau tidak, kalian semua harus menyerahkan jiwa dan raga untuk mempelajari sihir. Karena sihir bukan hanya tentang kekuatan, tetapi juga cara mencintai alam, mempelajari budaya, dan memahami asal-usul diri kita. Jangan pernah merasa kecil hati. Setiap kekuatan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing."
Kemudian, ia menatap Siti dengan lembut namun tegas, "Dan kamu, Siti, kamu memiliki sihir yang sangat istimewa. Dari seribu gen penyihir, hanya satu yang memiliki sihir kegelapan. Gunakanlah dengan bijak. Ingat, sihir kegelapan belum tentu jahat. Kamu harus mampu mengendalikannya agar tidak menjadi bahaya bagi dirimu sendiri atau orang lain."
Master Alait berpamitan kepada para siswa, "Pelajaran selanjutnya adalah pelajaran mengasah fisik," ucapnya singkat. Sebelum pergi, ia berpesan, "Jangan membuat guru ini marah, atau kalian akan tahu akibatnya. Dia terkenal sebagai guru yang tanpa ampun dan tanpa belas kasihan." Setelah itu, Master Alait meninggalkan ruangan dalam kesunyian.
Pesan singkat itu justru membuatku khawatir. Meskipun aku terbiasa dengan aktivitas fisik, karena setiap hari aku bersepeda menuju sekolah dengan rute menanjak—rumahku berada di daerah pegunungan—namun tubuhku tidak terlalu atletis. Jika dibandingkan dengan Agus, teman dekatku yang duduk di sampingku, aku jelas kalah jauh. Aku pun berkata padanya, "Kamu kan jago dalam urusan fisik begini. Bagi tips dong biar bisa punya badan kekar seperti kamu."
